tag:blogger.com,1999:blog-32345275428325283142024-03-05T01:51:56.842-08:00All About BreastfeedingI want to share about a breastfeeding, baby, pregnant..
i love to be a mom's for my little baby..
if u have any question just ask me ok..
send by email nur_tadjoedin@yahoo.comnurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.comBlogger177125tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-72341884818415056842016-01-17T21:58:00.000-08:002016-01-17T23:06:16.596-08:00BUNDA ,JANGAN MENYUSUI SAMBIL MAIN HANDPHONE, INI BAHAYANYA. TOLONG BANTU SEBARKAN<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Pada era digital seperti sekarang ini, kita memang sulit lepas dari
gadget. Tak terkecuali, para ibu menyusui, entah itu untuk membalas
pesan atau update status di media sosial.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Kini ada kecenderungan baru yang dilakukan oleh para ibu muda modern
yang baru saja menyambut kelahiran buah hatinya. Banyak dari mereka
memberikan ASI pada bayi sembari main gadget. Aktivitas menyusui sambil
bermain gadget ini kemudian disebut sebagai brexting, kependekan dari
breast texting.
</div>
<div class="separator" style="background: #FFFFFF; border: 0px; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Otomatis, kebiasaan menyusui sambil bermain gadget akan membuat
perhatian dan fokus ibu mudah terdistraksi. Selain itu, kebiasaan yang
sedang jadi tren tersebut pun telah menjadi perhatian para pakar
pengasuhan anak dan dokter.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<a href="http://24hjakarta.com/wp-content/uploads/2016/01/safe_image-42.jpg"><img alt="safe_image (4)" class="alignnone size-full wp-image-8828" src="http://24hjakarta.com/wp-content/uploads/2016/01/safe_image-42.jpg" height="245" style="height: auto;" width="470" /></a>
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Konselor laktasi Muji Hananik dari Rumah Sakit Bunda, Jakarta,
mengatakan, seorang ibu seharusnya fokus pada bayinya saat menyusui.
“Konsen kalau menyusui, jangan main handphone. Enggak boleh, ya. Kita
kan harus sabar. Ajak bayi komunikasi, melakukan stimulasi,” kata Muji
dalam diskusi di RS Bunda.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Stimulasi kepada bayi dilakukan dengan mengajaknya berbicara,
menyentuh, atau mengajak senyum. Hal-hal seperti itu dapat meningkatkan
ikatan antara ibu dan bayi atau bonding. Fokus kepada bayi juga akan
membuat ibu dan bayi nyaman dalam proses menyusui.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; border: 0px; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Hal senada dikatakan terapis hypno-breastfeeding Fonda Kuswandi. Fonda
mengaku pernah mendapati ibu yang mengalami lecet pada putingnya karena
digigit oleh sang buah hati saat menyusui. Ternyata, ibu tersebut saat
itu menyusui sambil bermain handphone.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
“Sekarang digital banget. Please, kalau lagi menyusui, jangan sambil main gadget,” kata Fonda lagi.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Ia menjelaskan, saat menyusui, bayi biasanya akan menatap ke arah mata
ibu. Saat itulah terjadi kontak mata antara ibu dan bayi sehingga
menjadi saat yang baik untuk berkomunikasi.
</div>
<div class="widget_text" id="text-12" style="background: #FFFFFF; border: 0px; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="textwidget" style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div id="google-ads-1" style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px auto; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
“Bayangin kalau ibu ngajak bapak ngomong, tetapi bapak lagi sibuknonton
Piala Dunia, nengok enggak? Enggak, kan. Rasanya sakit, kesal. Nah, itu
yang dirasakan bayi juga,” kata Fonda.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Isapan bayi pada payudara ibu sangat penting untuk meningkatkan hormon
prolaktin, salah satu hormon yang menghasilkan ASI. Untuk itu, perlu
fokus saat menyusui dan perhatikan cara menyusui yang benar.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Tetap fokus pada bayi juga membantu Anda mengetahui apakah bayi sudah
selesai menyusui atau belum, apakah bayi sudah kenyang, dan sebagainya.
Hal ini tentunya dapat mendukung terlaksananya ASI eksklusif selama 6
bulan dan pemberian ASI hingga 2 tahun.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Para dokter memperingatkan bahwa kebiasaan menyusui sambil bermain
gadget dapat mengganggu proses keterikatan antara ibu dan bayi yang
terjalin saat menyusui.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Keterikatan ibu dengan anak selama masa awal kehidupan amat penting,
sehingga bila keterikatan ini terinterupsi, maka anak kemungkinan akan
mengalami masalah kecemasan di masa mendatang.
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
Selain Efek buruk di atas, yang tidak kalah bahayanya efek menyusui sambil menggunakan gadget adalah :
</div>
<div style="background: #FFFFFF; color: #222222; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; vertical-align: baseline;">
1. Kurangnya perhatian ke anak.<br />
2. Efek merusak mata.<br />
3. Efek Radiasi Gadget pada Anak.<br />
4. Bisa jadi Anak Kejatuhan Gadget pada saat menyusui.
</div>
nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-87709831096488065242015-02-28T07:29:00.003-08:002015-02-28T07:31:34.433-08:00peraturan-peraturan seputar pemberian ASIassalamualaikum wr wb<br />
apa kabar bunda dan yanda<br />
bagaimana keadaannya sehat wal afiatkan??<br />
Disini saya hanaya memberikan informasi tentang peraturan-peraturan seputar pemberian asi<br />
dimana hak seorang karyawati untuk melakukan "pompa asi" (klo bos nya gak ijinin kasih aja peraturann2 ini...<br />
ini khusus di Indonesia aja ya...<br />
<span style="background-color: #4b6574; font-size: 11px; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 14px;"><span style="color: #aab7c0; font-family: HelveticaNeue-Light, Helvetica Neue Light, Helvetica Neue, Helvetica, Arial, sans-serif;">1. </span></span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">UUD 1945 (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/01-UUD-satunaskah.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">2. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/02-uu_13_2003-ketenagakerjaan.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">3. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/03-UU-23-2002-perlindungan-anak.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">4. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/04-UU-49-299-HAM.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">5. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/05-UU-36-2009-kesehatan.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">6. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/06-uu-8-1999-perlind-konsumen.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">7. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">UU No. 7 Tahun 19996 tentang Pangan (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/07-UU-pangan-7_1992.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">8. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">UU No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/08-pp69-1999-label-dan-iklanpangan.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">9. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">UU No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konfensi tentang Hak-Hak Anak (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/09-Keppres-36-1990.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">10. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Keputusan Menkes RI No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif Pada Bayi di Indonesia (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/10-kepmenkes-450.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">11. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Keputusan Menkes RI No. 237/MENKES/SK/IV/1997 tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/11-kepmenkes237tahun1997.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">12. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Peraturan Bersama MenagPP, Menakertrans dan Menkes tentang Peningkatan Pemberian ASI Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/12-SKB_PP-NAKERTRANS-KES_2008.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">13. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Peraturan Kepala BPOM RI Tentang Penambahan Zat Gizi dan Non Gizi Dalam Produk Pangan (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/13-bpom-00.05.1.52.3572-penambahan-zat-gizi-dan-non-gizi-produk-pangan.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">14. