Monday, February 21, 2011

PANDUAN MENYIMPAN ASIP

PANDUAN MENYIMPAN ASIP

by Garda ASI (Komunitas Peduli ASI) on Tuesday, February 8, 2011 at 8:46pm

Panduan penyimpanan ASI berlaku untuk ibu yang :

  • Memiliki anak yang sehat dan lahir tidak premature (full-term babies)
  • Menyimpan ASI untuk keperluan di rumah (bukan di RS)

Yang perlu diperhatikan ketika akan memerah ASIp :

  • Ibu hendaknya mencuci tangan sebelum memerah.
  • Menggunakan wadah/tempat penyimpanan ASIp yang telah disterilisasi terlebih dahulu.

TEMPAT MENYIMPAN ASI :

  • Botol/wadah plastik yg mudah disterilkan (spt botol bayi) dgn tutup yg rapat, pastikan BPA-free
  • Botol/wadah dari gelas/kaca yg mudah disterilkan, dengan tutup yang rapat. Dapat menggunakan botol kaca khusus ASI, bisa jg menggunakan botol ex UC atau ex selai, ganti tutup seng/kaleng yg mudah berkarat dgn tutup plastik kedap udara.
  • Kantong ASI, pastikan BPA-free.

Tips :

  • Pastikan wadah untuk menyimpan ASIp sudah disterilkan terlebih dahulu.
  • Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat (jangan ditutup dengan dot,karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara).
  • Untuk bahan plastik carilah yg BPA-free agar aman ketika menghangatkan ASIp.
  • Gunakan botol yg polos tidak bergambar untuk menghindari gambar/catnya meleleh ketika botol dihangatkan.
  • Untuk penyimpanan ASIp di freezer lebih disarankan botol kaca dibanding plastik.
  • Untuk yang memiliki freezer tidak terlalu besar kapasitasnya, gunakan Kantong ASIp. Dapat menampung lebih banyak kantong ASIp, namun bersifat disposable, buang setelah digunakan.
  • Sebaiknya gunakan wadah yg volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi sekali minum, misal 60ml atau 125ml.
  • Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan memuai saat membeku. Sisakan kurang lebih ¼ bagian kosong.
  • Jangan lupa untuk memberikan label hari, tanggal, jam kapan ASIp diperah atau dipompa pada wadahnya

BERAPA LAMA ASIp DAPAT DISIMPAN :

  • Suhu ruangan (tanpa AC), kurleb 25° C, ASIp bertahan sampai 4 jam.
  • Suhu ruangan dengan AC, 17°C - 22°C, ASIp bertahan sampai 6 jam. (suhu ruangan harus stabil, misalnya AC dalam ruangan tidak mati)
  • Di dalam cooler box dgn blue ice/es batu, 15°C, ASIp bertahan sampai 24 jam.
  • Di dalam kulkas/refrigerator yang tidak memiliki kompartemen terpisah dari bahan makanan lain, 0° C - 4° C, ASIp bertahan sampai 3x24 jam.
  • Di dalam kulkas/refrigerator yang memiliki kompartemen terpisah, 0°C - 4°C, ASIp bertahan sampai 8 hari.
  • Di dalam freezer kulkas 1 pintu, suhu variasi, ASIp bertahan sampai 2 minggu.
  • Di dalam freezer kulkas 2 pintu, suhu variasi, ASIp bertahan sampai 3 bulan.
  • Di deep freezer, yg suhunya lebih dingin drpd freezer biasa (biasanya freezer khusus utk menyimpan daging), ASIp bertahan sampai 6 bulan.

Tips :

  • Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu di simpan di lemari pendingin. Bila bunda memompa di tempat bekerja, siapkan cooler bag / cooler box dgn blue ice agar dpt membawa oleh-oleh ASIp untuk baby dirumah ;)
  • Letakkan ASIp di bagian dalam kulkas/freezer, jauhkan dari pintu kulkas, karena bagian dekat pintu kulkas adalah yg paling sering mengalami perubahan suhu udara.
  • Hindari perubahan suhu yg drastis, jika ingin menyimpan ASIp di dalam freezer, simpan terlebih dahulu di kulkas untuk merendahkan suhunya, baru pindahkan ke freezer.

MENYAJIKAN ASI PERAH :

  • Hangatkan ASIp secukupnya agar tidak terlalu banyak ASIp yg tersisa dan harus terbuang.
  • Berikan ASIp yg dengan tanggal yg lebih dulu disimpan. Berikan pada bayi kombinasi antara ASIp yg masih fresh dgn ASI beku (jgn selalu memberikan ASI beku).
  • Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan dulu ASI beku ke kulkas kurleb 12jam utk menghindari perubahan suhu yg drastis, letakkan di suhu ruangan beberapa saat, baru hangatkan.
  • Untuk menghangatkan ASIp, gunakan bottle warmer, atau aliri botol dgn air, dimulai dengan air biasa dan secara bertahap ditingkatkan dengan air hangat. Bisa jg dengan merendam botol ASIp dalam wadah berisi air dingin, kemudian bertahap ke wadah berisi air hangat.
  • Jangan menggunakan microwave untuk menghangatkan ASI, dan jangan memanaskan ASIp di atas kompor.
  • ASIp yg telah dihangatkan, krim susunya akan naik ke atas, jangan dikocok! Cukup diguncang perlahan untuk mencampur krim susu yg terpisah.
  • Tes temperatur ASI dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun. Bila perlu, cicipi terlebih dahulu ASIp sebelum diberikan kpd bayi.
  • Bila ada ASIp yang beku dan ASIp yang masih baru, berikan ASIp yang masih baru lebih dulu. Simpan ASIp beku untuk keperluan emergency, dan ASIp yg fresh jauh lebih baik.
  • ASI yg sudah dicairkan, jangan dibekukan kembali! Segera simpan di kulkas, dan bisa dikonsumsi sampai 24jam kedepan.
  • Segera habiskan ASIp yang telah dihangatkan.

