Monday, May 17, 2010

Secuil tentang Produk Susu Sapi

Secuil tentang Produk Susu Sapi

Published by Lita January 16th, 2007

Kali ini mau menebus janji untuk menulis tentang susu. Sesedikit yang saya tahu. Selamat membaca.

Per kata, susu adalah makanan cair yang diproduksi oleh kelenjar susu mamalia betina. Dalam istilah, kata susu juga digunakan untuk cairan pengganti susu (nah lho!) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya susu kedelai (atau /coconut milk/ dalam perbendaharaan istilah bahasa Inggris).

Sedangkan definisi susu secara kimiawi adalah emulsi campuran zat yang tidak saling larut) butiran lemak dalam cairan berbahan dasar air. Dalam kata lain, kandungan terbesar susu adalah air dan lemak.

Susu mentah

Susu mentah adalah *susu yang tidak diproses*, baik pasteurisasi (pemanasan) maupun homogenisasi (perlakuan tekanan udara terhadap susu untuk mencegah krim terpisah dari cairan) sebelum dikonsumsi oleh manusia. Rasanya berbeda dibandingkan dengan susu yang diproses, begitu juga dengan kemudahan cernanya.

Tidak ada kesepakatan yang definitif apakah susu mentah lebih menyehatkan dibandingkan dengan susu yang diproses lebih dulu. Yang pasti, susu mentah *lebih berisiko* menyebabkan penyakit akibat
kemungkinan hadirnya mikroorganisme patogen.

Sanitasi dapat mencegah kontaminasi sebisa mungkin. Tapi memastikan matinya kontaminan patogen *lebih penting* daripada menjunjung selisih nutrisi antara susu mentah dan susu terproses. Lagipula, susu *bukan makanan utama* manusia (kecuali pada 1 tahun pertama kehidupan). Bagian besar nutrisi anda diperoleh dari makanan dengan pola konsumsi yang sesuai piramida makanan.

Di artikel ini dijelaskan mengapa susu segar mentah memiliki segala keuntungan dibandingkan dengan susu segar yang diproses, khususnya pasteurisasi. Jika ingin membacanya, harap diingat bahwa tulisan tersebut dibuat tahun *1938* saat teknologi
pasteurisasi masih sangat terbatas, jadi mungkin *tidak* lagi s*epenuhnya berlaku* saat ini.

Pihak yang *mendukung* konsumsi susu mentah misalnya Realmilk (sumber artikel yang saya sebut di paragraf sebelum ini). Para pendukung susu mentah punya segala alasan untuk mengatakan bahwa susu mentah adalah yang terbaik. Mereka bahkan mengklaim bahwa anak sapi yang diberi susu pasteurisasi akan mati sebelum dewasa. Mereka percaya:

* Pasteurisasi membunuh sebagian besar (jika tidak semua) mikroorganisme alami (termasuk yang menguntungkan karena membantu proses pencernaan dan
metabolisme susu) dan merusak banyak kandungan nutrisi.

* Bakteri baik (probiotik /pasti pernah denger dong di iklan?/ :mrgreen: ) meningkatkan kesehatan dengan cara menekan jumlah bakteri jahat dan membantu mencegah pertumbuhan ragi di usus, misalnya Candida


* Pasteurisasi menghancurkan enzim yang membantu proses pencernaan. Laktase adalah enzim yang diproduksi oleh bakteri yang terdapat pada susu mentah -yang tidak dipasteurisasi- yang membantu pencernaan gula susu (laktosa ), sehingga segelintir 'penderita' intoleransi laktosa
dapat mengonsumsi produk susu non-pasteurisasi.

* Pada /whole milk/ (maksudnya, susu yang utuh dengan segala apapun yang ada secara alami di dalamnya) dan percaya bahwa lemak dalam susu mentah dapat meningkatkan kesehatan.

Membeli susu langsung dari peternakan dapat (sekali lagi: /dapat/! *tidak* harus berarti '/selalu/') berarti mendapatkan susu yang usianya baru beberapa menit, atau maksimal jam, yang jika didinginkan dengan layak dapat bertahan selama 8 hari. Berlawanan dengan kebanyakan susu pasteurisasi yang dijual di supermarket, yang berumur 5-6 hari.

Pihak yang *menentang* konsumsi susu mentah misalnya adalah US-FDA. Berikut adalah penggalan dari artikelnya (FDA Consumer magazine, September-October 2004 Issue ):

Meminum susu mentah atau produk-susu dalam keadaan mentah adalah seperti "bermain rolet Rusia
(berjudi) dengan kesehatan anda," ujar John Sheehan, direktur Divisi Keamanan Produk Susu dan Telur di FDA. "Kami mendapati sejumlah kasus kejadian
penyakit yang menular lewat makanan setiap tahunnya yang berkaitan dengan konsumsi susu mentah."

Pada tahun 2001, lebih dari 300 orang di Amerika Serikat jatuh sakit setelah minum susu mentah atau makan keju yang dibuat dari susu mentah. Sedangkan pada tahun 2002, hampir 200 orang sakit akibat hal yang sama, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC , Centers for Disease Control and Prevention).

Susu mentah dapat menjadi *inang bagi organisme patogen* (penyebab penyakit), seperti bakteri /campylobacter/, /escherichia/, /listeria/, /salmonella/, /yersinia/, dan /brucella/. Gejala umum
dari penyakit yang bersumber dari makanan (yang mengandung bakteri-bakteri tersebut) adalah diare, kram perut, demam, sakit kepala, muntah-muntah, dan lemas.

Kebanyakan orang yang sehat, pulih dari penyakit yang bersumber dari makanan dalam waktu singkat, tapi beberapa orang dapat mengalami sekumpulan gejala yang sifatnya kronis, parah, atau bahkan mengancam jiwa.

Orang-orang dengan kekebalan tubuh yang (me)lemah, misalnya manula, anak-anak, dan yang mengalami penyakit atau dalam kondisi tertentu, paling berisiko terhadap infeksi patogen yang mungkin terdapat dalam susu mentah.

Pada ibu hamil, penyakit yang disebabkan oleh /Listeria monocytogenes/ dapat mengakibatkan keguguran, kematian janin, atau bayi-baru-lahir yang sakit atau mati. Sedangkan infeksi yang
disebabkan oleh /Escherichia coli /bisa menyebabkan sindrom hemolytic uremic, suatu kondisi yang dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian.

Beberapa penyakit yang dapat dicegah oleh proses pasteurisasi adalah tuberkulosis, diphteri, polio, salmonelosis, radang tenggorokan (bakterial), demam scarlet, dan tipus.


Susu segar

Jenis susu ini hanya sedikit berbeda dengan susu mentah. Susu mentah pasti ™ tidak diproses. Sedangkan susu segar (yang diedarkan oleh penjual berkendara motor dengan tabung sebesar tabung gas, misalnya) sebagian ada yang sudah dipasteurisasi dulu di peternakan.

Karena itu, saya cenderung pada pengertian bahwa susu segar adalah '/whole milk/', susu hasil perahan yang *tidak ditambahkan apa-apa* dan *tidak mengalami proses yang mengubah bentuknya*.

Untuk tahu apakah susu segar berstatus mentah atau dipasteurisasi lebih dulu, tanyakan pada penjualnya.

Sayangnya, karena susu segar juga ada yang tidak berlabel (hanya berjudul 'susu segar'), kita tidak bisa tahu apakah susu ditambahi air, vitamin, pengawet, perasa, diproses dulu, atau sudah diskim (diambil lemak susunya). Ada baiknya untuk hanya membeli susu segar dari produsen, pengedar atau pengecer yang sudah anda kenal baik dan dipercaya.


Susu pasteurisasi

Pasteurisasi adalah proses memanaskan makanan dengan tujuan *membunuh organisme patogen (dapat menyebabkan penyakit) seperti bakteri virus, protozoa , jamur
(kapang), dan ragi.

Tidak seperti sterilisasi
yang mematikan semua mikroorganisme baik yang patogen maupun
yang menguntungkan. Pasteurisasi *mengurangi* jumlah mikroorganisme hidup hingga *tidak lagi berisiko menyebabkan penyakit* (dengan asumsi produk yang telah dipasteurisasi disimpan dalam keadaan dingin dan dikonsumsi sebelum tanggal kadaluarsa).

Segolongan orang berpendapat bahwa kasein
dalam susu pasteurisasi telah berubah menjadi beta-casomorphin-
, yang diduga ada hubungannya dengan autisme. Argumentasi ini didasarkan pada *pengetahuan yang kurang layak* tentang pencernaan kasein.