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Keputusan Kadinkes Provinsi DKI Jakarta tentang Pemberian ASI Secara Dini (Inisiasi Menyusu Dini) bagi Ibu Melahirkan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2008 (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/14-kepkadinkes_no_435_2008-IMD.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">15. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Peraturan Kepala BPOM RI tentang Pengelompokan Produk Formula Bayi dan Formula Lanjutan (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/15-Milk-Staging-BPOM.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">16. Perda Kabupaten Klaten No. 7 Tahun 2008 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/16-Perda-Kabupaten-Klaten-Nomor-7-Tahun-2008.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">17. Pedoman Peningkatan Penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui yang Responsif Gender bagi Pusat dan Daerah (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2010/08/17-permenegpp-3-2010.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">18. Rekomendasi tentang Pemberian Makan Bayi Pada Situasi Darurat (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/18-who-idai-unicef-makanan-darurat.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">19. Alasan Medis yang Dapat Diterima Sebagai Dasar Penggunaan Pengganti ASI (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/19-Alasan-Medis-Produk-Pengganti-ASI_UNICEF.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">) 20.</span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/20-Intl-Code.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">21. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Konvensi Hak-Hak Anak (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2010/08/21-Konvensi-Hak-Anak-PBB-1989.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">22. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Melindungi Bayi Dalam Keadaan Darurat (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/22-MELINDUNGI-BAYI-DALAM-KEADAAN-DARURAT.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">23. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Rangkuman Peraturan Perundangan di Indonesia Menyangkut ASI (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/23-rangkuman-peraturan-ASI-indonesia.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">24. </span><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Kode Etik Internasional Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu (</span><a href="http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2013/01/24-WHO-International-Code-Bhs-Indonesia.pdf" style="-webkit-transform: translateZ(0px); -webkit-transition: color 120ms linear; border: 0px; color: #e85c2c; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: color 120ms linear; vertical-align: baseline;">PDF</a><span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">)</span><br />
<br />
<span style="color: #5d5d5d;"><a href="http://aimi-asi.org/peraturan/">http://aimi-asi.org/peraturan/</a></span><br />
<span style="color: #5d5d5d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;"><br /></span>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-15490758743376858162011-12-18T21:00:00.001-08:002011-12-18T21:13:02.738-08:00sewa breastpump merk medela<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #454545; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Ayo dukung ASI eksklusif!</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #454545; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan terbaik dan terpenting bagi bayi selama 6 bulan pertama hidupnya dan sangat baik jika diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun. Manfaat ASI tidak dapat ditemukan dan ditandingi makanan atau susu apapun. ASI mengandung berbagai vitamin dan antibodi yang tidak terdapat dalam susu formula sehingga bayi yang minum ASI memiliki ketahanan lebih baik daripada yang tidak minum ASI. Untuk jangka panjang, ASI meningkatkan kecerdasan intelektual serta mengurangi resiko diabetes, stroke, kanker, penyakit jantung.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #454545; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Salah satu cara agar produksi ASI berlimpah adalah dengan sering mengosongkan payudara. Agar memerah ASI cepat dan mudah, breastpump (pompa ASI) menjadi alat bantu yang sangat berguna.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #454545; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Bermacam merek dan tipe breastpump terkadang membuat para ibu bingung menentukan pilihan. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #454545; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Supaya tidak salah beli lebih baik para ibu menyewa dulu dan kalau sudah cocok barulah membeli :)</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #454545; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Mendukung ASI eksklusif, kami menyewakan berbagai tipe breastpump merek Medela yang sangat popular di kalangan para ibu menyusui di seluruh dunia karena teknologinya yang menyerupai kealamian bayi menyusu.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #454545; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Info lebih lanjut menyewa breastpump (pompa ASI):</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #454545; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Titin Sutono</span><br />
<a href="mailto:Titin.sutono@gmail.com" rel="nofollow" style="background-color: white; color: #234786; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;" target="_blank" ymailto="mailto:Titin.sutono@gmail.com"><span class="yshortcuts" id="lw_1324266553_0">Titin.sutono@gmail.com</span></a><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #454545; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">081 834 6656</span>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-5590895765905273192011-12-17T00:36:00.000-08:002011-12-17T00:36:16.303-08:00resep herbal untuk masalah asi<span class="Apple-style-span" style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px;">1. </span><strong style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;">Daun Jinten </strong><span class="Apple-style-span" style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;">(</span><em style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;">Coleus amboinicus</em><span class="Apple-style-span" style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"> Lour.), memperbanyak ASI. </span><br style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;" /><span class="Apple-style-span" style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;">Masak </span><em style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;">daun jinten</em><span class="Apple-style-span" style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"> secukupnya dengan </span><em style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;">sup ayam</em><span class="Apple-style-span" style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;">. Minum airnya dan makan supnya.[2]</span><br />
<div style="background-color: #aeffae; color: #333333; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<span class="fullpost" style="background-color: #aeffae; color: #333333; display: inline; font-family: Trebuchet, 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;">2. <strong>Katu</strong> (<em>Sauropus androgynus</em> (L,) Merr.), pelancar ASI.<br /><em>Daun Katu</em> segar beberapa helai, dibuat sayuran. Selain daun Katu dapat digunakan <em>daun Bayam</em>, <em>daun Lembayung</em>, <em>daun Sawi</em>, <em>Kacang Panjang</em>,<em>Kacang Koro, Jantung Pisang, buah Labu Air, buah Labu Merah</em>, dan lain lain. Semua itu dijadikan sayuran dan dimakan secara bergantian. Makan harus teratur dan dipilih makanan yang bergizi.[<a href="http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=297" style="color: #5588aa; text-decoration: none;" target="_blank">4</a>]<br />
3. <strong>Kastuba </strong>(<em>Euphorbia pulcherrima</em> Willd. et Klotzsch.), memperlancar ASI<br />Cuci <em>bunga kastuba</em> segar sebanyak 10 gram, lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari 2 kali, masing -masing 1/2 gelas.[1]<br />
4. <strong>Nangka </strong>(<em>Artocarpus heterophyllus</em> Lamk.), memperlancar ASI.<br />Rebus 60-120 gram <em>biji nangka</em>, minum airnya dan makan bijinya.[2]<br />
5. <strong>Pare </strong>(<em>Momordica charantia</em> L.), memperlancar ASI.<br />Giling <em>daun pare</em> secukupnya. Balurkan di sekeliling payudara.[2]<br />
6. <strong>Som Jawa </strong>(<em>Talinum paniculatum</em> (Jacq.) Gaertn.), memperbanyak ASI.<br />Cuci bersih <em>daun som jawa</em> segar secukupnya, tumis, lalu makan sebagai lauk nasi.[3]<br />