Bila Listrik Padam :

  • Jika diperkirakan listrik padam hanya sebentar, segera masukkan ASIp di bagian kulkas ke dalam freezer.
  • Beri tambahan blue ice di sekitar botol ASIp untuk menjaga agar ASIp tetap aman ketika listrik padam.
  • Bila diperkirakan listrik padam dalam waktu lama, segera keluarkan ASIp, dan masukkan ke cooler box yg telah berisi es batu atau blue ice, atau minta bantuan saudara/tetangga yg listriknya tidak padam untuk menampung sementara ASIpnya.
  • ASIp beku membutuhkan waktu berjam-jam untuk mencair. Dan ASIp beku yg telah mencair masih dapat dikonsumsi hingga 24jam kedepan, segera masukkan ke kulkas setelah listrik menyala kembali.
  • Ketika mendefrost kulkas, jangan tunggu sampai bunga es tebal hingga waktu untuk defrost kulkas lebih sebentar.

Sumber:

http://www.kellymom.com/bf/pumping/milkstorage.html

http://www.llli.org/NB/NBJulAug98p109.html

http://istarvan.multiply.com/journal/item/33/Panduan_Menyimpan_ASIP_

http://keluargasehat.wordpress.com/2008/03/15/penyimpanan-asi/

Friday, February 11, 2011

Menyapih dengan Kasih

Minum AirSelayaknya seorang pelari yang baru saja memenangkan medali emas di ajang olimpiade, maka ia akan berlari satu putaran lagi (berlari, bukan berjalan terseok-seok) sambil mengibarkan bendera negaranya dengan penuh kebanggaan. Letih itu tak terasa lagi, semangat kemenangan yang memberinya kekuatan baru untuk menempuh putaran penutup dengan lebih indah, yakni penuh senyuman kemenangan. Semangat seperti inilah yang memacu keinginan saya untuk menutup perjalanan menyusui ini dengan penuh cinta kasih.

Artikel ini lebih bersifat membagikan pengalaman saja. Dan saya berharap, pengalaman ini dapat bermanfaat bagi Anda sekalian.

SAAT MASA MENYUSUI HARUS BERAKHIR

Saat si kecil beranjak menjadi kanak-kanak, tentunya kita mulai terfikir waktunya sudah tepat untuk menyapihnya. Anjuran dari WHO dan IDAI adalah menyusui hingga 2 tahun, dan saat itu sudah tiba bagi saya dan Lentera kecil saya yang baru saja menginjak usia 24 bulan. Meski sesungguhnya menyusui dapat dilanjutkan selama ibu dan bayi sama-sama berkeinginan, namun tentunya kita tidak mungkin menyusui bayi/anak kita hingga dia dewasa bukan? Pasti ada masanya untuk disapih, dan Anda lah yang menetapkan kapan masa itu (kecuali jika bayi/anak Anda yang memutuskan untuk menyapih dirinya sendiri).

Saya sering mengikuti sharing para ibu yang telah/tengah mengalami masa ini. Tulisan-tulisan tersebut sempat mengguncang emosi saya. Bahkan, beberapa di antaranya membuat saya meneteskan airmata. Ya, dalam kehidupan… hampir bagi setiap orang di muka bumi ini, momen perpisahan memang merupakan momen yang paling berat.

Orang tua bilang, jangan dibikin repot. Olesi saja puting susu dengan brotowali yang pahit, atau coreti payudara dengan spidol sehingga menjadi aneh dan membuat anak menjadi tidak nyaman, atau olesi puting susu dengan cairan berasa aneh seperti pedas atau asam, yang dapat membuat anak tidak suka untuk menghisapnya, atau titipkan anak di nenek/kakeknya selama beberapa waktu, nanti anaknya pasti menolak sendiri. Atau cara yang paling ampuh: HAMIL KEMBALI! Karena dengan kehamilan, maka rasa ASI akan berubah menjadi tidak nikmat lagi, sehingga akan lebih cepat membuat anak berhenti menyusu.

Tapi maaf, itu bukan cara saya. Saya tidak mau keintiman saya dengan Lentera kecil berakhir dengan cara seperti itu (kecuali jika saya diijinkan untuk hamil kembali.. itu lain cerita). Saya tidak mau acara menyapih kami menjadi penuh air mata, penuh tangisan, penuh teriakan, penuh amarah serta diselimuti aksi tipu-tipu. Baik pada diri saya, maupun pada dirinya, Lentera kecil-saya itu.