Yang mengubah kasein menjadi casomorphin adalah sistem pencernaan manusia, *bukan* proses pasteurisasi susu. Dengan demikian sumber kasein, apapun bentuknya (susu pasteurisasi, keju, yogurt, dan lain-lain), hasil cernanya tetap sama.

Sebagai tambahan, kasein tidak terdegradasi pada temperatur proses pasteurisasi, tapi terkoagulasi (tergumpalkan) pada saat dididihkan. Ini menjelaskan mengapa susu yang dididihkan memiliki konsistensi
(penampakan 'kesatuan bentuk') yang berbeda. Dan karena itulah, *sebaiknya susu tidak dididihkan*.

/Untuk definisi pendidihan sendiri, sila simak boiling
agar *tidak rancu* dengan pernyataan 'kalau begitu saat susu dipanaskan dengan pasteurisasi atau UHT maka kaseinnya rusak, karena susunya dididihkan'./


Susu UHT (Ultra-High Temperature processing)

Susu UHT
tidak berbeda jauh dengan susu pasteurisasi. Sama-sama dengan panas (tapi temperaturnya berbeda), sama-sama memperhitungkan waktu pemanasan, yang keduanya bertujuan untuk meminimasi mikroorganisme patogen namun tetap
menjaga keutuhan kandungan gizi (kerusakan sesedikit mungkin).

Bedanya dengan pasteurisasi, UHT *membunuh semua mikroorganisme*. Karena itu, susu UHT dikenal juga dengan sebutan *susu steril*.

Susu PasteurisasiSusu Pasteurisasi


Membedakan produk susu pasteurisasi dan susu UHT

Kemasan

Susu pasteurisasi biasanya dikemas dalam kotak karton dengan *bagian atas menyerupai bentuk atap rumah* (limas segiempat). Dulu untuk membuka kemasan harus dengan merobeknya (*sistem cubit-tarik, /pinch-pull/*). Sekarang kebanyakan sudah memakai *tutup berulir*, mirip tutup botol sirup.

Sedangkan kemasan susu UHT biasanya berbentuk balok dengan *bagian atas mendatar*. Dulu untuk membuka kemasan, bagian tepi atas kotak harus ditarik lalu digunting. Sekarang kebanyakan sudah memakai tutup */flip-top/*, dengan segel dalam berupa lembaran alumunium.

/Update 12 Maret 2007/

/Sekarang sudah ada beberapa merek susu UHT dengan kemasan kantong (biasa disebut susu bantal) dan botol (kecil maupun besar, biasanya botolnya punya lekuk supaya mudah digenggam). Perlakuannya tetap sama dengan susu UHT kemasan kotak./


Tempat penyimpanan

Susu pasteurisasi HARUS disimpan di *lemari pendingin*. Tak ada pilihan lain. Dengan begitu anda tak akan menemukannya di rak biasa (tak berpendingin) bersama produk minuman atau susu lain.

Sedangkan susu UHT dapat disimpan di *rak biasa atau lemari pendingin*. Umumnya di rak biasa, demi penghematan. Dan kalau ada yang diletakkan di lemari pendingin, itu adalah layanan ekstra untuk pelanggan yang suka produk dingin.


Shelf-life

Umur simpan susu pasteurisasi *maksimal 1 minggu* terhitung sejak tanggal produksi. Catatan penting, umur simpan ini dipengaruhi oleh temperatur penyimpanan (biasanya tertera di kemasan). Dengan begitu, semakin tinggi temperatur penyimpanan, semakin singkat umur simpannya (mencapai beberapa jam saja).

Umur simpan susu UHT bisa *mencapai 6 bulan hingga 1 tahun* terhitung sejak tanggal produksi, tergantung proses dan produsennya. Dengan catatan, jika sudah dibuka, maka umur simpan (yang berbulan-bulan itu) tidak berlaku lagi dan sisa susu (jika tidak langsung habis diminum) harus disimpan di lemari pendingin.

Kenapa umur simpannya berbeda? Karena perlakuan proses kedua jenis susu tersebut berbeda. /Lihat lagi penjelasan sebelumnya tentang susu UHT/.


Merek

Ini memang hanya dapat anda 'kuasai' jika sangat terbiasa dan teratur menyambangi supermarket serta pengamat-produk yang jeli.

Beberapa produsen hanya membuat susu pasteurisasi dan tidak membuat susu UHT (misalnya merek D*amond). Begitu juga sebaliknya, ada pula yang hanya membuat susu UHT dan tidak memproduksi susu pasteurisasi (misalnya merek U*tra). Ada pula yang membuat keduanya, seperti I*domilk.


Label

Jika anda merasa tidak yakin, *cermati labelnya*. Ada merek susu UHT terkenal yang ternyata tidak mencantumkan bahwa produk tersebut diproses secara UHT (misalnya U*tra). Tapi tanggal kadaluarsanya jelas 'berkata' bahwa susu tersebut adalah susu UHT (karena berlaku setahun).

Sedangkan produk susu pasteurisasi setidaknya punya keterangan penyimpanan (temperatur versus waktu) berupa diagram atau tabel sederhana.


Susu bubuk

Susu bubuk dibuat dari padatan susu yang dikeringkan. Cukup menarik untuk diketahui bahwa susu bubuk banyak ditemukan di negara-negara berkembang akibat biaya transportasi dan penyimpanan yang lebih murah (karena tidak memerlukan pendinginan) dibandingkan jenis susu yang disebutkan sebelum ini.

*/Hoho… jadi jelas bahwa bentuk susu bukanlah lambang kemakmuran, seperti mungkin disangka *sebagian* orang bahwa susu bubuk lebih baik, lebih bergizi, lebih higinis, dan (yang paling gak penting) lebih bergengsi (iye soale harganya -kebanyakan- lebih mahal, terutama jika dikeluarkan produsen semacam Wy*th)/*

*Semakin panjang proses, semakin banyak nutrisi yang rusak/hilang*. Dan tentu saja proses dari susu segar hingga susu bubuk memiliki tahap yang lebih banyak daripada susu yang 'hanya' dipasteurisasi atau diproses secara UHT. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa susu bubuk ada di bagian bawah 'rantai kualitas' produk susu.

Untuk mengatasi kehilangan nutrisi, produsen susu bubuk lalu menambahkan (/fortify/) berbagai vitamin, mineral, dan apapun itu (dari yang penting sampai yang belum ketahuan penting/tidaknya) ke dalam produk susunya. *Dikurangi, lalu ditambal, kemudian dijual dengan iklan 'diperkuat dengan A, B, C'*. Begitu kira-kira.

Demikian sekilas dari saya. Mohon bantu saya melengkapi.

Beberapa taut sumber:

* Sejarah, konsumsi, produksi, dan komposisi susu
(sayang
Indonesia tidak masuk daftar; data terbaru tahun 2004)
* Standar konstruksi peternakan

* Got milk? Make sure it's pasteurized
.
* Food labeling
dengan pembaruan pada
label yang mencantumkan trans-fat (hiks, baru diberlakukan *penuh*
di negara maju).
* Susu organik lebih menyehatkan? Jangan langsung percaya!

* Organized organic crime
. Sisi gelap
perjuangan menuju 100% organik. Ouch.
* Milk is milk . The simple truth. Blognya
di sini .

Sumber :
http://lita.inirumahku.com/health/lita/secuil-tentang-produk-susu-sapi/

Monday, May 10, 2010

Apakah Balita Perlu Susu Formula Lanjutan?

Semoga artikel ini berguna dan bermanfaat...hayo ibu-ibu, kita gulirkan bola salju itu semoga semakin membesar dan membesar....


*JAKARTA, KOMPAS.com —* Pemberian air susu ibu (ASI) selama dua tahun
merupakan pondasi terbaik untuk kesehatan bayi. Enzim-enzim yang
terdapat dalam air susu ibu (ASI) sangat dibutuhkan bayi, khususnya
dalam dua tahun pertama perkembangannya..

Namun, setelah si kecil berusia di atas dua tahun, susu apa yang harus
diberikan setelah ASI? Saat ini makin banyak pilihan produk dan merek
susu formula lanjutan untuk bayi berusia di atas satu tahun. Meski
begitu, sebaiknya orangtua harus ekstra hati-hati saat hendak memutuskan
memilih susu formula lanjutan.

Menurut dr Asti Purborini, Sp A, dari Perkumpulan Perinatologi Indonesia
Pusat, orangtua sebaiknya meneliti faktor keamanan pangan dari produk
susu. "Sebaiknya pilih produk aman, misalnya yang tidak mengandung bahan
pengawet. Karena itu, kalau untuk susu, pilihannya adalah susu segar
atau susu UHT (/ultra high temperature/) dan pasteurisasi," katanya.
Selain bebas pengawet, produk susu segar juga lebih murah.