7. <strong>Sukun </strong>(<em>Artocarpus communis</em> Forst.), Menambah ASI.<br />20 gram <em>daun sukun</em> segar dicuci, lalu dirajang kecil-kecil. Rebus bahan dengan 2 gelas air matang selama 15 menit. Setelah dingin, saring, dan air rebusan dibagi 2 untuk diminum pada pagi dan sore hari.[3]<br />
8. <strong>Temu Hitam </strong>(<em>Curcuma aeruginosa</em> Roxb.), mencegah penularan penyakit pada bayi melalui ASI.<br />Cuci bersih <em>rimpang/umbi temu hitam</em> dan <em>kecipir</em> (<em>Psophocarpus tetragonolobus</em> DC) secukupnya. Rebus bahan dalam 3 gelas air hingga mendidih. Dinginkan ramuan, lalu konsumsi seperti lalap. Lakukan pengobatan selama 3 hari sekali selama menyusui.[3]<br />
_________________________________<br />
<strong>Referensi</strong><br /><strong>Buku</strong><br />1. <a href="">Dalimartha, dr. Setiawan, <em><strong>Atlas Tumbuhan Obat Indonesia</strong></em>, jilid 3 (Jakarta: Trubus Agriwijaya, 2003)</a><br />2. <a href="">Dalimartha, dr. Setiawan, <em><strong>Atlas Tumbuhan Obat Indonesia</strong></em>, jilid 5(Jakarta: Pustaka Bunda, 2008)</a><br />3. <a href="">Hariana, Drs. H. Arief, <strong><em>Tumbuhan Obat dan Khasiatnya</em></strong>, seri 3 (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008) </a><br /><a href="http://kembangbungaku.blogspot.com/2009/03/resep-herbal-untuk-masalah-asi-air-susu.html">http://kembangbungaku.blogspot.com/2009/03/resep-herbal-untuk-masalah-asi-air-susu.html</a></span>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-26466317231935920812011-12-06T23:39:00.001-08:002011-12-06T23:40:16.829-08:00Cairan Ajaib: Air Susu Ibu<br />
<blockquote style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<div class="ayetler" style="font-weight: bold;">
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. <span lang="id">(Q</span>S. Luqman<span lang="id">, 31:14)</span></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="id">Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan </span>tanpa tanding <span lang="id">ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.<strong><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#dipnot">1</a></strong> Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini.</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="id"><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu bertambah setiap hari. Penelitian menunjukkan</span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">, <span lang="id">bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh </span>di <span lang="id">dalam ASI memberikan perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan lingkungan yang ramah bagi bakteri ”menguntungkan” yang disebut ”flora normal”. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan benar.</span></span><span lang="id"><span lang="id"> <strong><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#dipnot">2</a></strong></span></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="id"><span style="font-family: Arial;">Karena</span><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"> telah diramu secara istimewa, ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">masih rentan<span lang="id">. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ.</span></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="id"><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">Air susu ibu yang memiliki bayi prematur mengandung lebih banyak zat lemak, protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi. Bahkan telah dibuktikan bahwa fungsi mata bayi berkembang lebih baik pada bayi-bayi prematur yang diberi ASI dan mereka memperlihatkan kecakapan yang lebih baik dalam tes kecerdasan. Selain itu, mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya.</span></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="id"><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">zat<span lang="id"> penting bagi otak dan retina manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Omega-3 secara khusus sangat penting selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap awal usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya berkembang secara nomal. Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI sebagai penyedia alami dan sempurna</span>dari <span lang="id">omega-3.</span> </span><span lang="id"><span lang="id"><strong><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#dipnot">3</a></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"> </span></span></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="id"><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">Selanjutnya, penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">terhadap<span lang="id"> tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi. Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan oleh kandungan zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran <i>Circulation</i>, bayi yang diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung. Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi jantung.</span></span><span lang="id"><span lang="id"><strong><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#dipnot">4</a></strong></span></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="id"><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">Selain itu, kelompok penelitian yang dipimpin Dr. Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai <i>adiponectin</i> di dalam ASI.</span> <strong><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#dipnot">5</a></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"> Kadar<i> Adiponectin</i> yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya resiko serangan jantung. Kadar <i>adiponectin</i> yang rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki resiko besar terkena serangan jantung. Oleh karena itu telah diketahui bahwa resiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut <i>leptin</i> di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. <i>Leptin</i> dipercayai sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh. Jadi, menurut pernyataan Dr. Martin, hormon-hormon yang didapatkan semasa bayi melalui ASI mengurangi resiko penyakit-penyakit seperti kelebihan berat badan, diabetes jenis 2 dan </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">kekebalan<span lang="id"> terhadap insulin, dan penyakit pada pembuluh nadi utama jantung. </span></span><span lang="id"><span lang="id"><strong><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#dipnot">6</a></strong></span></span></div>
<div class="baslik2bordo" style="background-color: white; color: #7f0000; font-family: 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 16px; font-weight: bold; text-align: justify; text-decoration: none;">
<span lang="id">Fakta tentang "Makanan Paling Segar"</span> [ASI]</div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="id">Full hygiene may not be established in water or foodstuffs other than mother’s milk.</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="id"><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">Fakta tentang ASI tidak berhenti hanya sampai di sini. Peran penting yang dimainkannya terhadap kesehatan bayi berubah seiring dengan tahapan-tahapan yang dilalui bayi dan jenis zat-zat makanan yang dibutuhkan pada tahapan tertentu. Kandungan ASI berubah guna memenuhi kebutuhan yang sangat khusus ini. ASI, yang selalu siap setiap saat dan selalu berada pada suhu yang palin</span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">g<span lang="id"> sesuai, memainkan peran utama dalam perkembangan otak karena gula dan lemak yang dikandungnya. Di samping itu, unsur-unsur seperti kalsium yang dimilikinya berperan besar dalam perkembangan tulang-tulang bayi.</span></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"><span lang="id">Meskipun disebut sebagai susu, cairan ajaib ini sebenarnya sebagian besarnya tersusun atas air. Ini adalah ciri terpenting, sebab selain makanan, bayi juga membutuhkan cairan dalam bentuk air. Keadaan yang </span>benar-benar <span lang="id">bersih dan sehat mungkin tidak bisa</span>dimunculkan pada air atau bahan makanan, selain pada ASI.<span lang="id"> </span>Namun<span lang="id"> ASI </span><span lang="id">– sedikitnya 90% adalah air – , memenuhi kebutuhan </span>bayi akan<span lang="id">air dalam cara yang paling </span>bersih dan sehat<span lang="id">.</span></span></div>
<div class="baslik2bordo" style="background-color: white; color: #7f0000; font-family: 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 16px; font-weight: bold; text-align: justify; text-decoration: none;">