PERTAMA, SAYA UBAH PARADIGMA..

Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk menyapih, jauh-jauh hari saya sudah menyiapkan mental saya. Dalam arti, saya mulai belajar untuk mengubah pandangan saya.. bagi saya, menyapih berarti melepaskan masa menyusui namun saya tidak mau untuk memandangnya sebagai masa ‘perpisahan’ bonding saya dengan Lentera kecil-saya. Saya lalu mulai belajar untuk menganggap bahwa

“masa menyusui itu adalah masa terbaik untuk dikenangkan, namun bukan untuk dikangenin”

Bagi saya kedua terminologi ini benar-benar berbeda. “dikenangkan”, berarti saya senang akan hal tersebut tapi meskipun dimungkinkan, saya tidak akan kembali ke sana. Sedangkan “dikangenin”, artinya saya senang namun terlebih lagi.. jika diizinkan untuk menarik mundur waktu, maka tentu saja akan saya lakukan agar saya bisa kembali ke masa itu. Perubahan persepsi ini benar-benar membantu saya menikmati masa menyapih dengan kasih.

Masa kanak-kanak adalah masa dimana anak telah memiliki memori yang kuat dan yang saya inginkan adalah menutup petualangan menyusui ini dengan momen indah yang layak untuk dikenangkan baginya juga. Karena bagi saya, sesungguhnya menyapih bukanlah melepas bonding, melainkan justru mempererat bonding dengan cara yang berbeda.

KEMUDIAN, MENGUBAH KEBIASAAN..

Anda percaya bahwa bonding yang terjalin antara ibu dan bayi membuat bayi bisa ‘membaca’ fikiran si Ibu? Saya percaya. Sehingga saya mulai berhenti ‘mengundang’ (meskipun hanya di dalam hati) Lentera kecil-saya untuk menyusu. Ini saya mulai setelah Lentera kecil-saya berusia 18 bulan. Saya berhenti untuk mengajak dia ‘mimik’, meski kadang memang sudah waktunya. Namun, biasanya Lentera kecil yang ingat sendiri saat tiba waktu dia ingin menyusu. Saya tidak ‘mengundang’ dia, namun juga tidak menolak jika dia meminta. Jadi, saya biarkan dia yang menentukan sendiri. Jika memang ingin menyusu, maka dia akan meminta demikian pula sebaliknya.

Hal kedua yang saya ubah adalah tempat dimana Lentera kecil boleh menyusu. Dulu, dia bisa menyusu dimana saja, di dalam kamar, di ruang tamu, di meja makan, di dalam mobil, di tempat umum, bahkan saat sedang mandi bersama sekalipun! Sekarang, saya tetapkan menyusu hanya boleh di dalam kamar. Setiap kali Lentera minta menyusu, meski saya sedang asyik mengerjakan sesuatu di luar kamar.. maka saya mesti konsisten dengan ‘peraturan permainan’ yang saya tetapkan sendiri, yakni menggandeng tangannya dan berjalan beriringan menuju ke dalam kamar.

Semua adalah peraturan permainan yang telah saya tetapkan sendiri. Jika ingin bermain, bermainlah secara fair! Meski saya yang menciptakan, peraturan tetap peraturan, maka saya pun wajib mematuhinya. Karena disiplin yang diterapkan pada anak berawal dari orang tua. Jika kita tidak konsisten pada peraturan (bahkan yang kita tetakan sendiri) maka anak tidak akan belajar untuk mengikuti aturan sejak dini. So, saya tidak punya pilihan…. selain bermain secara fair!

Sejujurnya, hal ini sempat menjadi momok juga buat saya, karena sejak itu saya tidak bisa lagi bersantai-santai di dalam kamar. Dengan otak cerdiknya, Lentera kecil-saya mulai berfikir bahwa kamar adalah tempat khusus untuk menyusu. Jadi, kalau kami berdua sedang berada di dalam kamar, artinya itu waktunya dia untuk menyusu! Wah, repot juga yah! Tapi sama seperti menjalani masa menyusui, menyapih juga membutuhkan komitmen.

SELANJUTNYA, SIAPKAN TUBUH..

Tubuh saya adalah bagian selanjutnya yang saya benahi. Sebelum betul-betul menyapih, hal yang pertama saya lakukan adalah mengurangi frekuensi memerah saat terpisah dari bayi. Setelah usia Lentera kecil-saya 20 bulan, Saya mulai mengurangi frekuensi memerah. Sejak menginjak tahun ke-duanya, kebutuhan nutrisi Lentera kecil-saya lebih difokuskan berasal dari makanan, sehingga jatah ASI perah yang diminum pun berkurang. Jika dulu dia minum sebanyak 500cc selama terpisah dari saya, pada masa ini dia hanya minum 200-300cc ASI perah. Namun, saat bertemu dengan saya, dia masih bisa mereguk ASI semaunya.