Belajar dari kasus pencemaran susu, baik oleh bakteri /enterobacter
sakazaki/ maupun melamin, penting dipahami oleh para orangtua bahwa susu
formula bayi bukanlah produk yang 100 persen steril. Karena itu, dalam
penggunaan dan penyimpanannya diperlukan perhatian khusus.

Untuk anak berusia dua tahun, pemenuhan gizi anak sebenarnya bisa
dioptimalkan lewat pemberian makanan seimbang. "Berikan anak makanan
yang mengandung karbohidrat, vitamin, protein, dan mineral," kata Ida
Ruslita Amir, SKM, M Kes, dari Persatuan Gizi Indonesia saat ditemui di
acara peluncuran Silaturahmi Ramadhan yang diadakan oleh Frisian Flag,
beberapa waktu lalu.

"Dalam piramida makanan yang dikeluarkan oleh WHO, susu adalah
penyempurna. Jumlah yang dibutuhkan pun lebih kecil dibanding sayuran
atau karbohidrat," papar Rini saat dihubungi *Kompas.com*. Karena itu,
menurut Rini, orangtua tak perlu khawatir bila anak tak mau minum susu
selama kebutuhan nutrisinya sudah terpenuhi dari makanan.

"Ibu-ibu zaman sekarang lebih panik bila anaknya tak mau minum susu,
tapi tenang-tenang saja kalau anaknya susah makan sayur," kata Rini.
Mengenai pemberian makanan kepada anak, Rini menyarankan agar para ibu
membuat makanan sendiri. Selain lebih sehat, bergizi, dan higienis,
tentu saja harganya lebih murah ketimbang membeli makanan instan buatan
pabrik.

http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/09/08/11392826/apakah.balita.perlu.susu.formula.lanjutan

Stok ASIP siap minum
Sebelumnya botol di rendam dalam air hangat agar ASIP beku mencair
Kalau terpaksa memberikan via botol susu, jangan lupa moms...pilih yg BPA Free ya....

Thursday, May 6, 2010

menyusui bayi kembar

Menyusui Bayi Kembar

Anda baru saja melahirkan bayi kembar? Selamat ya!

Nah, berikut ini kami tuliskan 5 hal penting yang sering ditanyakan oleh orang tua berkaitan dengan menyusui bayi kembar…

Ya, ASI Anda Cukup!

Secara teori, produksi ASI Anda dipengaruhi oleh “permintaan”. Jika Anda memiliki 3 bayi pun, insya Allah produksi ASI Anda akan mengikuti permintaan ketiganya… Namun begitu, Anda tetap harus memngkonsumsi makanan yang bergizi - protein, buah-buahan serta sayuran. Anda juga memerlukan asupan kalori dan cairan yang lebih dibandingkan ibu yang menyusui 1 bayi.

Susui Mereka Secara Bersamaan

Hampir semua ahli menganjurkan agar Anda menyusui bayi kembar Anda secara berbarengan. Kalau tidak, Anda bisa bayangkan betapa lelahnya jika harus menyusui bayi yang lain setelah selesai menyusui yang pertama! Ada 2 posisi yang sering digunakan untuk melakukannya:

- Posisi di bawah ketiak

- Posisi mengayun

Anda bisa menyusui keduanya dengan menggendong mereka masing-masing pada ketiak Anda, dengan posisi bayi agak tegak. Gunakan bantal untuk membantu. Atau, Anda juga bisa menyusui mereka dengan posisi seperti mengayun, di mana posisi bayi lebih rebah dan mereka bersilangan satu sama lain. Terkadang ada ibu yang mengkombinasikan kedua posisi ini. Yang jelas, temukan yang nyaman untuk Anda dan mereka…

Gilirkan

Gilirkan bayi Anda, jangan membiarkan mereka untuk menyusu dari payudara sisi yang itu-itu terus. Hal ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan pemberian ASI untuk kedua bayi Anda, sekaligus menyeimbangkan produksi ASI kedua payudara. Jika misalnya salah satu bayi kembar Anda lebih kuat menyusu, dengan menggilir seperti ini, produksi ASI Anda akan seimbang.

Bantu dengan Susu Formula Jika Diperlukan

Ini diperlukan, terutama jika Anda memiliki kembar 3 atau lebih. Jika Anda memiliki bayi kembar 3 misalnya, maka Anda bisa menyusui mereka secara berbarengan dengan cara memberikan ASI kepada yang 2 dan memberikan susu formula pada saat yang sama pada yang satunya. Terus pergilirkan “jatah” ketiganya, sehingga setiap bayi memperoleh banyak ASI dan sedikit susu formula.

Bantuan Orang Lain

Anda akan sangat lelah pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan bayi kembar. Oleh karena itu, libatkan orang-orang terdekat Anda untuk membantu pekerjaan Anda, apa yang mereka bisa. Sebagai contoh, Anda bisa memompa ASI Anda dan menyimpannya di lemari pendingin. Setiap kali bayi ANda terbangun di malam hari, Anda bisa meminta tolong suami Anda atau anggota keluarga yang lain untuk memberikannya kepada si kecil.

Sukses ya merawat si kembar!

Wednesday, May 5, 2010

tata laksana proses kelahiran dan perawatan bayi baru lahir

Surat saya dapatkan dari Yayasan Orangtua Peduli (YOP) saat saya mengikuti KLASI dan PESAT 9 saat persiapan kehamilan thn 2008, dan saya berhasil melakukannya saat melahirkan anak kedua thn 2009, Alhamdulillah...

===============================================================

TATA LAKSANA
PROSES KELAHIRAN
DAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
YANG KAMI INGINKAN


PROSES KELAHIRAN

NORMAL
Proses Kelahiran bayi kami harap dapat dilakukan sealami mungkin. Apabila dibutuhkan Induksi, Pengguntingan, Vakum, harus dengan sepersetujuan Kami dan hanya demi keselamatan bayi dan Ibu.

Apabila terjadi kondisi yang membahayakan kesehatan ibu dan janin dan kelahiran dengan proses caesar adalah yang terbaik maka Kami bersedia melakukan proses kelahiran dengan bantuan termasuk operasi caesar. Namun kami tetap ingin melaksanakan proses Inisiasi Menyusu Dini

BATASAN KONDISI BAYI
Kami sadar bahwa, Proses Kelahiran yang kami inginkan hanya dapat dilaksanakan apabila bayi dalam kondisi berikut:
1. bayi baru lahir cukup bulan atau hampir cukup bulan (>35 minggu),
2. berat lahir ≥ 2000 gram
3. Bayi didiagnosa Normal
a. langsung menangis saat lahir
b. seluruh tubuhnya tampak kemerahan, tidak pucat dan tidak biru
c. gerakannya aktif
d. refleks hisap menyusu kuat
4. tidak ada tanda tanda patologi, sejak kelahiran sampai dipulangkan ke rumah.

TATALAKSANA BAYI BARU LAHIR DAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG BERSALIN:
Segera setelah Bayi lahir, kami ingin:
1. Bayi diletakkan di Perut Ibu kemudian dilakukan pemotogan Tali Pusat
2. Bayi dikeringkan dengan handuk kering dan hangat tanpa menghilangkan serviks, serta tangan bayi tetap dibiarkan basah dengan air ketuban. Bersamaan dengan ini Perut Ibu dikeringkan juga.
3. Bayi segera diletakkan di dada dan atau perut ibu
o Bayi boleh memakai topi di kepalanya (bila ada)
o Bayi diselimuti hangat untuk mencegah kehilangan panas tubuh (bukan dibedong hanya dilapisi selimut di punggungnya).
o Biarkan Bayi menjalani proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tanpa ada batasan waktu. Kami mengerti dibutuhkannya kesabaran karena akan terjadi proses sebagai berikut
Pada menit - menit awal Bayi akan tampak tidur
Kemudian bayi akan bergerak dengan tangan memijat
Kemudian bayi akan mengeluarkan air liur
Kemudian bayi akan menemukan puting ibu
Biarkan bayi menyusu sampai berhenti sendiri
Yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar (+/- 1 jam)
o Bagi Penganut Agama Islam dapat melakukan proses pembacaan Adzan dan Iqomah ketika bayi di perut Ibu saat menjalani proses IMD.
o Setelah proses IMD selesai, bayi dapat dibawa ke kamar bayi.
o Apabila proses IMD belum selesai, namun ruang bersalin sudah hendak dipakai, mohon bayi tetap dibiarkan di dada Ibu dan secara bersamaan bayi dan ibu dipindahkan ke kamar perawatan untuk melanjutkan proses inisiasi menyusu dini.
o Apabila bayi dirasa perlu diberi kehangatan maka tetap diletakkan di dada ibu karena Dada Ibu dapat menyesuaikan temperatur yang dibutuhkan bayi dan dapat menghindari dari resiko hipoglikemia
o Dalam hal persalinan melalui proses caesar, kami meminta Suami dan pendamping tetap dapat mendampingi dan penyesuaian pemasangan beberapa alat yang biasa dipasangkan pada dada, dipindahkan ke bagian belakang atau punggung, sehingga proses IMD dapat lebih mudah dilaksanakan.