<span lang="id">ASI dan Kecerdasan</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"><span lang="id">Penelitian ilm</span>iah <span lang="id">menunjukkan bahwa perkembangan </span>kemampuan otak pada <span lang="id">bayi </span>yang diberi ASI <span lang="id">lebih </span>baik<span lang="id"> </span>daripada<span lang="id"> bayi lain. </span>Penelitian<span lang="id">pe</span>m<span lang="id">bandingan </span>terhadap<span lang="id"> bayi yang diberi </span>ASI <span lang="id">dengan bayi yang diberi susu </span>buatan pabrik<span lang="id"> oleh James W. Anderson – seorang ahli dari Universitas Kentucky – membuktikan bahwa </span>IQ [tingkat kecerdasan] <span lang="id">bayi yang diberi ASI lebih tinggi </span>5<span lang="id"> </span>angka <span lang="id">dari</span>pada<span lang="id"> bayi </span>lainnya<span lang="id">.</span>Berdasarkan h<span lang="id">asil </span>penelitian<span lang="id"> ini ditetapkan bahwa </span>ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi, dan anak yang disusui <span lang="id">kurang dari 8 minggu </span>tidak memberikan manfaat pada <span lang="id">IQ.</span></span><strong> <span lang="id"><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#dipnot">7</a></span></strong></div>
<div class="baslik2bordo" style="background-color: white; color: #7f0000; font-family: 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 16px; font-weight: bold; text-align: justify; text-decoration: none;">
Apakah ASI Dapat Memerangi Kanker?</div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">Berdasarkan hasil <span lang="id">seluruh penelitian yang telah dilakukan, </span>ter<span lang="id">bukti</span> <span lang="id">bahwa ASI, yang</span> dibahas dalam ratusan tulisan yang telah terbit<span lang="id">,</span>melindungi<span lang="id"> bayi </span>terhadap<span lang="id"> kanker. </span>Hal ini telah diketahui<span lang="id">, walaupun </span>secara fakta<span lang="id"> mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Ketika</span>sebuah <span lang="id">protein ASI membunuh </span>sel-<span lang="id">sel tumor yang telah </span>di<span lang="id">tumbuh</span>kan<span lang="id"> </span>di <span lang="id">dalam laboratorium tanpa me</span>rusak<span lang="id"> sel yang sehat</span> mana pun<span lang="id">, para peneliti men</span>yata<span lang="id">kan </span>bahwa sebuah <span lang="id">potensi besar telah m</span>uncul<span lang="id">. Catharina Svanborg, Profesor </span>imunologi klinis<span lang="id"> di Universitas Lun</span>d,<span lang="id">Swed</span>ia<span lang="id">, memimpin </span>kelompok <span lang="id">penelitian yang menemukan </span>rahasia mengagumkan ASI ini<span lang="id">.</span></span><strong><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#dipnot"><span lang="id">8</span></a></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"> Kelompok yang berpusat di <span lang="id">Universitas Lund</span>ini <span lang="id">menjelaskan </span>kemampuan<span lang="id"> ASI dalam </span>memberikan perlindungan melawan beragam jenis<span lang="id"> kanker sebagai penemuan</span> yang ajaib<span lang="id">.</span></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"><span lang="id">Awalnya, para peneliti </span>memberi perlakuan pada sel-<span lang="id">sel </span>selaput lendir <span lang="id">usus yang diambil </span>dari <span lang="id">bayi </span>yang baru lahir dengan ASI<span lang="id">. Mereka mengamati bahwa </span>gangguan yang <span lang="id">disebabkan oleh bakteri </span><i>P</i><span lang="id"><i>neumococcus</i> dan di</span>kenal<span lang="id"> sebagai pneumonia </span>berhasil dengan mudah dihentikan oleh ASI<span lang="id">. </span>Terlebih lagi<span lang="id">, bayi yang diberi ASI mengalami </span>jauh <span lang="id">lebih sedikit gangguan pendengaran dibanding</span>kan<span lang="id"> </span>bayi <span lang="id">yang diberi susu formula</span>,<span lang="id"> dan </span> m<span lang="id">enderita</span> jauh lebih sedikit <span lang="id">infeksi </span>saluran <span lang="id">pernapasan. </span>Pasca serangkaian penelitian, diperlihatkan<span lang="id"> bahwa ASI juga </span>memberikan perlindungan melawan <span lang="id">kanker. </span>Setelah menunjukkan bahwa penyakit <span lang="id">kanker getah bening yang </span>ter<span lang="id">amati pada masa </span>k<span lang="id">anak</span>-kanak<span lang="id"> ternyata </span>sembilan<span lang="id"> kali lebih </span>sering menjangkiti <span lang="id">anak</span>-anak<span lang="id"> yang diberi susu formula, mereka menyadari bahwa hasil yang sama berlaku </span>pula untuk jenis-jenis <span lang="id">kanker lain</span>nya<span lang="id">. </span>Menurut<span lang="id"> hasil </span>penelitian <span lang="id">tersebut, ASI secara tepat menemukan </span>keberadaan<span lang="id">sel-sel kanker dan kemudian membunuh</span>nya<span lang="id">. </span>Adalah z<span lang="id">at yang disebut <i>alpha-lac</i> (<i>alphalactalbumin</i>), yang </span>terdapat dalam jumlah besar di dalam <span lang="id">ASI, yang </span>mengenali keberadaan <span lang="id">se-sel kanker</span> dan membunuhnya<span lang="id">. <i>Alpha-lac</i> </span>dihasilkan<span lang="id"> oleh </span>sebuah <span lang="id">protein yang membantu pembuatan gula laktosa </span>di dalam<span lang="id"> susu.</span></span><b><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#9">9</a></b><strong><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#dipnot"></a></strong></div>
<div class="baslik2bordo" style="background-color: white; color: #7f0000; font-family: 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 16px; font-weight: bold; text-align: justify; text-decoration: none;">
Berkah Tanpa Tara Ini Adalah Karunia Allah</div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"><span lang="id">Ciri </span>menakjubkan lain dari<span lang="id"> ASI adalah fakta bahwa</span> ASI sangat <span lang="id">bermanfaat </span>bagi bayi <span lang="id">apabila disusui selama dua tahun.</span> </span><span lang="id"><strong><a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm#dipnot">10</a></strong> </span><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">Pengetahuan<span lang="id">penting</span> ini<span lang="id">, hanya baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan, </span>telah diwahyukan <span lang="id">Allah empat belas abad silam </span>di <span lang="id">dalam </span>ayat-<span lang="id">Nya: </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt; font-weight: 700;"><span lang="id"> ”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan...</span>" <span lang="id">(Q</span>S<span lang="id">, </span>Al Baqarah, <span lang="id">2:233)</span></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">Sang ibu bukanlah yang memutuskan untuk membuat ASI, <span lang="id">sumber </span>zat makanan terbaik bagi <span lang="id">bayi </span>yang lemah yang memerlukan makanan di <span lang="id">dalam tubuhnya</span>.<span lang="id"> </span>Sang ibu bukan pula yang menentukan beragam kadar gizi yang dikandung ASI. <span lang="id">Allah</span> Yang Mahakuasa-lah<span lang="id">, Yang mengetahui kebutuhan </span>setiap makhluk hidup <span lang="id">dan </span>memperlihatkan kasih sayang ke<span lang="id">pada</span>nya,<span lang="id"> Yang menciptakan </span>ASI<span lang="id"> untuk bayi di</span><span lang="id">dalam tubuh sang ibu.</span></span></div>
<a href="http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm">http://harunyahya.com/indo/artikel/082.htm</a><br style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;" /><hr style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;" />
<div style="background-color: white; font-family: Geneva, Arial, Helvetica, san-serif; font-size: 12px; text-align: justify;">
<span lang="id"><a href="" name="dipnot"></a><span class="dipnot" style="font-size: 10px; text-decoration: none;">1- “High-Risk Newborn—The Benefits of Mother’s Own Milk,” University of Utah Health Sciences Center, www.uuhsc.utah.edu/healthinfo/pediatric/Hrnewborn/bhrnb.htm.<br />2- Ibid.<br />3- C. Billeaud, et al., European Journal of Clinical Nutrition, 1997, vol. 51, 520-526.<br />4- "Breast milk 'does cut heart risk'," 1 March 2004, http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/3523143.stm.<br />5- "Breast milk helps reduce obesity," 2 May 2004, http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/3673149.stm.<br />6- Ibid.<br />7- Tim Whitmire, “IQ Gain from Breastfeeding,” http://abcnews.go.com/sections/living/DailyNews/breastfeeding990923.html.<br />8- “Breakthrough in Cancer Research,” www.mediconvalley.com/news/Article.asp?NewsID=635.<br /><a href="" name="9">9</a>- Peter Radetsky, "Human Breast Milk Kills Cancer Cells," Discover 20, No. 06, June 1999.<br />10- Rex D. Russell, “Design in Infant Nutrition,” www.icr.org/pubs/imp/imp-259.htm.</span></span></div>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-53205721745240579682011-12-05T23:08:00.001-08:002011-12-05T23:08:20.351-08:00Berkenalan dengan Growth Spurts<br />
<div style="background-color: white; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;">