Ternyata, mengurangi frekuensi yang saya lakukan terbilang cukup drastis. Sebelumnya, saya memerah tiap hari (tentu saja, karena saya terpisah darinya setiap hari dari Senin hingga Jum’at).. akhirnya saya putuskan hanya akan memerah pada hari Senin, Rabu dan Jum’at dengan dua kali perah setiap harinya. Alhasil, saya terserang payudara bengkak! Semoga Anda tidak mengulangi kebodohan saya ini, mungkin lebih baik kalau mengurangi frekuensi memerah dari dua kali menjadi hanya sekali dulu, baru dilanjutkan dengan mengeliminir jumlah harinya.

Namun, terserang payudara bengkak ini justru baik buat saya (tapi belum tentu baik buat Anda, loh!) karena kalau tidak begitu, mungkin saya tidak akan memijat payudara saya. Hal ini cukup penting untuk mengeluarkan ASI yang berlebih (over-supply).

Ada yang bilang, kalau produksi ASI menjelang masa menyapih tersebut sudah sedikit serta tidak mengakibatkan payudara bengkak, maka tidak perlu memijat. Menurut saya, memijat itu tetap perlu tanpa memperhatikan ASI Anda banyak atau sedikit. Karena pemijatan pada payudara dapat membantu melancarkan aliran darah dan tentu saja termasuk aliran ASI, sehingga pada saatnya ASI berhenti diproduksi, payudara tidak dengan kondisi memiliki aliran yang tersumbat yang mungkin dapat bermasalah di kemudian hari.

SIAPKAN SI KECIL, SEBAB DIALAH AKTOR UTAMANYA!

Sebenarnya, saat Lentera kecil-saya belum genap 24 bulan. Saya mulai sering berbicara tentang kebahagiaan saya mengingat dirinya sudah bertumbuh besar dan pintar. Saya sering memuji dia. Saya sempatkan untuk lebih banyak meluangkan waktu bersama dia. Jalan pagi bersama, ketawa-ketawa bersama, baca buku bersama, mandi bersama serta beragam kegiatan lain.

Setelah Lentera kecil meniup lilin ulang tahunnya yang kedua, saya semakin sering menyinggung-nyinggung bahwa seorang kakak minumnya air putih, sama seperti mama, papa, juga mbak (pengasuhnya, red.). Tentunya dengan cara-cara yang konyol, misalnya :

Lentera kecil (L) : “ma, imik maaaa…”
Saya (S) : “haaaa? iiii-mik?” (memasang tampang kaget dan ekspresi konyol……)
L : “hahahahahaha…” (tertawa terbahak-bahak)
S : (ikut tertawa, bahkan lebih keras dari tawanya)
L : “imik, maaa….” (senyuman masih tersungging di bibirnya)
Saya tahu, jika sudah begini… bukan lagi menyusu yang diinginkannya tapi ekspresi konyol saya.
S : “aduh.. aduh…. iiiiiiiiiii-miiiiiiiiiiiik?????” (berpolah lebih konyol lagi dari sebelumnya) “anak cantik yang sudah besar, minumnya air putih…. okeiiii??? sama kayak mama, nih! air putih… woooow, enaaaakkk!!” (sembari menuangkan air putih ke dalam dua gelas).
S : (berjongkok di hadapannya, menegak air dalam gelas sambil membuat bunyi tegukan yang keras lalu mendesah seolah-olah air putih itu nikmat sekali rasanya, kemudian menyodorkan gelas satu lagi kepadanya) “Lentera mau?”
L : “mau!” (menyambut gelas yang saya sodorkan dan langsung mereguknya dengan rakus, kelihatannya dia memang haus sekali)

Biasanya, kalau sedang sangat ingin menyusu.. cara ini tidak mempan. Itu artinya, Lentera kecil memang betul-betul sedang ingin menyusu. Namun, beberapa kali trik ini saya praktekkan cukup ampuh untuk mengalihkan perhatiannya. Biasanya dengan pilihan kata yang berbeda, serta ekspresi kekonyolan yang berbeda pula. Misal, saat merespon permintaannya untuk pertama kali, saya bahkan berpura-pura kaget sampai melompat mundur dengan lompatan gaya kera yang ekornya terjepit (Anda bisa membayangkannya? Saya tidak, tapi saya bisa mempraktekkannya) Tak ayal, hal ini bisa membuat Lentera kecil terpingkal-pingkal dan kemudian melupakan sesi menyusu. Bahkan ada kalanya kata-katanya yang seperti meminta menyusu itu seperti magic word untuk ‘ngerjain saya’, karena dia menolak saat saya sodorkan air putih namun tidak pula melanjutkan memaksa untuk tetap menyusu.

LALU, SAAT LILIN BERANGKA DUA TELAH DITIUP..

Saatnya permainan dimulai. Saat Lentera kecil minta menyusu di siang hari, saya ingatkan bahwa dia sudah besar.. bahkan lilin berangka dua itu pun sudah ditiup. Biasanya, Lentera akan berhenti merengek sejenak, seperti berusaha mengingat kejadian itu mungkin? Saya lalu berkata, ”Lentera…. lupa ya?” Biasanya, dengan latah dia akan mengulang kata-kata saya sembari menganggukkan kepala, “lupa!”. Kemudian saya sodorkan segelas air putih, “kalau sudah tiup lilin angka dua, berarti sekarang kalau haus, minumnya air putih, okei?” Biasanya, dengan latah juga dia mengulangi kata terakhir yang baru saja saya ucapkan, ”okei!”.