TATALAKSANA PERAWATAN BAYI DI RUANGAN
1. Setelah IMD selesai, kami mengijinkan bayi di bawa ke kamar bayi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dan pencatatan, pemberian vit K1 injeksi IM dosis 1 mg, pemberian salep mata antibiotik dan imunisasi hepatitis B dalam waktu 12 jam pertama setelah lahir. Kami mohon salah satu dari kami boleh mendampingi proses ini.
2. untuk perawatan Tali pusat, kami mohon cukup dibersihkan dan biarkan terbuka (tidak dibungkus apapun kecuali ada infeksi).
3. Kami mohon hasil pemeriksaan:
o Golongan darah (diambil dari darah tali pusat di kamar bersalin)
o Ensim G6PD
o TSH neonatus dan FT4
o Kapan keluarnya mekonium
Dicatat dan diberitahukan kepada kami.
4. Mohon Bayi tidak diberikan kosmetik apapun termasuk bedak, lotion, minyak telon.
5. Apabila bayi tampak ingin menyusu, mohon proses ditunda dan segera berikan ke Ibu.
6. Kami ingin bersama bayi kami menjalani rawat gabung 24 jam kecuali pada jam besuk kami akan memberitahukan pihak kamar bayi
7. kami ingin Bayi mendapatkan ASI eksklusif, untuk itu mohon tidak ada pemberian susu formula, dextrosa dll meski ASI belum keluar sampai 72 jam. Cukup bantu kami terus memantau kondisi umumnya.

TATALAKSANA PERAWATAN RAWAT GABUNG 24 JAM
Dalam Rawat Gabung 24 jam, kami mohon suster kamar perawatan membantu dan mendukung ibu untuk mengetahui dan melaksanakan cara:
1. menyusui yang tepat
2. perawatan dan memandikan bayi
3. cara perawatan payudara.
Prosedur sebagai berikut tetap dijalankan dan diberitahukan kepada kami
1. penimbangan bayi setiap hari.
2. Pemeriksaan bilirubin hanya dilakukan bila
a. bayi tampak kuning di usia 24 jam pertama, atau bayi tampak kuning sekali atau letargis (meski usianya sudah lebih dari 24 jam).
b. ada kecurigaan sepsis

TATALAKSANA KEPULANGAN DARI RUMAH SAKIT
1. Sebelum pulang, kami ingin bayi kami diberikan imunisasi BCG dan Polio
2. Sebelum pulang, ajari ibu cara merawat dirinya dan bayinya. Buatkan perjanjian kontrol.
3. kami diberitahu kan tanda-tanda kapan harus segera menghubungi dokter.


ALASAN PEMBERIAN IMD
WHO, WABA, UNICEF merekomendasikan Pemberian ASI dalam waktu 1 jam kelahiran untuk dapat menyelamatkan lebih dari 1 juta bayi

ALASAN PEMBERIAN IMUNISASI HEP B DALAM 12 JAM KELAHIRAN
Karena Negara Indonesia menurut WHO, CDC, dan IDAI terbukti merupakan negara endemis pengidap Hepatitis B. Oleh karenya meskipun Orangtua bayi bukan pengidap Hep B, kemungkinan tertular sangat tinggi. Imunisasi segera setelah bayi lahir dapat memberikan perlindungan pencegahan
Apabila Orangtua Bayi pengidap Hep B, maka segera berikan juga Vaksin Immunoglobulin secara simultan.

Referensi
1. http://www.ncirs.usyd.edu.au/facts/hepb_brochure.pdf
2. http://www.idai.or.id/jadwal.htm
3. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs204/en/


ALASAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG DAN POLIO SAAT KEPULANGAN
Karena Negara Indonesia menurut WHO, CDC, dan IDAI terbukti merupakan negara endemis pengidap TBC dan Polio.

ALASAN PEMERIKSAAN BILIRUBIN HANYA APABILA ADA TANDA-TANDA BAYI KUNING SAJA

Tujuan :
Mengurangi frekuensi dari hyperbilirubinemia yang parah dan bilirubin ecephalopathy serta meminimalkan resiko yang tidak diharapkan seperti kekhawatiran, menurunnya pemberian ASI serta biaya yang tidak perlu.
Petugas medis harus memonitor perkembangan kuning secara rutin bayi baru lahir minimal setiap 9~ 12 jam sekali. Pemeriksaan bilirubin dilakukan jika :

1.Bayi tampak kuning pada usia 24 jam pertama.
Kuning yang terjadi sebelum 24 jam dikategorikan sebagai patologis dan perlu observasi dan treatment lebih lanjut. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur TcB ( Transcutaneous bilirubin dan atau TSB ( Total serum bilirubin ), golongan darah ibu dan anak, Coombs’.

2. Bayi tampak sangat kuning dan atau kuning sangat progresif
Perlu tidaknya pengukuran ulang Tcb atau TSB tergantung pada usia kelahiran dan tingkat bilirubin.















Estimasi visual tingkat bilirubin dapat memberikan hasil yang keliru terhadap derajat kuning khususnya pada bayi berkulit gelap.

3. Ada kecurigaan sepsis
Jika bilirubin direct meningkat, perlu dilakukan test dan kultur urine. Test tambahan lainnya perlu dilakukan jika ada indikasi secara historis maupun berdasar pemeriksaan fisik.

4. Ada kecurigaan hemolisis
Hemolisis adalah proses pemecahan sel darah merah yang abnormal
Pengukuran dari ETCOc ¬¬memberikan hasil tingkat heme catabolime dan tingkat produksi bilirubin. Nilai ETCOc dapat mengindikasikan apakah peningkatan bilirubin produksi bilirubin memberi kontribusi pada hiperbilirubinemia.


Sumber :
Management of Hyperbilirubinemia in Newborn Infant 35 or more weeks of Gestation, American Academy of Pediatrics




21 may 2009
after birth
bb : 3150 grms
tb : 52 cm

Tuesday, May 4, 2010

Ingin Anak Pintar? Beri ASI Eksklusif

Dikirim oleh Evariny A. untuk Seputar ASI
viewed: 2044 , 5 today

Siapa yang tidak ingin memiliki anak yang cerdas dan sehat. Kita sering melihat di televisi bayi-bayi yang lucu dan sehat serta `menggemaskan`. Kurangnya informasi dan berkembangnya informasi yang kurang tepat berakibat pada kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa ASI Eksklusif adalah langkah awal agar bayi kita cerdas dan sehat dengan budi pekerti yang baik. Pemberian ASI Eksklusif dilakukan dari menit pertama bayi lahir, diletakan di dada ibunya sehingga bayi dapat menyusu sendiri, sampai pada umur bayi 6 bulan, tanpa diberi apapun selain ASI. Tidak susu formula, air putih, air gula apalagi makanan padat. kecuali sedikit vitamin dan obat.

Pada tahun 1997-2002 American Academy of Pediatric merekomendasikan bahwa ASI sumber makanan tunggal untuk bayi sampai 6 bulan pertama kehidupannya. Dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI pada umur bayi 6 bulan sampai bayi berumur 2 tahun(AAP 1997, 2002)

Diantara keuntungan ASI Eksklusif adalah meningkatkan kecerdasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan antara lain:

a. Faktor Genetika,

ini merupakan modal dasar yang tidak dapat dimanipulasi oleh siapapun, karena langsung diturunkan oleh kedua orang tuanya.

b. Faktor Lingkungan

Manusia adalah mahluk sempurna, dan kesempurnaan itu melalui tahapan-tahapan tersendiri, faktor genetis tidak serta merta dapat mampu membentuk karakter manusia, atau kecerdasan tinggi, tetapi dibutuhkan faktor lingkungan sebagai stimulator kecerdasan alaminya. Diantaranya : adanya pertumbuhan fisik biomedis otak lebih kita kenal dengan ASUH

ASUH atau fisik-biomedis yaitu kepandaian yang berhubungan dengan OTAK, dimana faktor pendukung pertumbuhan ini adalah Nutrisi, dan ASI Eksklusif nutrisi terbaik baik dari sisi kualitas atau kuantitas, untuk masa pertumbuhan Otak yaitu umur 0 - 6 bulan. Selain itu hanya ASI yang mengandung zat pertumbuhan otak ( DHA, AA, Taurin,Lactosa ) yang hanya sedikit sekali terkandung pada susu sapi atau bahkan tidak ada sama sekali. Maka, apabila si bayi kekurangan gizi berat pada masa percepatan pertumbuhan otak ini (0-6 bulan) akan terjadi pengurangan jumlah sel otak 15-20%.