Sebagai ‘ibu baru’ bagi bayi kita yang baru saja lahir ke dunia, sudah bisa dipastikan akan ada banyak hal-hal baru yang kita temui dan kita rasakan dalam mengasuh dan merawat bayi kita. Dalam hal mengasuh dan merawat, sudah barang tentu sebagai orang tua, kita selalu berusaha agar bayi kita mendapatkan hal paling terbaik yang bisa kita berikan. Saat kita sedang dalam masa mengasuh dan merawat ‘bayi baru’ ada kalanya kita menemukan suatu masa dimana bayi kita menjadi rewel, sering menangis kencang, tampak selalu lapar dan terus menerus menyusu dengan waktu menyusu yg panjang serta frekuensi yang sering. Mungkin beberapa ibu akan kebingungan dengan hal ini dan bisa jadi juga menjadi sedikit panik dengan keadaan tersebut. Apalagi untuk ibu yang memang memberikan ASI eksklusif untuk bayinya, hal tersebut bisa membuat ibu beranggapan bahwa air susunya kurang atau sedikit, sehingga bayinya menjadi tidak kenyang meski sudah disusui.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;">
Apabila kita mendapati hal-hal tersebut, bisa jadi bayi kita sedang dalam masa <em>“Growth Spurts”.</em> Apakah sebenarnya <em>“Growth Spurts”</em> (GS) ituh?</div>
<div style="background-color: white; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;">
GS adalah sebuah masa yang penting dalam rangka tumbuh dan kembang bayi. Dalam masa GS, pertumbuhan bayi akan terjadi lebih cepat daripada yang biasanya. Selama masa GS, bayi akan menyusu lebih sering dan lebih lama dari biasanya (bisa setiap satu jam bayi meminta untuk disusui) dan tidak jarang juga bayi akan menjadi sangat rewel meski telah disusui. Pola tidur bayi yg sedang GS juga dapat berubah, bisa jadi semalaman dia tidak mau tidur karena ingin menyusu, sedangkan pada siang hari, dia menjadi tidur sangat lama. Ini semua terjadi karena bayi sedang memaksimalkan proses tumbuh kembangnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;">
Bayi bisa mengalami GS pada usia 7-10 hari, 2-3 minggu, 4-6 minggu, 3bulan, 6 bulan, 9 bulan atau lebih, atau bisa juga di waktu-waktu yang lainnya. Sebagai informasi, ternyata GS ini dapat berlangsung hingga usia remaja. Lama berlangsungnya GS adalah 2-3 hari atau bahkan bisa sampai seminggu.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;">
Apakah yang dapat ibu lakukan ketika bayi mengalami GS? Berikut sedikit tips yang bisa ibu lakukan ketika bayi berada dalam masa GS :</div>
<ol style="background-color: white; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;">
<li>Yang paling penting dan paling utama adalah, tetaplah yakin dan percaya diri bahwa ASI anda cukup dan pasti cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi yang sedang GS. Buang jauh-jauh pemikiran bahwa ASI anda sedikit, sehingga bayi menjadi rewel atau menangis terus-terusan meski telah disusui dikarenakan dia masih kurang kenyang.<br /><em>Positive thingking </em>perlu ditanamkan dalam benak ibu, karena apabila ibu menyusui “berpikiran negatif” yang berujung pada stress, maka hal tersebut bisa mempengaruhi produksi ASI.</li>
<li>Tetaplah menyusui bayi anda kapanpun dia inginkan. Biarkan bayi anda menyusu sebanyak dan selama yang diinginkannya. Dengan terus menerus menyusui bayi maka payudara anda akan terstimulasi untuk menghaslkan (memproduksi) ASI yang lebih banyak lagi.</li>
<li>Beberapa ibu mengeluhkan bahwa bayinya suka rewel apabila sedang menyusu. Apabila bayi menyusu lalu tiba-tiba berhenti atau melepas pelekatan sambil rewel, ada kemungkinan bayi tidak mendapatkan aliran ASI secepat yang bayi inginkan. Apabila hal tersebut berlanjut, ada baiknya ibu menghubungi konselor laktasi untuk berkonsultasi tentang masalahnya.</li>
<li>Bila bayi sudah tampak kenyang dan tenang, coba sodorkan sekali lagi payudara ibu (dari sisi payudara yg sama terlebih dulu). Karena terkadang pelekatan bisa saja terlepas sebelum bayi benar-benar kenyang, kalau ini terjadi akibatnya tidak lama kemudian bayi akan merengek lagi untuk minta disusui.</li>
<li>Terkadang bayi yg sudah kenyang, masih tampak sedikit rewel, karena bayi sulit untuk memulai tidur. Gendong dan ajaklah bayi berjalan-jalan sebentar di halaman atau teras rumah. Hembusan angin yang sepoi-sepoi dapat membantunya untuk tidur.</li>
<li>Tetaplah menjaga asupan makanan untuk ibu. Gizi yang seimbang dengan memperbanyak asupan air mineral untuk ibu dapat membantu untuk menjaga produksi ASI dan stamina ibu menyusui.</li>
</ol>
<div style="background-color: white; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;">
Sumber :Sumber :</div>
<div class="padd-post-item-entry" style="background-color: white; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;">
<a href="http://www.kellymom.com/bf/normal/growth-spurt.html" style="color: #6d7a3e; text-decoration: none;"></a><br />
<a href="http://breastfeeding.about.com/od/breastfeedingbystage/a/growthspurt.htm" style="color: #6d7a3e; text-decoration: none;">http://www.kellymom.com/bf/normal/growth-spurt.html</a><br />
<a href="http://breastfeeding.about.com/od/breastfeedingbystage/a/growthspurt.htm" style="color: #6d7a3e; text-decoration: none;">http://breastfeeding.about.com/od/breastfeedingbystage/a/growthspurt.htm</a><br />
<a href="http://pediatrics.about.com/od/yourbabyweekbyweeks/ss/baby_wk_eleven_2.htm" style="color: #6d7a3e; text-decoration: none;">http://pediatrics.about.com/od/yourbabyweekbyweeks/ss/baby_wk_eleven_2.htm</a><br />
<a href="http://www.breastfeeding-magazine.com/growth-spurts.html" style="color: #6d7a3e; text-decoration: none;">http://www.breastfeeding-magazine.com/growth-spurts.html</a></div>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-26623356141364012182011-08-20T09:38:00.000-07:002011-08-20T09:39:53.699-07:00latch on with compression<h6 class="uiStreamMessage" ft="{"type":1}"><span style="font-size:130%;"><span class="messageBody" ft="{"type":3}">...</span>Latch on with compression:
<br />1 of 3
<br /><a id="yui_3_2_0_5_1313857329467314" rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.youtube.com/watch?v=Ox8ht-EVnQA">http://www.youtube.com/watch?v=Ox8ht-EVnQA</a>
<br />2 of 3
<br /><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.youtube.com/watch?v=WOQzEN_dcPc">http://www.youtube.com/watch?v=WOQzEN_dcPc</a>
<br />3 of 3
<br /><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.youtube.com/watch?v=1eEYN8l262c">http://www.youtube.com/watch?v=1eEYN8l262c</a></span>
<br /></h6>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-15975550888197846502011-08-17T23:09:00.001-07:002011-08-17T23:09:28.759-07:00pijat bayi<h6 class="uiStreamMessage" ft="{"type":1}"><span class="messageBody" ft="{"type":3}">Pijat bayi mempunyai banyak keuntungan, antara lain mengurangi kebiasaan menangis, menaikkan berat badan, membuat bayi Ibu mudah tidur, melatih eye contact dengan Ibu, mengurangi level stres hormon bayi, juga membantu bayi untuk buang air besar (pijat perut).
<br />
<br />Teknik memijat tidak terlalu penting, yang penting adalah frekuensi memijat dilakukan secara rutin, dan kontak kulit Ibu dengan bay<span class="text_exposed_hide">...</span><span class="text_exposed_show">i. Pijat bayi ini berbeda dengan pijat bayi di Indonesia, yang lebih mirip urut karena tenaga dan tekanan yang dikeluarkan besar. Pijat yang dimaksud di sini lebih ke gerakan mengusap saja, yang dilakukan secara rutin.
<br />
<br />Cara memiijat bayi (dilakukan dengan lembut):
<br />
<br />1. Dada
<br />
<br />Telapak tangan terbuka ke tengah dada bayi, lalu geser diagonal ke kanan atas, kemudian kembali ke tengah, ke kiri atas, kembali ke tengah. Kiri bawah, kembali ke tengah, kanan bawah, kembali ke tengah.
<br />
<br />2. Paha dan Betis
<br />
<br />Pegang kedua paha bayi dengan kedua tangan kita. Putar dari dalam ke luar sambil bergerak turun menuju betis. Kembali ke atas dengan gerakan sama.
<br />
<br />3. Kaki
<br />
<br />Pijat telapak kaki dari arah tumit ke jari kaki. Remas jari satu persatu. Pijat punggung kaki, mulai dari mata kaki sampai ke jari kaki.
<br />
<br />4. Wajah
<br />
<br />Pijat mulai dari tengah menuju samping kiri, kemudian tengah menuju samping kanan.
<br />
<br />5. Perut
<br />
<br />Pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari, yang membentuk huruf I-L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kita membentuk huruf I – L – U terbalik. Berikut tahapan memijat:
<br />
<br /> * Urut kiri bayi dari bawah iga ke bawah (huruf I)
<br /> * Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turun ke bawah (huruf L)
<br />* Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi, melengkung membentuk U dan turun lagi ke kiri bayi. Semua gerakan berakhir di perut kiri bayi.
<br />
<br />6. Tangan
<br />
<br />Pijat dari pangkal lengan, lalu turun ke tangan,. Kemudian kembali memijat dari tangan ke pangkal lengan.