Malam hari, adalah masa paling berat untuk kami berdua, karena Lentera biasa ‘dininabobokkan’ sambil disusui. Lalu saya coba cara lain yang mungkin bisa mengalihkan perhatiannya, yakni merayunya dengan pijatan. Awalnya, dia menolak. Karena setelah sekian lama tidak memijat tubuhnya, mungkin dia merasa tidak nyaman saat jari-jari saya menggerayangi permukaan tubuhnya. Dulu, waktu masih orok, Lentera setiap hari saya pijat. Lalu berhenti, saat dia mulai aktif dan lebih senang ditidurkan sambil disusui.

Tapi usaha tidak boleh berhenti sampai di sana. Esok harinya, saya coba lagi. Masih menolak. Akhirnya, pada hari ke-5, barulah Lentera kecil setuju dengan pijatan ini. Tapi saya hanya boleh memijatnya di bagian jempol kaki, setelah jempol kaki yang kiri lalu yang kanan kembali lagi ke kiri dan balik ke kanan, begitu seterusnya sampai dia tertidur.

- Tapi tidak langsung nyenyak sih, satu jam kemudian terbangun, lalu guling kiri dan kanan, seperti orang sedang mimpi buruk. Biasanya, saya coba merangkulnya (posisi saya berbaring di sampingnya, kepalanya saya letakkan pada lengan saya dan saya memeluk bagian lehernya dengan posisi tidur Lentera memunggungi tubuh saya, lalu saya tepuk-tepuk ringan pantatnya) sampai dia tenang kembali dan tertidur. Cara lain adalah dengan digendong dan ditimang-timang, posisi gendong kangguru menghadap ke saya, sampai dia terlelap kembali baru bisa saya baringkan pada kasur. –

Lama kelamaan, saya bosan juga dengan hanya memijat jempol kakinya, lalu saya mencoba membalikkan badannya, saya beri pijatan a la tsiatsu (eh, tidak sampai segitunya sih!). Ternyata pijatan punggung lebih asik, Lentera malah lebih cepat jatuh tertidur. Tapi cara-cara seperti ini tidak bisa setiap malam dilakukan, karena Lentera cepat bosan. Besoknya harus cari pijatan gaya baru, atau diganti dengan membaca buku (lebih tepatnya membalik-balik halaman, karena belum selesai satu halaman dibaca, pasti dia sudah minta ganti halaman baru.. jadi saya ikuti saja apa maunya).

SenamAtau saya mencoba cara lain, yakni mengajaknya senam bersama sebelum tidur. Pada akhirnya, Lentera akan tertawa-tawa dan tidak jadi mengantuk. Meski cara ini tidak terlalu efektif untuk meninabobokkannya, tapi cukup membantu membuatnya merasa kelelahan dan lebih mudah tertidur beberapa saat kemudian.

Lalu, saat tengah malam terbangun minta menyusu, pertama saya tawarkan dulu air putih. Jika dia mau meminumnya, tak lupa saya memujinya, “aduh, aduh.. pintarnya anak cantik! Minum sekali lagi, nak.. pintar sekali, anak mama yang cantik ini…. sudah besar yaaaa, minumnya air putih.” Kata-kata pujian seperti itu yang sering saya bisikkan di telinganya setiap kali dia ‘setuju’ untuk minum air putih saja. Setelah itu, saat dia akan tertidur kembali.. saya kecup keningnya sambil berkata, “I love you, baby.” Tak lama mulai terdengar desahan berat nafasnya, pertanda Lentera kecil-saya itu sudah terlelap kembali.

OHYA SATU LAGI, JANGAN LUPAKAN SI PAPA!

Peran si Papa ternyata cukup efektif untuk melancarkan misi penyapihan ini. Saat malam tiba, Lentera beberapa kali terbangun untuk minta menyusu. Padahal saya sekali dua kali menghisap, lalu ia terbuai kembali. Begitu terus, hingga beberapa kali sampai ayam tetangga protes (maksudnya, karna hari sudah pagi..). Jadi, si Papa kemudian akan ikut terbangun dan menyodorkan segelas air, bisa dengan menggunakan sedotan, atau langsung dari cangkir. Dengan wajah teler, bahkan matanya pun tetap terpejam, Lentera menyeruput air putih dari cangkir yang disodorkan si Papa.

Biasanya Lentera lebih menerima jika orang lain (bukan maksudnya si Papa adalah orang lain, loh.. tapi, orang selain ibunya.. nah, pilihan kata ini lebih tepat sepertinya) yang menawarkannya air putih. Karena kalau saya yang menawarkan, biasanya Lentera lebih sering mengamuk dan menangis kencang dan kemudian saya menjadi tidak punya pilihan selain menyusuinya. Khususnya saat awal-awal masa menyapih berlangsung.

NAH, SEBAGAI PENUTUP..