Untuk dapat kecerdasan yang baik manusia membutuhkan juga stimulasi rangsangan dan pendidikan atau dengan kata lain ASAH. agar hardware yang ada semakin matang.

ASAH atau stimulan ini terjadi pertama kali saat inisiasi menyusui dini, dan pemberian ASI eksklusif adalah starting point dimana sang bayi mendapat rangsangan dari ibunya, belaian, ungkapan sayang, pandangan dan kata-kata yang terlontar oleh ibu adalah mediator pembelajaran yang menjadi stimulasi otak untuk mengenal alam semesta. Follow up Studi di New Zealand,mengatakan bahwa bayi-bayi yang disusui menunjukan perkembangan bahasa dan IQ lebih tinggi pada usia 3,5 dan 7 tahun.lalu pada tahun 1998 penelitian terhadap 1000 anak selama 18 tahun di New Zealand juga menyebutkan, Anak ASI mempunyai IQ dan mencapai tingkatan akademik lebih tinggi. Kemudian diperkuat oleh penelitian di Jama tahun 2002 yang dilakukan pada 3253 orang di Denmark, hasilnya ada korelasi kongkrit antara lamanya pemberian ASI dan peningkatan IQ, orang yang disusui kurang dari 1 bulan mempunyai IQ 5 point lebih rendah dari yang disusui setidaknya 7-9 bulan.

Akan tetapi ASUH dan ASAH belum cukup tanpa adanya ASIH. pada prinsipnya kelahiran adalah trauma bagi bayi, bagaimana tidak? Dalam rahim bayi merasa nyaman dan tenang, dipeluk hangat oleh dinding rahim, adanya skin to skin contact, lalu didendangkan dengan detak jantung ibu, dibelai lembut air ketuban yang mengalir, dan diayun-ayun oleh gerak nafas bunda. Makanya kelahiran trauma bagi bayi. Karena tidak ada lagi kenyamanan itu setelah dia dilahhirkan. Maka, dengan disusui eksklusif bayi akan lebih sering didekap oleh bunda, dibelai dan bayi akan merasa aman dan terlindungi dia juga akan merasa bahwa orang-orang sangat mencintainya.

Maka, bonding yang baik adalah dasar terbentuknya suasana secure attachment, sehingga dia tumbuh dalam suasana penuh dengan cinta kasih dan mencintai sesamanya, juga spiritual yang baik. Karena dengan menyusui dini, bayi diajarkan bagaimana bersosialisasi dini, melatih kestabilan emosional sehingga EQ-nya meningkat.

Andaikan keindahan itu tidak cepat berlalu, kurangnya informasi dan gencarnya iklan susu formula, memaksa ibu-ibu untuk menyerah dan tidak percaya diri, bahwa pemberian Tuhan tidak akan pernah terkalahkan oleh ciptaan manusia.

Sumber : Sentra Laktasi Indonesia

ASI adalah Emas yang Diberikan Gratis

Dikirim oleh Evariny A. untuk Seputar ASI
viewed: 1016 , 5 today

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta (58) menggambarkan betapa berharganya Air Susu Ibu (ASI) dengan menyamakannya dengan logam mulia emas.

“ASI itu sebenarnya ibarat emas yang diberikan gratis oleh Tuhan, karena ASI adalah cairan hidup yang dapat terus menyesuaikan kandungan zatnya terhadap kebutuhan bayi. Seperti komputer yang dapat mengatur kebutuhan tubuh bayi,” kata Meutia seusai membuka Gerak Jalan Masal dalam perayaan Pekan ASI di Jakarta, Sabtu (6/8) pagi.

Perempuan kelahiran Yogjakarta itu menyayangkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat ASI tersebut. Padahal, demi perkembangan fisik dan intelektualnya, semua anak harus memperoleh ASI Esklusif selama miniman enam bulan.

“Kita harus mendorong mereka, ibu-ibu itu supaya bisa memberikan ASI Esklusif pada bayi hingga usia enam bulan, dan dilanjutkan hingga dua tahun atau lebih dengan tambahan makanan pendamping,” jelasnya.

Anak seorang proklamator Indonesia itu mengatakan, minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya ASI, antara lain karena ada perubahan sosial budaya yang menganggap ASI tidak penting lagi.

“Karena orang ingin modern, selalu ada dorongan untuk menjadi modern, kemudian ada kesalahan persepsi bahwa modern itu juga berarti mengkonsumsi apa yang dianggap modern. Dan sayangnya itu tidak dibarengi dengan mempertahankan apa yang sudah ada,” kata perempuan berkacamata itu.

Kerena keinginan mengikuti modernitas itu pula, banyak ibu berpaling pada susu formula yang merupakan produk modern, dan meninggalkan ASI yang dinilai ketinggalan zaman.

ASI yang merupakan emas berharga, menurut Meutia, adalah jawaban terhadap masalah kekurangan gizi yang dihadapi bangsa Indonesia.

Balita yang mengalami gizi buruk dan kurang gizi meliputi seperempat dari jumlah balita yang ada di Indonesia, sekitar 27 persen.

“Tentunya kita tidak mengharapkan dari sekitar 6,5 juta balita itu, seperempatnya kurang gizi, bahkan 1,5 juta mengalami gizi buruk. Sekarang kita ubah pola pikir yang ada selama ini mengenai ASI. harus kita tanamkan bahwa asi esklusif itu merupakan satu-satunya jalan kaluar bagi mengatasi gizi buruk,” tutup Meutia. (Ant/OL-1)

sumber: Media Indonesia Online

ASI adalah Emas yang Diberikan Gratis

Dikirim oleh Evariny A. untuk Seputar ASI
viewed: 1016 , 5 today

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta (58) menggambarkan betapa berharganya Air Susu Ibu (ASI) dengan menyamakannya dengan logam mulia emas.

“ASI itu sebenarnya ibarat emas yang diberikan gratis oleh Tuhan, karena ASI adalah cairan hidup yang dapat terus menyesuaikan kandungan zatnya terhadap kebutuhan bayi. Seperti komputer yang dapat mengatur kebutuhan tubuh bayi,” kata Meutia seusai membuka Gerak Jalan Masal dalam perayaan Pekan ASI di Jakarta, Sabtu (6/8) pagi.

Perempuan kelahiran Yogjakarta itu menyayangkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat ASI tersebut. Padahal, demi perkembangan fisik dan intelektualnya, semua anak harus memperoleh ASI Esklusif selama miniman enam bulan.

“Kita harus mendorong mereka, ibu-ibu itu supaya bisa memberikan ASI Esklusif pada bayi hingga usia enam bulan, dan dilanjutkan hingga dua tahun atau lebih dengan tambahan makanan pendamping,” jelasnya.

Anak seorang proklamator Indonesia itu mengatakan, minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya ASI, antara lain karena ada perubahan sosial budaya yang menganggap ASI tidak penting lagi.

“Karena orang ingin modern, selalu ada dorongan untuk menjadi modern, kemudian ada kesalahan persepsi bahwa modern itu juga berarti mengkonsumsi apa yang dianggap modern. Dan sayangnya itu tidak dibarengi dengan mempertahankan apa yang sudah ada,” kata perempuan berkacamata itu.

Kerena keinginan mengikuti modernitas itu pula, banyak ibu berpaling pada susu formula yang merupakan produk modern, dan meninggalkan ASI yang dinilai ketinggalan zaman.

ASI yang merupakan emas berharga, menurut Meutia, adalah jawaban terhadap masalah kekurangan gizi yang dihadapi bangsa Indonesia.

Balita yang mengalami gizi buruk dan kurang gizi meliputi seperempat dari jumlah balita yang ada di Indonesia, sekitar 27 persen.

“Tentunya kita tidak mengharapkan dari sekitar 6,5 juta balita itu, seperempatnya kurang gizi, bahkan 1,5 juta mengalami gizi buruk. Sekarang kita ubah pola pikir yang ada selama ini mengenai ASI. harus kita tanamkan bahwa asi esklusif itu merupakan satu-satunya jalan kaluar bagi mengatasi gizi buruk,” tutup Meutia. (Ant/OL-1)

sumber: Media Indonesia Online

Menyusui Bayi di Tempat Umum

Jakarta, Ibu yang memiliki bayi kadang merasa malu atau risih jika harus menyusui ASI si kecil di tempat umum. Kondisi ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika ibu tahu bagaimana tips menyusui yang nyaman di tempat umum.