<br />
<br /><a href="http://www.clubnutricia.co.id/new_mum/first_weeks_practical_tips/article/baby_massage" onmousedown="'UntrustedLink.bootstrap($(this)," rel="nofollow" target="_blank"><span>http://www.clubnutricia.co.id/</span><wbr><span class="word_break"></span><span>new_mum/first_weeks_practical_</span><wbr><span class="word_break"></span>tips/article/baby_massage</a></span></span></h6>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-88897040177290483052011-08-17T22:29:00.000-07:002011-08-17T22:31:56.849-07:00asi he best<h6 class="uiStreamMessage" ft="{"type":1}"><span class="messageBody" ft="{"type":3}">Penelitian selama 14 tahun di Australia selatan membuktikan bahwa semakin lama masa penyusuan seorang anak maka membebaskan anak dari resiko gangguan jiwa emosi ;)
<br />Penelitian inilah yg membuktikan bahwa secara Emotional Quotient dan Spiritual Quotient membuat anak ASI jauh lebih menonjol drpd anak yg minum susu selain ASI :'(</span></h6>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /><a href="http://www.facebook.com/asibayi.breastfeeding#%21/groups/tanya.asi/?id=10150276744976026&notif_t=group_activity">http://www.facebook.com/asibayi.breastfeeding#!/groups/tanya.asi/?id=10150276744976026&notif_t=group_activity</a>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-23556170599397413432011-08-17T20:53:00.000-07:002011-08-17T20:54:48.548-07:00iklan aimi<object width="640" height="390"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/n7qrtVoB3ds&hl=en_US&feature=player_embedded&version=3"><param name="allowFullScreen" value="true"><param name="allowScriptAccess" value="always"><embed src="http://www.youtube.com/v/n7qrtVoB3ds&hl=en_US&feature=player_embedded&version=3" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="true" allowscriptaccess="always" width="640" height="390"></embed></object><a href="http://www.youtube.com/watch?v=n7qrtVoB3ds&feature=player_embedded">
<br />
<br />http://www.youtube.com/watch?v=n7qrtVoB3ds&feature=player_embedded</a>
<br />nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-71621576937747434662011-08-15T23:28:00.000-07:002011-08-15T23:36:21.400-07:00LDR bagi mamaperah<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div><div><h2 class="uiHeaderTitle">LDR bagi mamaperah :D</h2></div><div class="clearfix"><div class="mbs uiHeaderSubTitle lfloat fsm fwn fcg">by <a href="http://www.facebook.com/ummu.hasnahaifa">Ummu Hasna-Haifa</a> on Monday, August 15, 2011 at 8:22pm</div></div><p>
<br /></p><p>
<br /></p><p>Let down refleks...</p><p>Adalah pengeluaran asi secara spontan/reflex, yaitu pada saat ASI ngucur deras sewaktu diperah/ketika meyusui. Kalau kita tahu kuncinya LDR, memerah ASI bisa efektif dan efisien ...10 menit dapat 100cc lho!</p><p>LDR itu pada keluar pada menit2 tertentu...kadang lama kadang juga cepat. Kalau kita pintar merangsang LDR dengan efektif, maka LDR bisa dating lebih cepat. so, perah ASI jadi efisien.</p><p>Misalnya LDR pertama kita dapat 50 cc lalu LDR kedua dapet 50 cc lagi. LDR ketiga dan seterusnya biassanya hanya 20-30 cc tetapi di LDR ke-3 ini biasanya bentuk ASI lebih kental dibandingkan LDR ke-1 dan ke-2. Artinya… di LDR ke-3 ini kandungan hindmilk lebih banyak. Jadi kalau masih punya aktu untuk memerah dan payudara belum cape, lanjutkan. Hehe….</p><p>Jika frekuensinya perah kita sehari 4-5 kali jadwal perah... ini jg akan lebih mudah mendapatkan LDR... berbeda dengan yg jarang perah ^_^</p><p>Begitu juga untuk yang rajin memijat payudara & kompres panas dingin bergantian sehari 2 kali juga akan lebih mudah untuk mendapatkan LDR.</p><p>Dengan sering menyusui / menyusui setiap bayi mau ketika di rumah/tidak bekerja juga dapat merangsang kelarnya LDR….. sehingga ketika memerah bisa merangsang keluar LDR lebih cepat.</p><p>Jadi menurut saya, LDR tidak akan didapat secara instant... tetapi membutuhkan proses/latihan terus menerus, dan berkesinambungan.</p><p>Lalu bagaimana dengan kualitas ASInya? Kualitas asi yang diperah dengan frekuensi lebih tinggi akan meningkatkan produksi hindmilk (ASI tidak encer seperti jika jarang mmerah/mengosongkan payudara)</p><p>Bagi Work Mom, dengan memancing LDR maka waktu perah semakin singkat, sehingga tidak mengganggu pekerjaan. Selain itu juga dapat memberikan kesempatan tubuh untuk memperolah lebih banyak waktu luang untuk memproduksi ASI lagi sampai ke jadwal perah berikutnya.</p><p>Dengan menguasai teknik LDR berarti mengenai masalah perah-memerah asi yg mengganggu pekerjaan bisa terselesaika.</p><p><strong>Kuncinya LDR ada di Putting dan aerola</strong></p><p>Pertama yg harus dilakukan adalah membuat jadwal perah yg dengan frekuensi 4-5 kali sehari. ini sangat penting. Karena kalau jarang memerah, LDR nya jg sulit keluar.</p><p>caranya, sentuh puting dengan lembut dan buat gerakan melingkar. Gerakannya selembut mungkin ya, karena disitu banyak jaringan lunak sehingga gerakan kasar tidak bisa memancing LDR hehe… lalu dibawah aerola coba diraba sedikit... ada bagian yang “grenjel2” kan? lembut kaan? Hehe.. nah sentuh 2 jari telunjuk dan jari tengah, tekan sedikit... dan buat gerakan seperti lagi periksa grunjelan... usap2... sambil di goyang2 ke samping... ikuti gerakan payudara yang digoyang ajah (hadoh bukannya porno yaw… :D)</p><p>nggunyernya itu caranya puting ditekan sedikit pakai jari... lalu diusap2 agak diputer2 tapi jgn ditarik yaaaaaaaaa…….lakukan saja itu smua 1-2 menit biasanya payudara langsung terlihat lebih terisi lalu kalau sudah menetes2... nah itu LDR nya udah kluar. Horeeee…. :D</p><p>Dalam 1 kali sesi perah bisa saja terjadi 3-4 LDR jadi, perahnya ya saat LDR muncul...</p><p>Yang penting harus sabar dan fikiran harus tenang ya…. Datangnya LDRnya makin lama makin sulit terutama setelah LDR ke-3. Sabar..sabar.. hehe..</p><p>Dengan LDR hasil yang sama bisa diperoleh dalam waktu yang 2x lebih pendek. Jg bisa meminimalisir stress.</p><p>Kalau sudah lancar, biasanya 10 menit bisa dapat 100-120cc</p><p>Oya, kuncinya ada di ritme juga, tdak boleh buru2 tekanannya. Jadi, tekan… lepaskan... begitu terus... jangan tekan2 dalam jarak terlalu yg cepat. Mirip ritme detak jantung</p><p>Ketika sudah datang LDR... langsung kuras sedapatnya.... kemudian klo sudah habis... rangsang lagi.. ketika dapat LDR kuras lagi... begitu seterusnya…….</p><p>Bagaimana jjika memerah tetapi payudara kempes?? never worry...santai.... tinggal mainkan teknik LDRnya dan...nyuuuuut nyuuuut..... payudara terisi lagi deeeh.. dan ngucur lagi deehh... ya gitu deeeh… hehe.. :D</p><p>Oke ya mom... selamat berjuang. Sekali lg utk mendapatkan LDR ini butuh jam terbang. so...makin lama makin terampil aja dah…. selamat berlatih terus ya… ^_^</p></div></div>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-22119379945995142922011-08-09T02:43:00.000-07:002011-08-09T02:45:16.271-07:00my silly reason for breastfeedingCuma pengen share lucu-lucuan aja dari pengalaman meyusui selama 23 bulan (and still going on). Biar ga stress. So these are my reasons…
<br />
<br />1. I’m appreciating God’s Creations
<br />Thank you, God for giving me these beautiful pair of breasts… After carrying around for so long, it’s nice to know they have an actual purpose.
<br />
<br />2. Saya pemalas sejati
<br />Kebayang kalo saya ngasih susu botol ke anak… Bangun tengah malem musti bikin susu buat anak… Mata masih picek, ntar salah masukin lagi.. Waduh… Jalan2 ke mall, bawaannya kaya mau pindahan. Belum lagi repot musti bersihin botol, cari yg BPA free, cari dot yg pas buat anak, cari susu yg cocok, blablabla…. Ngbayanginnya aja udah males gilaaaaa…
<br />Enakan nyusuin deh… ga repot. Jalan2 bawaannya cuma satu tas. Anak nangis di malem-malem buta.. buka baju, tidur lagi… Walopun bangun paginya saya kaya korban pemerkosaan.
<br />
<br />3. I love the product
<br />It’s free (pocket friendly), easy to clean, portable, easy to carry, no expiry date, ready to use, belum lagi kemasannya yg menarik... Hmmm… love it!
<br />
<br />4. Aji mumpung
<br />Mumpung nyusuin, halal hukumnya makan apa aja dengan porsi kuli. Khan lagi nyusuin, perlu baju2 yg gampang buat nyusuin donk… let’s go shopping! Suami dilarang protes. Masih nyusuin nih… Jangan dibikin stress biar ASInya ga seret… Dibeliin berlian pasti hepi. Wkwkwkwkwkwk…
<br />
<br />5. Bye-bye fat
<br />Seperti yg saya sebutkan, saya pemalas sejati… even does a sport. Jadi, nyusuin aja deh.. And it works! Dari 84 kg ke 82 kg, setelah 23 bulan, sekarang 47 kg. No diet, no medicine, no pain. Hell yeaaaahhh!!