Inti dari obrolan panjang lebar ini sebenarnya adalah, dan saya fikir ini bisa juga berlaku untuk banyak hal lain, jika Anda ingin agar anak Anda ‘berhenti’ melakukan sesuatu (bahkan yang sudah menjadi kebiasaan sekalipun), maka berikan gantinya. Jika kita hanya berkata ’itu tidak boleh’ tapi tidak memberikan solusi apa-apa, maka anak tidak akan mengerti bagaimana dia harus berhenti melakukan hal tersebut. Jadi, jika ingin anak berhenti menyusu, cari gantinya (maksud saya, ganti kegiatan menyusu dengan kegiatan lain.. bukan sekedar mengganti ASI dengan susu lain). Semoga cerita ini bermanfaat yah.

Mari kita tutup sesi menyusui dengan penuh kasih.

Salam ASI.

http://aimi-asi.org/2008/12/menyapih-dengan-kasih/


11 Alasan Berhenti Minum Susu

11 Alasan Berhenti Minum Susu

Susu dan produk olahan susu kini tidak sesehat yang dibayangkan orang. Berikut 11 alasan mengapa kita harus berhenti minum susu.

1. Susu sapi cocoknya buat anak sapi. Manusia merupakan satu satunya spesies yang masih minum susu setelah dewasa dan satu satunya yang minum susu dari spesies lain.

2. Hormon. Tidak hanya hormon alami pada susu sapi yang lebih kuat dari hormon manusia, sapi perah juga sering diberikan steroid dan hormon hormon tambahan lain untuk meingkatkan produksi susu. Hormon hormon ini dapat berefek negatif pada keseimbangan hormon tubuh.

3. Sebagian besar sapi memperoleh makanan yang tidak benar. Makanan sapi perah yang beredar saat ini banyak mengandung bahan sintetik, pestisida dan antibiotika.

4. Produk susu saat dimetabolisme membentuk asam. Tubuh kita secara alami selalu mempertahankan keasaman darah pada pH 7,3. Mengkonsumsi makanan yang bersifat asam akan menganggu keseimbangan asam basa tubuh. Salah satu organ yang terdampak adalah tulang. Akibatnya tulang menjadi keropos.

5. Penelitian menunjukan negara yang penduduknya paling banyak mengkonsumsi susu memiliki angka kejadian osteoporosis paling tinggi.

6. Sebagian sapi perah hidup di kandang dengan kondisi yang memprihatinkan. Mereka bahkan tdk pernah melihat lapangan rumput yang segar.

7. Sebagian susu dan produk susu di pasteurisasi untuk membunuh bakteri berbahaya. Saat proses pasteurisasi, vitamin, protein dan enzim mengalami kehancuran. Rusaknya enzim ini membuat susu sapi susah untuk dicerna tubuh sehingga merepotkan enzim alami tubuh.

8. Produk susu adalah pembentuk lendir. Lendir yang dihasilkan berperanan dalam gangguan saluran nafas.

9. Penelitian menghubungkan susu dengan radang sendi. Pada sebuah penelitian dengan kelinci, Richard Panush berhasil membuat kelinci mengalami radang sendi hanya dengan mengganti air dengan susu. Pada penelitian lain, lebih dari 50% keluhan pada sendi berkurang ketika susu dihilangkan dari konsumsi sehari hari.

10. Protein susu sulit dicerna tubuh. Pada beberapa orang, protein ini malah membangkitkan reaksi alergi.

11. Pestisida yang terkandung di dalam makanan sapi perah mengkontaminasi susu yang kita minum.

http://www.medisiana.com/diet-dan-gizi/makanan-dan-minuman/11-alasan-berhenti-minum-susu.html



beruntungnya dilahirkan sebagai WANITA

Begitu mudahnya wanita mencapai surga :

1. doa seorang isteri yang taat memiliki kekuatan 70 wali

2. isteri yang membuatkan minum suami tanpa diminta, pahalanya 3 x khatam Al Qur'an.

3. Masakan isteri yang dilakukan secara sunah dan dimakan suami beserta keluarga pahalanya semua untuk isteri dan do'a suami yang memakan masakannya menjadi do'a yang diijabah.

4. isteri yang membangunkan suami untuk shalat atau menyuruh shalat berjamaah di masjid pahalanya 27+1

5. Isteri yang kelelahan bangun malam karena anaknya minta susu sama dengan pahala 70 x haji mabrur

6. Seorang ibu yang menyusui setiap tetes susunya senilai 200 X shalat khusu wal khudu dan doanya di ijabah' (fadilah wanita)

7. burung di udara dan malaikat dilangit akan selalu memintakan ampunan kepada Allah selama. Isteri dalam keridhaan suami

8. "bila seorang suami pulang dengan gelisah dan isteri menghiburnya maka isteri mendapatkan 10 pahala jihad",

9. "bila seorang wanita hamil shalatnya dua rekaat adalah lebih baik dari 80 rakaat shalat wanita yang tidak hamil",

10. "bila seorang wanita hamil akan mendapatkan pahala 70 tahun shalat nafil dan 70 tahun puasa"

11. "wanita yang mencuci pakaian suami dan anak-anaknya akan mendapat 1000 kebaikan dan akan diampuni kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang disinari matahari memintakan ampun baginya dan Allah SWT mengangkat derajatnya 1000 tingkat".