Menyusui di tempat umum kadang masih menjadi kendala bagi beberapa ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif. Karena itu beberapa ibu ada yang terpaksa harus buru-buru pulang, memberikan susu melalui botol atau harus repot mencari tempat yang tersembunyi untuk menyusui bayinya.

"Dalam beberapa tahun belakangan ini sudah jarang sekali ditemui ibu-ibu yang mau menyusui bayinya di tempat umum, karenanya mereka lebih suka memberikan susu melalui botol. Padahal jika melihat ke daerah di kampung atau desa, menyusui di tempat umum masih menjadi suatu hal yang wajar dan lumrah," ujar Mia Sutanto, ketua AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia), saat dihubungi detikHealth, Senin (3/4/2010).

Mia menuturkan, pola pikir malu menyusui di tempat umum ini harus dihilangkan. Para ibu harus menyadari bahwa menyusui di tempat umum adalah hal yang lumrah dan wajar serta membuat ibu lebih praktis jika harus bepergian karena tidak perlu repot-repot membawa peralatan seperti termos atau botol-botol susu.

Mia menyarankan ada beberapa hal yang bisa dilakukan ibu jika harus menyusui bayinya di tempat umum, yaitu:

  1. Berlatihlan di rumah sampai akhirnya ibu merasa nyaman dan percaya diri saat menyusui, sehingga saat harus menyusui di tempat umum ibu sudah tidak merasa canggung atau bingung lagi.
  2. Gunakanlah pakaian yang memiliki kancing atau resleting di depan sehingga mudah untuk dibuka. Bisa juga menggunakan baju khusus untuk menyusui yang sudah banyak dijual sehingga tidak mengekspos payudara sang ibu.
  3. Ibu bisa membawa nursing cover, selendang, pasmina, jilbab atau gendongan bayi untuk membantu menutupi payudara ibu saat sedang menyusui bayinya.
  4. Cobalah untuk mencari tempat yang khusus menyusui (nursery room) jika berada di tempat umum. Tapi jika tidak ada, ibu bisa menyusui di musholla, ruang ganti departemen store atau jika direstoran carilah tempat yang agak memojok dan ditutupi dengan punggung sang suami.

"Ibu-ibu jangan menyusui bayi di toilet, karena menyusui itu kan artinya memberi makan pada bayi. Kita saja tidak mau kalau harus makan di toilet, maka ibu juga sebaiknya tidak menyusui bayinya di toilet," ungkap ibu dari dua putri ini.

Mia menambahkan untuk mengkampanyekan kembali menyusui di tempat umum, tidak hanya para ibu saja yang harus diberi pengetahuan. Tapi masyarakat juga harus diberikan edukasi bahwa menyusui di tempat umum adalah suatu hal yang lumrah, sehingga tidak perlu memandang aneh para ibu yang menyusui bayinya.

"Para ibu harus menyadari bahwa menyusui di tempat umum adalah suatu hal yang normal dan juga praktis, sehingga tidak perlu merasa risih atau malu untuk menyusui bayinya. Ada banyak cara atau trik yang bisa dilakukan agar bisa menyusui bayinya dengan nyaman di tempat umum," ujar Mia yang juga menjadi konselor laktasi ini.

(ver/ir)

Saya Sadar Menyusui

Selama menyusui, bukan tubuh Anda yang berperan memberikan ASI, tetapi sikap, hati dan pikiran Anda untuk bayi. ”Saat menyusui adalah saat yang paling kunantikan. Sesibuk apa pun, aku tetap meluangkan waktu untuk menyusui. Semua rasa lelah dan stres hilang, karena saat menyusui adalah masa yang membahagiakan untukku. Aku menyusui secara sadar… Sadar akan segala manfaat dan kebaikan ASI, bukan hanya karena praktis. Aku sadar aka kebutuhan bayi untuk disusui. Aku sadar bahwa saat menyusui adalah wujud cinta kasih yang paling dalam.
Kini, aku jadi panutan teman-temanku sebagai breastfeeding mom. Bukan karena ASI-ku berlimpah hingga disumbangkan, tetapi karena niat hati untuk sadar ASI, juga mengasihi bayi lain yang membutuhkan ASI, seperti anakku.”

-Maria Josephine Ng (34), ibu 2 anak.

Pemberian ASI bukan sekedar “saat minum susu” untuk si kecil. Proses menyusui adalah seni yang membutuhkan konsentrasi dan ketulusan hati. Yang sedang berada dalam dekapan dan dekat dengan jantung Anda alah buah hati Anda. Maka menyusui adalah satu proses bonding yang paling berarti antara ibu dan anak.

1. Berikan ASI secara langsung, tanpa paksaan.
Bayi dapat merasakan emosi ibunya. Jika Anda merasa terpaksa memberikan ASI, maka rasa itu bisa ditangkap si kecil, sehingga dia pun menjadi rewel, bahkan mungkin akhirnya malas menyusu.

Emosi negatif yang Anda rasakan juga bisa mempengaruhi produksi ASI. Hormon oksitosin, yang berpengaruh besar terhadap produksi ASI, akan muncul dengan sendirinya saat Anda merasa bahagia, tenang, relaks dan tidak stres. Hormon ini juga akan muncul saat terjadi hubungan intim.

2. Berikan ASI saat si kecil memintanya.
Bukan hanya Anda yang tidak boleh merasa terpaksa, si kecil juga demikian. Begitu Anda sudah tenang dan relaks, si kecil juga harus tenang, karena proses menyusui merupakan proses timbal balik antara ibu dan bayi. Maka, jangan memaksanya menyusu pada Anda saat dia tidak ingin menyusu.

3. Rileks saja!
Menyusui tanpa paksaan saja tidak cukup untuk mencapai proses menyusui yang sempurna. Sebaiknya Anda juga rileks dan tenang saat menyusui si kecil. Bukankah kondisi ini berkaitan dengan keberadaan dan aktifnya hormon oksitosin?

4. Kenakan baju yang bersih dan nyaman
Tentunya Anda tidak dapat sembarangan membuka baju saat aka menyusui, terlebih jika di tempat umum. Kenakan baju yang bersih dan nyaman untuk menyusui. Misalnya, baju dengan kancing depan. Lalu siapkan syal, handuk, atau nursing apron yang banyak dijual di toko perlengkapan bayi, untuk menutupi sebagian payudara Anda. Ketika mengenakan baju dan apron menyusui, pastikan si kecil tetap bisa bernapas.

5. Pastikan posisi sudah benar dan nyaman
Anda harus yakin bahwa posisi proses laktasi Anda dan si kecil sudah nyaman. Pastikan juga posisi tersebut sudah benar, yaitu perut si kecil berada dalam dekapan Anda, dada Anda bertemu dengan dada si kecil, hidung si kecil pada posisi puting, dagu si kecil pada posisi bagian bawah payudara Anda. Cara mudah menghafalnya dengan kata-kata “Tummy to mummy, Chest to chest, nose to nipple, chin to breast”

6. Kontak mata dong!
Walau sudah punya persiapan yang sempurna, tetapi proses menyusui itu sendiri yang paling penting. Kontak mata dengan si kecil harus dipertahankan, karena disinilah proses bonding yang erat bisa terjalin. Jangan hanya sekadar memeluk dan memberikan ASI padanya, tetapi berbicaralah lewat mata, berikan pandangan yang lembut dan penuh kasih sayang. Walau masih bayi, si kecil bisa menangkap bahasa cinta yang terpancar melalui tatapan Anda.

7. Puting dan payudara bersih terawat
Selain untuk kepentingan si kecil, jika payudara Anda bersih dan terawat, maka Anda terhindar dari berbagai gangguan payudara, seperti puting lecet.
Setelah mandi, bersihkan puting dan aerola (daerah kehitaman di sekitar puting) dengan kapas yang telah dicelupkan air hangat. Jika akan menyusui, perah sedikit ASI lalu oleskan pada puting dan areola.

8. Jaga asupan gizi
Apa yang Anda makan dan minum akan dicicipi pula oleh si kecil melalui ASI. Makanan Anda yang bergizi tinggi akan juga dirasakan manfaatnya oleh sang bayi. Penuhi kebutuhan tubuh Anda akan cairan denan baik. Jika perlu, bawa camilan yang sehat kemanapun Anda pergi, sebagai tambahan asupan gizi Anda.

Yang Terbaik!
- Asi yang paling baik

Hal terpenting yang harus disadari, yaitu ASI merupakan gizi terbaik bagi bayi. ASI juga mengandung anti-infeksi dan imunitas alami untuk melindungi si kecil dari berbagai penyakit. Bayi 0-6 bulan tidak perlu makanan atau minuman tambahan, karena 100% gizi dan kalori sudah terpenuhi hanya dari ASI.