<br />
<br />6. Enjoying my baby’s unconditional love
<br />Kalo udah mau nyusu, bayi kita ga bakalan peduli kita wangi, bau badan, dandan, ga dandan, modis, ga modis, pake daster atw pake dress. My baby still looks at me with love in his eyes… So adorable…
<br />
<br />7. My last resort
<br />Biar kata nempel sama kakek, nenek, papanya, babysitter atau bahkan pembantu, kalo laper atw haus… yang dicari pasti ibunya. Semua mingggiiiiirrrr…
<br />
<br />
<br />Regards,
<br />Chiky mamanya Rama (23mos) nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-72237715806924929482011-07-22T02:27:00.000-07:002011-07-22T02:32:30.835-07:00tips agar bisa berpuasa saat menyusui<ol><li>Beberapa tips :<br />1.Saat makan sahur, usahakan banyak minum, terutama minuman hangat.<br />2.Usahakan menyusui setelah sahur selama mungkin hingga saat berangkat ke<br />kantor<br />3.Di kantor, usahakan memerah ASI dengan frekuensi seperti saat tidak<br />berpuasa. Di rumah, mintalah pengasuh bayi untuk memberi ASI simpanan<br />seperti biasa plus makanan pendamping lain.<br />4.Satu jam menjelang pulang, usahakan agar bayi sudah tidak diberi<br />makanan/minuman apapun.<br />5.Saat ta'jil, usahakan minum minuman hangat agar merangsang kelancaran ASI.<br />6.Setelah berbuka, segerakan menyusui bayi.<br />7. Sebelum tidur, cobalah makan makanan ringan dengan minuman hangat.<br /><br />sourced : <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.ummigroup.co.id/?pilih=lihat&id=363">http://www.ummigroup.co.id/?pilih=lihat&id=363</a><br /><<a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.ummigroup.co.id/?pilih=lihat&id=363">http://www.ummigroup.co.id/?pilih=lihat&id=363</a>><br /><br />Berpuasa Bagi Ibu Hamil dan Menyusui<br />indosiar.com - Pada bulan ramadhan, setiap umat muslim diwajibkan untuk<br />berpuasa. Namun tidak semua umat muslim mampu menjalankan ibadah tersebut.<br />Misalkan saja orang tua yang sudah sepuh, anak balita, orang sakit, dan tak<br />terkecuali bagi ibu hamil yang kehamilannya bermasalah serta ibu menyusui.<br /><br />Wanita yang sedang hamil atau menyusui tetap harus berpuasa di bulan<br />Ramadhan, sama dengan wanita wanita yang lain, selagi ia mampu untuk<br />melakukannya. Seorang wanita hamil tidak diperbolehkan berpuasa jika<br />kehamilannya bermasalah. Memaksakan berpuasa hanya akan mengganggu<br />perkembangan janin.<br /><br />Kegiatan berpuasa hanya mengubah jadwal makan. Sementara, asupan makanan<br />yang dikonsumsi ibu hamil dan menyusui selama berpuasa tetap dibuat sama<br />dengan saat tidak berpuasa, yaitu gizi seimbang dengan komposisi 50 %<br />karbohidrat, 30 % protein, dan 10-20 % lemak.<br /><br />Bagi ibu hamil yang ingin berpuasa disarankan untuk memperhatikan gejala<br />berkurangnya kadar gula dalam darah (hipoglikemia). Gejala ini ditandai<br />dengan pusing, gemetar, mual, dan demam. Dan yang dianjurkan bisa berpuasa<br />adalah ibu yang masa kehamilan sudah cukup tua dan kuat yaitu sekitar usia<br />kehamilan 5 bulan keatas.<br /><br />Sedangkan bagi ibu menyusui, yang disarankan berpuasa adalah ibu menyusui<br />dengan usia bayi 6 bulan keatas. Sementara bagi ibu yang menyusui ASI<br />ekslusif bisa tidak berpuasa karena harus menyusui tiap dua jam sekali dan<br />si bayi belum memperoleh makanan pendamping ASI. Yang perlu diingat : saat<br />ibu menyusui berpuasa, pola menyusui akan berubah. Pasokan ASI akan<br />berkurang pada siang hari namun melimpah pada malam hari.<br /><br />Sedangkan bagi ibu hamil, penting diingat bahwa selama hamil, pasokan kalori<br />sangat diperlukan dalam nutrisi untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.<br />Yang jelas, harus lebih memperhatikan makanan yang dimakan saat sahur dan<br />berbuka.<br /><br />Bagi ibu hamil dan menyusui, sangat tidak diperbolehkan untuk meninggalkan<br />makan sahur. Makan sahur dapat memberikan energi yang dibutuhkan untuk<br />beraktivitas seharian. Konsumsi gizi seimbang pada saat sahur akan membantu<br />ibu menyusui menghasilkan sari makanan bergizi untuk si kecil.<br /><br />Merasa lemas saat berpuasa itu hal yang lumrah. Apalagi jika si ibu baru<br />saja menyususi. Cobalah untuk beristirahatlah sejenak, entah itu dengan cara<br />tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran.<br /><br />Perlu diketahui juga, bagi ibu hamil yang menderita Diabetes Melitus (DM)<br />dan Hipertensi, sebaiknya tidak berpuasa karena penderitanya harus terus<br />menerus mengkonsumsi obat secara teratur. Juga bagi ibu hamil yang mengalami<br />gangguan saluran pencernaan, atau yang memiliki riwayat anarexia dan bulimia<br />(gampang muntah), tidak diperkenankan berpuasa.<br /><br />Beberapa tips bagi ibu hamil dan menyusui yang ingin berpuasa adalah :<br /><br />a.. Makan sahur dengan makanan yang bergizi, sangat penting bagi ibu<br />hamil<br />dan menyusui. Sebaiknya ibu hamil banyak mengonsumsi daging. Daging adalah<br />makanan yang mengandung kalori dan protein sangat tinggi yang bisa disimpan<br />tubuh dalam waktu cukup lama.<br /> b.. - Sebaiknya hingga waktu sahur habis, usahakan minum air putih<br />sebanyak-banyaknya. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua<br />liter. Dan ditambah dengan segelas susu hangat.<br /> Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu<br />hamil dan menyusui. Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam<br />darah.<br /> Gejala anemia banyak ditemukan pada ibu hamil karena mereka kurang<br />mengonsumsi makanan bergizi. Anemia berbahaya bagi ibu hamil, karena pada<br />saat persalinan ibu akan mengalami kesulitan dan luka akibat persalinan<br />sulit menutup.<br /> c.. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran<br />ASI bagi ibu menyusui.<br /> d.. Sebelum tidur, untuk memproses produksi ASI, cobalah makan makanan<br />ringan dengan minuman hangat.<br />Intinya, berpuasa bagi ibu hamil dan menyusui semata-mata adalah demi ibadah<br />dan dapat menjalankan puasa secara sehat dan senantiasa bugar.(berbagai<br />sumber/Idh)<br /><br />sourced : <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://news.indosiar.com/news_read.htm?id=45493">http://news.indosiar.com/news_read.htm?id=45493</a><br /><br />Bila Ibu menyusui puasa<br /><br />Assalamu'alaykum wr. wb.,<br /><br />Saya ada pertanyaan mengenai Ibu menyusui di bulan Ramadhan...<br />Istri saya saat ini sedang menyusui anak usia 10 bulan. Istri maunya tetap<br />berpuasa...yang ingin saya tanyakan makanan apa saja (utk Istri saaya) yang<br />memenuhi kebutuhan gizi untuk menyusui anak saya usia 10 bulan?<br /><br />Wassalam,<br />Bambang Sulistiyono, Balikpapan Indonesia.<br /><br />Jawab:<br /><br />Wa'alaikumsalam,<br /><br />Bapak Sulistiyono yang sayang keluarga, semoga jawaban ini tidak terlambat<br />ya Pak. Dan saya mengucapkan selamat beribadah di bulan Romadhon ini.<br /><br />Alloh memberi keringanan pada kita, tentu ada hikmah dibaliknya, karena<br />Alloh yang maha tahu tentang kelemahan kita. Kondisi ibu menyusui pun<br />berbeda satu sama lain, ada yang diberi kondisi kuat ada juga yang lemah.<br /><br />Anak Bapak berusia 10 bulan, dan pada usia ini biasanya mendapatkan ASI non<br />eksklusif, jadi sangat dimungkinkan bagi sang ibu untuk tetap berpuasa.<br /><br />Adapun makanan yang diperlukan agar zat gizi tetap terpenuhi, sebaiknya<br />tetap memperhatikan keseimbangan zat-zat yang diperlukan (Protein,<br />Karbohidrat, Lemak, Vitamin dan Mineral), terutama pada saat berbuka puasa<br />dan sahur.<br /><br />Saat berbuka puasa, tentu setelah sebelumnya memakan makanan yang manis dan<br />mudah dicerna semacam kurma, sebaiknya ibu segera makan berat. Hal ini<br />karena ibu menyusui lebih banyak mengalami kekurangan energi. Kebutuhan air<br />minum pun jangan dilupakan, untuk menghindari dehidrasi yang mengakibatkan<br />produksi ASI berkurang. Usahakan 10-12 gelas perhari, bisa diminum saat<br />berbuka, diantara berbuka dan sahur dan pada waktu sahur. Minum susu juga<br />baik bahkan dianjurkan.<br /><br />Dibawah ini ada artikel menarik yang bisa bapak baca untuk lebih melengkapi<br />jawaban saya. Sekali lagi selamat beribadah puasa dan salam juga buat<br />keluarga.