12. "Wanita yang menyusui anaknya, maka setiap tetesan air susu tersebut akan mendapatkan 1 pahala dan apabila cukup 2 tahun menyusui maka malaikat dilangit akan mengabarkan berita bahwa SURGA WAJIB BAgINYA".

13. Apabila sorang wanita kdatangan haid maka haidnya akan menghapus dosa2nya

14. apabila ia membaca pd hr pertama "Alhamdulilahi ala kullu halin wa astagfirullaha min kulli zambi" mk ALLAH akn membebaskannya dr jahanam, shirat & adzab.

15. Setiap hr haidnya ALLAH tinggikan dia dng phla 40 org mati syahid apabila ia berdzikir.

سُبْحَانَ اللّهُ betapa Allah cinta kepada kaum wanita...

Monday, February 7, 2011

bahaya dari susu formula

tetapi, berikut saya copas bahaya dari susu formula: http://www.facebook.com/note.php?note_id=186604171371768

Bahaya Susu Formula:
Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan ASIx selama enam bulan pertama kehidupan, dilanjutkan hingga 2tahun (World Health Assembly Resolution 54.2, 2001). Bila ASI tidak eksklusif dipraktekkan, susu formula umumnya digunakan. WHO menetapkan Kode Etik Pemasaran Susu Pengganti ASI yang mensyaratkan bahwa orang tua seharusnya diberi informasi yang lengkap tentang bahaya kesehatan yang tidak perlu atau tidak layak akibat penggunaan susu formula.

Definisi susu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI. Alasan dipakainya susu sapi sebagai bahan dasar mungkin oleh banyaknya susu yang dapat dihasilkan oleh peternak (Pudjiadi, 2002).

BAHAYA SUSU FORMULA UNTUK BAYI :

1. Meningkatkan Resiko Asma
Studi medis menunjukkan bahwa bayi yang diberi susu formula 40-50% lebih cenderung memiliki resiko asma atau sesak napas.

2. Meningkatan Resiko Alergi
Pemberian susu formula meningkatkan resiko timbulnya eksim, alergi terhadap makanan, dan gangguan pernapasan karena alergi.

3. Mengurangi/menghambat Perkembangan Kognitif
Menyusui terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang, karena memiliki pengaruh positif pada pendidikan dan perkembangan kognitif di masa kanak-kanak. Analisis regresi yang dilakukan pada sebuah penelitian menyatakan bahwa menyusui secara signifikan berkorelasi positif dengan pendidikan dan kecerdasan.

4. Meningkatkan Resiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Anak-anak yang tidak disusui/mendapatkan ASI beresiko 16,7 kali lebih tinggi terkena pneumonia dibandingkan anak-anak yang semasa bayinya disusui secara eksklusif.

5. Meningkatkan Resiko Oklusi Gigi Pada Anak
Salah satu keuntungan menyusui adalah membuat gigi anak tumbuh rapih dan teratur. Aktivitas menghisap yang kurang baik (menghisap botol) memberikan dampak yang substansial pada kerusakan gigi/oklusi gigi pada anak. Terjadinya ”posterior cross-bite” pada gigi anak lebih banyak ditemukan pada anak-anak yang menggunakan botol susu serta anak-anak yang suka ‘mengempeng’.

6. Meningkatkan Resiko Infeksi Dari Susu Formula yang Terkontaminasi
Beberapa bakteri dalam formula tidak dapat disterilkan. Pada kasus tercemarnya susu formula dengan Bakteri berbahaya E-Sakazakii di Belgia, ditemukan 12 bayi yang menderita Necrotizing Enetrocolitis (NEC) dan 2 bayi yang meninggal setelah mengkonsumsi susu formula yang tercemar bakteri tersebut

7. Meningkatkan Resiko Kanker Pada Anak
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang diberi susu formula lebih mungkin untuk mendapatkan kanker leukimia dan lainnya daripada anak-anak yang hanya diberi ASI.

8. Meningkatkan Resiko Penyakit Kronis
Penyakit kronis dapat dipicu oleh respon auto-imun tubuh anak ketika mengkonsumsi makanan yang mengandung protein gluten. ditemukan bukti bahwa 40% anak-anak bawah umur dua tahun (baduta) yang disusui/mendapatkan ASI berisiko lebih kecil terhadap penyakit kronis, walaupun mengkonsumsi makanan yang mengandung protein gluten.

9. Meningkatkan Resiko Diabetes
Bayi susu formula meningkatkan antibodi beta-casein yang bisa menyebabkan diabetes type 1, dibandingkan dengan bayi ASI. Para peneliti tersebut menyimpulkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sekurangnya 4 bulan beresiko lebih rendah terhadap diabetes type 1, karena ASI dapat mencegah pembentukan anti-bodi beta-casein.