- ASI mengurangi kemungkinan alergi
Peneliti membuktikan, salah satu cara paling efektif untuk menghindari alergi dan penyakit asma pada anak adalah dengan pemberian ASI saat bayi.

- ASI menjalin kontak batin antara ibu dan bayi
Penelitian membuktikan, sebuah sentuhan dapat memberikan efek positif secara fisik maupun emosi. Sentuhan… suatu hal yang sangat sederhana

- ASI mengurangi risiko beberapa penyakit pada ibu
Pemberian ASI dapat mengurangi risiko terjadinya bebrapa penyakit pada ibu, seperti kanker payudara, kanker rahim, kanker indung telur, dan kanker dinding rahim. Pemberian ASI juga dapat mencegah osteoporosis (kerapuhan tulang).

- ASI mengurangi berat badan ibu
Prosuksi ASI membutuhkan kalori. Di lain pihak, ibu yang peka terhadap gizi selama menyusui, cenderung memilih makanan dan minuman bergizi. Dengan kata lain, ibu menjalani diet yang baik untuk kesehatan tubuh dan bayinya, sehingga berat badan lebih cepat turun.

- ASI membuat hidup lebih bersih dan teratur
Selama masa menyusui, otomatis ibu berusaha mengatur jadwal hariannya. Kapan saat yang tepat untuk beristirahat, bekerja, kegiatan rumah tangga, dan tentu saja menyusui si kecil. Selain itu, ibu akan lebih memperhatikan tingkat kebersihan tubuhnya dan lingkungan, supaya si kecil tetap sehat.
Penulis : Evariny Andriana

Jangan Takut Payudara Menjadi “Rayud”

Dikirim oleh Evariny A. untuk Seputar ASI
viewed: 897 , 1 today

Masih ingat dengan Dewi Yull? Dia sosok artis yang cukup dikenal. Saat ini mengaku prihatin dengan fenomena perempuan khususnya kaum ibu yang sekarang ketakutan kalau menyusui bayinya, dengan alasan khawatir payudaranya menjadi tidak kencang alias ’susu rayud’.

“Seharusnya kaum hawa bangga bisa memberi ASI sebagai makanan terbaik bagi bayinya sendiri. Namun saat ini yang berkembang adalah ketidakmauan memberikan ASI dengan alasan takut payudara menjadi melorot alias susu rayud,” kata Dewi di depan peserta Lokakarya Masalah dan Solusi Pemberian ASI, di ruang Nyi Mas Gandasari, di kompleks Pemda Kabupaten Cirebon, Jawa Barat belum lama ini.

Ia mengatakan, dirinya yang sudah dikaruniai beberapa anak, sejak lahir semuanya diberi air susu ibu (ASI). Bayi lahir langsung disusui. Bahkan dia memberi ASI secara langsung itu masing-masing anaknya selama lebih dari enam bulan.

“Saya tidak tega kalau anak sendiri begitu lahir diberi susu formula, karena pemberian susu formula saat bayi lahir hingga usia enam bulan, tidak baik bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan kejiwaan anak,” ujarnya.

Diakui, pemberian ASI kepada bayi selain sebagai wujud tanggungjawab, juga lebih efektif, efisien dan lebih murah. “Selain pertimbangan itu, saya juga mendapat dorongan dari suami agar selalu memberi ASI kepada semua bayi yang dilahirkan,” katanya.

“Jadi jangan sampai mengabaikan keselamatan dan kesehatan bayi dengan cara tidak memberi ASI. Apalagi hanya dengan alasan mementingkan suami dan penampilan saja. Itu jelas sangat merugi,” pesannya lagi.

Ia menuturkan, sejak pertamakali melahirkan bayi, dirinya selalu memberikan ASI, apa pun alasannya, dan hal itu harus tetap dilakukan, termasuk ketika sedang menjalani aktivitas atau pekerjaan lain.

“Saat syuting maupun pentas, kami selalu membawa bayi ke mana pun. Termasuk mencuri waktu untuk bisa selalu meneteki anak saya,” paparnya, seraya menambahkan meneteki bayi merupakan kelebihan dari kaum ibu yang tidak dimiliki kaum lelaki. Oleh karena itu harus disyukuri. (Ant/O-1)

Sumber : Media Indonesia

Relaktasi, Butuh Waktu dan Kesabaran

Anda dapat kembali menyusui si kecil setelah sempat atau terpaksa ‘istirahat’ dari kegiatan laktasi. Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya Anda ingat, agar proses relaktasi tersebut berjalan lancar.

Ada kalanya, seorang ibu yang sedang dalam masa laktasi, menghentikan pemberian ASI kepada bayinya selama rentang waktu tertentu karena berbagai alasan. Misalnya saja, karena ibu yang bersangkutan menderita sakit yang membutuhkan tindakan operasi, atau harus tugas ke luar negeri. Namun, setelah beberapa waktu, baik itu hanya berselang seminggu atau bahkan beberapa bulan kemudian, timbul keinginan dalam diri si ibu untuk dapat menyusui kembali bayinya. Keinginan tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan upaya atau proses yang dikenal dengan istilah relaktasi.

Butuh waktu

Perlu diketahui, selama masa ‘istirahat’ dari kegiatan menyusui, produksi ASI mungkin menjadi jauh berkurang, atau bahkan sempat terhenti. Nah, pada saat ibu hendak menyusui kembali, tubuhnya, terutama seluruh organ yang terlibat dalam proses produksi ASI, membutuhkan waktu untuk ‘mempersiapkan diri’, agar dapat meningkatkan atau menghasilkan ASI kembali seperti semula.

Waktu yang dibutuhkan oleh tubuh seorang ibu dalam rangka relaktasi tersebut berbeda-beda. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh lamanya menghentikan pemberian ASI, motivasi dari ibu yang bersangkutan, dan perangsangan terhadap proses produksi dan pengeluaran ASI melalui isapan bayi pada puting dan sebagian besar areola. Semakin pendek waktu menghentikasn pemberian ASI, semakin kuat motivasi ibu, dan semakin sering serta rutin perangsangan yang dilakukan oleh bayi, maka semakin cepat waktu relaktasi yang dibutuhkan oleh ibu.

Selain itu, ibu-ibu yang selama masa ‘istirahat’ laktasi masih sesekali menyusui bayinya, juga akan membutuhkan waktu relaktasi yang lebih cepat daripada ibu-ibu yang berhenti menyusui sama sekali. Jadi, bila golongan pertama mungkin membutuhkan waktu relaktasi beberapa hari saja, maka golongan kedua mungkin perlu waktu relaktasi antara 1 hingga 2 minggu. Mengingat hal itu, Anda yang sedang melakukan relaktasi sebaiknya tidak mudah putus asa, bila ternyata waktu yang Anda butuhkan jauh lebih lama dari yang Anda perkirakan sebelumnya.

Ada kemauan, pasti ada jalan

Jujur pada diri sendiri mengenai apa motivasi atau alasan sesungguhnya yang mendorong Anda untuk melakukan relaktasi, berperan besar dalam menentukan keberhasilan yang akan Anda raih. Jadi, sebelum memutuskan untuk melakukan relaktasi, sebaiknya Anda bertanya kepada diri sendiri. Misalnya, apakah karena Anda akan merasa bahagia dan puas bila si kecil mendapatkan zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya dari ASI Anda daripada dari susu formula? Atau, apakah ada alasan lain? Bila Anda sudah tahu apa motivasi Anda melakukan relaktasi, maka Anda akan lebih siap, dan langkah-langkah relaktasi yang Anda lakukan akan lebih terarah.

Relaktasi dapat Anda mulai dengan melatih si kecil untuk melakukan stimulasi (rangsangan) pada puting susu Anda. Caranya, dengan membiasakannya untuk mengisap puting susu Anda sekalipun ASI Anda belum keluar, atau sudah keluar tetapi masih sangat sedikit. Agar ia tidak marah, siapkanlah sebelumnya susu, atau bila mungkin ASI perah, untuk diberikan padanya. Anda dapat melakukannya dengan menggunakan, suplemental nursing system (ASI perah dimasukkan ke dalam suatu wadah lalu dialirkan melalui selang kecil yang ujungnya ditempelkan pada puting), cangkir, atau sendok bayi. Lakukanlah stimulasi ini secara teratur dan sesering mungkin, sesuai dengan datangnya rasa lapar bayi. Selain itu, upayakanlah agar tidak ada gangguan selama Anda menyusuinya. Dengan demikian, konsentrasi Anda dan bayi tidak buyar.

Selain itu, bersiap-siaplah untuk menghadapi stres yang mungkin akan Anda alami selama minggu-minggu pertama relaktasi. Karena, ASI yang Anda hasilkan biasanya masih sangat sedikit jumlahnya, dan tidak sebanding dengan kebutuhan si kecil. Akibatnya, si kecil mungkin akan terus-menerus menyusu dari waktu ke waktu. Hal itu tentu akan melelahkan Anda. Tidak ada salahnya bila Anda meminta dukungan mental dari orang-orang di sekitar Anda, selain suami. Misalnya, dokter, konsultan laktasi, atau teman Anda yang pernah melakukan upaya serupa dan telah meraih keberhasilan.

Selama relaktasi, jangan lupa untuk meningkatkanlah konsumsi protein dan cairan dalam menu makan Anda sehari-hari. Hal ini perlu untuk membantu mempercepat tubuh dalam memproduksi ASI. Selain itu, jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan istirahat Anda.

Umumnya, Anda akan lebih mudah melakukan relaktasi bila umur si kecil masih sekitar 4-6 minggu daripada bila si kecil sudah berumur 3 bulan, atau bahkan lebih dari 6 bulan. Hal ini antara lain karena frekuensi menyusu bayi-bayi yang usianya lebih tua umumnya lebih jarang, dan produksi ASI sudah tidak mencukupi seluruh kebutuhan gizinya lagi. Namun, apa pun kendala yang Anda hadapi, asal kemauan Anda kuat, pasti ada jalan keluarnya. Memang, relaktasi membutuhkan waktu, dan menuntut kesabaran Anda sebagai ibu.

Dewi Handajani - AyahBunda

ASI Lancar dengan Hipnosis

Dikirim oleh Evariny A. untuk HypnoBreastfeeding
viewed: 571 , 1 today

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi hingga berusia dua tahun. Teknik relaksasi hipnosis yang dikenal dengan hypnobreastfeeding, cara terbaru yang mampu memaksimalkan kuantitas dan kualitas ASI.

Berbagai cara dilakukan ibu menyusui, mulai dari konsumsi sayuran hingga jamu tertentu agar dapat memenuhi kebutuhan ASI sang buah hati. Kini teknik terbaru hypobreastfeeding diyakini dapat membantu hal tersebut.

Terapi baru itu diperkenalkan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dalam workshop Hypnobreastfeeding dengan tema “Afirmasi Positif untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas ASI”, dalam rangka perayaan Ulang Tahun ke-2 organisasi ini, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Ketua AIMI Mia Sutanto mengatakan, AIMI ingin membantu para ibu untuk memastikan agar ibu menyusui bisa terus memberikan ASI. Minimal secara eksklusif selama 6 bulan pertama, terutama apabila para ibu menyusui tersebut harus kembali bekerja.

“Dukungan untuk menyusui di Indonesia dirasakan masih kurang, oleh karena itu para ibu menyusui harus senantiasa berusaha menciptakan kondisi yang positif bagi dirinya untuk terus bisa menyusui,” ungkap Mia.

Pakar hypnotherapy, Lanny Kuswandi menjelaskan hypnobreastfeeding adalah teknik relaksasi untuk membantu kelancaran proses menyusui. Caranya adalah dengan memasukkan kalimat-kalimat afirmasi positif yang membantu proses menyusui disaat si ibu dalam keadaan sangat rileks atau sangat berkonsentrasi pada suatu hal (keadaan hipnosis).

“Definisi hipnosis sendiri adalah suatu kondisi nirsadar yang terjadi secara alami, dimana seseorang menjadi mampu menghayati pikiran dan sugesti tertentu untuk mencapai perubahan psikologis, fisik maupun spiritual yang diinginkan. Hipnosis otomatis terjadi kapanpun seseorang menjadi rileks yang dalam atau berkonsentrasi penuh,” paparnya.

Dalam hypnobreastfeeding, perubahan yang diinginkan adalah segala hal yang mempermudah dan memperlancar proses menyusui. Contoh kalimat sugesti atau afirmasi, misalnya “ASI saya cukup untuk bayi saya sesuai dengan kebutuhannya”, “Saya selalu merasa tenang dan rileks disaat mulai memerah”, dan sebagainya.

Suasana nyaman benar-benar harus tercipta saat terapi hypnobreastfeeding. Untuk itu lingkungan sekitar harus dapat membantu ibu menciptakan suasana nyaman tersebut dengan tidak membuat keributan atau memicu stres ibu. Kalimat sugesti saat melakukan hypnotherapy juga dapat diberikan suami saat menemani istri melakukan terapi.

ASI Eksklusif Untuk Baby Rayyan

Menyusui bayi bagi saya adalah impian. Anak pertama saya, Shafiya, hanya berkesempatan menikmati ASI selama 2 bulan pertama, itu pun karena pada saat itu adalah fase kegelapan. Takut ASI kurang, stress berat badan bayi tidak naik, dan terlebih lagi, saat itu memang stress karena suami sudah pergi terlebih dulu ke Brisbane untuk mengambil master of Clinical Pharmacy di UQ pada saat Shafiya usia 13 hari! Yah, lengkap deh kegagalan ASI eksklusifnya.
Dalam hati sejak saat itu saya berniat, jika diberi amanah lagi oleh Allah, maka saya harus mengusahakan untuk menyusui secara eksklusif walaupun saya bekerja.

Di mulai dari saat kehamilan, saya sudah banyak belajar tentang ASI via milis asiforbaby juga buku Jack Newmann dan menjadi member Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Banyak berdiskusi dengan teman-teman sesama ibu menyusui dan konsultan laktasi makin menambah pengetahuan dan semangat untuk ASI Eksklusif.

Pada saat melahirkan, alhamdulilah saya diberi kesempatan untuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD) oleh dokter obgyn saya yang sangat pro ASI. Baru 1 jam setelah melahirkan, baby sudah diperkenankan rooming in dan langsung belajar menyusui dan bisa! Alhamdulillah.
Demikian pula para suster di Rumah Sakit tersebut, semuanya mendukung keinginan saya untuk ASI eksklusif. Sampai-sampai ketika baby Rayyan harus disinar karena agak kuning. Setiap baby Rayyan menangis, saya selalu dipanggil untuk menyusui.

Suami, orang tua, dan mertua semuanya sangat mendukung untuk ASI eksklusif walaupun Bapak pada awalnya selalu bertanya kenapa tidak pakai susu kaleng dan menyarankan beberapa merk susu formula yang menurut beliau bagus. Saya hanya menanggapi dengan mengatakan, "Alhamdulillah ASI masih cukup."

Belum tiga bulan cuti, karena urusan kerja, saya harus masuk lebih awal. Kurang lebih 3 minggu lebih awal daripada jadwal seharusnya. Hati berdebar membayangkan baby Rayyan harus menikmati ASI perahan dari cangkir dan sendok dengan disuapi oleh Eyang Putrinya. Tapi minum ASIP melalui cangkir dan sendok pun sekarang sudah tidak lagi menjadi masalah.

Cobaan pun datang lagi ketika freezer khusus ASI perah mendadak rusak padahal didalamnya telah tersimpan 50 botol ASI Perah. Sebagian diantaranya cair. Namun suami tetap membesarkan hati, agar bersemangat memerah. Suami sigap memindahkan ASI Perah ke freezer kulkas dan 80 persen terselamatkan.

Bekerja sebagai dosen sekaligus dokter spesialis mata membuat jam kerja saya cukup panjang. Setelah di RSU dan Fakultas Kedokteran jam 8 sampai jam 14, siang ataupun sore hari masih dilanjut dengan pelayanan di Surabaya Eye Clinic, sehingga praktis baby Rayyan akan banyak mengonsumsi ASI perah.
Namun tekad saya untuk tetap memberikan tetesan yang sangat berharga itu terus membara. Beberapa bulan sudah saya dan baby Rayyan menjalani ini. Terkadang ketika diperah ASI keluar lancar, terkadang sedikit sekali. Namun tetes demi tetes tetap saya kumpulkan dengan penuh cinta. Rasa bahagia terpancar ketika baby Rayyan segera mendekap ke dada saya untuk minta disusui setiap saya pulang kerja adalah sesuatu yang tak dapat digantikan dengan apapun.


Sudah 6 bulan Baby Rayyan dan saya bekerja sama untuk memberikan ASI eksklusif. Bagi ibu-ibu menyusui yang lain, mungkin ini hal biasa namun tidak bagi saya.

Anakku,
Bila bunda boleh memilih
Apakah bunda berdada indah,
Atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka bunda memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu bunda telah membekali hidupmu
Dengan tetesan-tetesan dan tegukan-tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada bunda dalam kantuk bunda,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak akan pernah bisa rasakan
(Ratih Sang)