10. Meningkatkan Resiko Penyakit Kardiovaskuler
Mereka yang mengkonsumsi susu formula pada awal kehidupannya memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang mendapatkan ASI ketika bayi, ASI mencegah penyakit kardiovaskular karena dapat mengurangi kadar total kolesterol dan kadar LDL (low-density lipid cholesterol)

11. Meningkatkan Resiko Obesitas
Anak-anak yang mendapatkan ASI eksklusif lebih dari tiga bulan dan kurang dari enam bulan memiliki 20 persen pengurangan resiko, sementara mereka yang telah ASI eksklusif selama paling sedikit enam bulan memiliki 60 persen pengurangan resiko untuk menjadi gemuk dibandingkan kepada mereka yang diberi susu formula

12. Meningkatkan Resiko Infeksi Saluran Pencernaan
Perbandingan antara bayi yang menerima ASI terutama selama 12
bulan pertama kehidupan dan bayi yang secara eksklusif diberikan susu formula atau disusui ASI selama selama tiga bulan atau kurang, menemukan bahwa penyakit diare dua kali lebih tinggi untuk bayi yang diberikan susu formula dibandingkan mereka yang disusui ASI.

13. Meningkatkan Risiko Kematian
Bayi yang diberi susu formula memiliki tinggi risiko kematian akibat penyakit tersebut seperti diare akut dan infeksi paru-paru.

14. Meningkatkan Resiko Infeksi Telinga
Bayi yang diberikan ASI eksklusif selama empat bulan atau lebih mengalami penurunan 50% dibandingkan dengan bayi yang tidak disusui. Penurunan sebesar 40% kejadian dilaporkan berasal dari bayi ASI yang diberikan tambahan (makanan/susu formula) lain sebelum usia empat bulan.

15. Meningkatkan Resiko Efek Samping Kontaminasi Lingkungan
Menyusui menurunkan efek berbahaya terhadap kesehatan anak dari racun dalam lingkungan seperti PCB dan dioksin. Anak-anak yang diberi ASI lebih baik pada tes untuk perkembangan otak dibanding anak-anak yang diberi susu formula.

sumber : http://www.infactcanada.ca/RisksofFormulaFeeding.pdf
http://www.infactcanada.ca/pdf/14-Risks-Small.pdf

atau ada informasi juga, dari sini mengena efek sufor dari kandungan logam-nya:
https://babyorchestra.wordpress.com/tag/kandungan-logam-pada-susu-formula-bayi/

Mohon maaf sekali Bunda, jika ada tersinggung dengan tulisan saya di atas... Bukan berarti saya lebih tahu dari Bunda sekalian, saya yakin banyak yang jauuuuhhh lebih tau dari saya, hanya sedikit share mengenai susu formula, yang kebetulan saja saya sempat share mengenai banyak bahayanya dibanding manfaat.. Jika sudah kadung? kita diskusikan lebih lanjut ya Bunda... Karena saya yakin, semua bunda dan ayah disini menginginkan yang terbaik untuk putra -putrinya...

Wednesday, February 2, 2011

konselor laktasi

hai selamat malam bunda...
hari ini saya periksa ke dr ahmad mediana di kliniknya, jl kemang timur no 23. jakarta selatan.
Ternyata pas saya ke sana ada istri nya beliau ibu yayu, yg ramah. Kita ngobrolin tentang seputar masalah asi dan bunda.
kata ibu yayu, gampang aja loh jadi konselor laktasi. padahal selama ini saya hanya membantu teman2 terdekat/ org yg saya kenal untuk memberikan asi kepada buah hatinya..
konselor laktasi ternyata ada langkah2nya juga, pertama kita musti kursus 2 hari pengenalan selanjutnya kursus yg metode who 40 jam
wahh...dari sarjana teknik pindah jurusan ke marketing ASI..wawkawakkwakakwakk
selama ini suami belum ngasih lampu hijau buat ikutan kursus, akhirnya hari ini berhasil...ibu yayu membuat suamiku mengiyakan ikut kursus tersebut,,,..yipeee!!
akhirnya aku bisa membantu bunda dengan pengetahuan yg lebih dalam lagi...
doain aku lulus yah bunda supaya bisa menjadi konselor laktasi sehingga bisa membagi ilmu ke siapa aja,..tanpa beda agama
bu yayu menyarankan saya mengikuti kelas di perinasia dan minta no tlp/hp perinasia
pas bertemu dengan dokter ahmad mediana,saya tanyakan no tlp/hp perinasia yipeee
dapet contact personnya namanya hesti,...
senang dan deg2annya dr ahmad menawarkan buka praktek di tempatnya aja...heheheheh
dalam hati mau bgt, tapi muka tegang, scara bukan backgroundnya dari kedokteran...
mudah2an aja, dengan jalan ini aku bisa bermanfaat bagi orang banyak dan menularkan virus ASI....
smoga bayi2 di indonesia makin cerdas karena bundanya juga makin cerdas dg memberikan mereka ASI,,,,tanpa di campur dengan susu formula loh....
berawal dari ketidak tahuan saya ttg manfaat asi dan bagaimana asi itu bisa keluar...saya ingin bunda2 yg lain tidak seperti saya, yg cuek saja/ gimana nanti sajalah...hehehhehe
padahal sebelum melahirkan kita perlu loh merawat PD (payudara) kita agar ASI mengalir dengan lancar...
oke bunda slamat beraktivitas...jgn lupa bagi ibu yg bekerja...memerah PD heheheh
smangat!!