<br /><br />wassalaamu'alaikum<br />Dewi Yuniasih<br /><br /><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://staging.sahabatnestle.co.id/HOMEV2/main/TKSK/TKSK_ndnp.asp?id=469">http://staging.sahabatnestle.co.id/HOMEV2/main/TKSK/TKSK_ndnp.asp?id=469</a><br /><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://staging.sahabatnestle.co.id/HOMEV2/main/TKSK/TKSK_ndnp.asp?id=432">http://staging.sahabatnestle.co.id/HOMEV2/main/TKSK/TKSK_ndnp.asp?id=432</a><br /><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.kompas.com/kompas-cetak/0211/17/keluarga/puas21.htm">http://www.kompas.com/kompas-cetak/0211/17/keluarga/puas21.htm</a><br /><br />sourced : <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.kharisma.de/?q=node%2F97">http://www.kharisma.de/?q=node%2F97</a><br /><br />Selamat menunaikan Ibadah Shaum.<br /></li></ol>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-27838850723924862192011-07-18T21:24:00.000-07:002011-07-18T21:38:08.142-07:00Not enough milk?<h4>You can tell if your baby's getting enough milk even though you can't tell how much is going in.</h4> <img src="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/notenough.jpg" alt="Mum feeding baby" align="right" border="0" width="148" height="230" /> One of the most common reasons a mother weans her baby before she might want to is that she is worried that she doesn't have enough milk. Nearly all mothers are capable of producing enough breastmilk for their babies. Just as you have already nurtured your baby in your womb for nine months, so your body is designed to continue providing nourishment once your baby is born. Everything your baby needs to grow strong and healthy is in your milk. It is the normal food for your baby and you and your baby will work together to establish your milk supply and maintain it as your baby grows. Of course, there might be other reasons why baby is fussy or crying and you might want to check with your medical adviser if you have any concerns. Here are some ideas to help you work out if your supply really is low and some suggestions that will help you make more milk for your baby. <p> </p><p> <b>If your fully-breastfed baby shows two or more of the signs below then you most likely have enough milk.</b> </p><ul><li>At least five heavily-wet disposable nappies (or six to eight very wet cloth nappies) in 24 hours provided no other fluids or solids are being given. A very young baby will usually have two or more soft bowel movements a day for several weeks. An older baby may have fewer than this. Small quantities of strong, dark urine or formed bowel motions indicate that the baby is in need of more breastmilk.</li><li>Good skin colour and muscle tone.</li><li>Your baby is alert and reasonably contented and does not constantly want to feed. Your baby will probably wake for night feeds. A few babies sleep through the night at an early age, while most will wake one or more times during the night for quite some time.</li><li>Some weight gain and growth in length and head circumference.</li></ul> <p> </p><p> <strong>Some other points to consider:</strong> </p><ul><li>Genetic patterns need to be taken into account when assessing a baby's growth. Slower weight gain may be more likely in a family where the parents are of small stature, but the baby will still show consistent growth over the first year. </li><li>A baby's stomach is only as big as his fist and can only contain small amounts at a time. This means babies need to feed quite frequently to get all the milk they require.</li><li>Some apparently contented babies are very undemanding and need to be woken for feeds so that they will continue to gain weight. Most breastfed babies feed at least eight to twelve times in 24 hours. If weight gain is a concern, your baby may need to be woken, particularly for a night feed, to ensure he is having a minimum of six feeds in 24 hours.</li><li>On the other hand, some colicky babies seem far from content, and may feed frequently, yet continue to gain weight steadily. Commonly, these babies appear hungry frequently, but may actually be getting too much milk, too fast and have tummy ache. You can tell if this is the case if your baby has lots of wet and dirty nappies every day. See the <a href="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/toomuch.html">Too Much Milk</a> article on the website or refer to the Australian breastfeeding Association booklet <a href="http://www.mothersdirect.com.au/prod137.htm" target="_blank">Too Much.</a> </li><li>Between six weeks and six months, it is normal for babies to have fussy periods from time to time, when they ask to feed more frequently than usual. You may wonder if your milk supply is still meeting your baby's needs. These times used to be called 'growth spurts' or 'appetite increases', however studies have shown that exclusively-breastfed babies' intake of breastmilk does not increase significantly between one and six months of age. Although it is not known exactly why babies have periods like this, it is a very common event that may be linked to their development. <strong>It does not mean that you don't have enough milk.</strong> If you follow your baby's lead and breastfeed more frequently for a few days, you will probably find that your baby soon settles down again. Hot weather may also trigger an increase in a baby's feeding frequency. </li><li>Most babies will feed best if they are put to the breast before they are crying hard. Crying is a very late hunger signal. Watch your baby; he may start to stir from sleep, maybe try to suck his fist or otherwise 'search' for food quite a while before crying. A lot of mums find that by offering the breast as soon as baby starts to stir can help baby to take a good feed. Some parents also will use kangaroo care (skin-to-skin cuddling by holding baby with bare chest against mother's bare chest) to help the baby relax into breastfeeding and this also boosts the mother's hormone levels to assist her milk supply. A blanket, shawl or shirt can be used to cover both of you to keep warm and baby can even be carried in some slings like this (see ABA's <a href="http://www.mothersdirect.com.au/prod283.htm" target="_blank">Simplicity Sling</a> on the Mothers Direct website. See also the article on our website, called <a href="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/bla.html">Baby-led attachment.</a> </li></ul> <p> </p><p> You and your baby work together to start the milk-making process and to maintain it at the right level to ensure it meets your baby's needs. If you are concerned that this may not be happening, you might like to check the following possible causes of low milk supply: </p><ul><li>not enough feeds, or feeds too short or interrupted</li><li>poor positioning at the breast, or poor sucking (often causing sore nipples)</li><li>changing sides too soon </li><li>tension, pain or fatigue inhibiting your let-down reflex</li><li>using complementary feeds (comps) or top-ups of artificial baby milk; and/or stretching out time intervals between feeds with a dummy </li><li>introducing solids too early (before six months) </li><li>hormonal change in the mother eg ovulation, menstruation, pregnancy or contraceptives </li><li>some medications or drugs - whether prescribed, over-the-counter, recreational or herbal </li><li>cigarette smoking </li><li>illness in mother or baby </li><li>very rarely, a physiological inability (that a mother is born with or, for example, as a result of previous breast surgery or injury) </li></ul> <p> </p><p> <b>The secret to boosting your milk supply is to fit in more feeds than is usual for your baby. More frequent and efficient milk removal by a well attached baby means more milk will be made. More frequent feeding means more milk.</b> </p><p> </p><p> <a href="http://www.mothersdirect.com.au/prod126.htm" target="_blank"><img src="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/increase.jpg" alt="Increasing your supply booklet cover" align="right" border="1" width="150" height="206" /></a> Human babies are designed to need frequent feeds and by offering the breast at least every two or so hours during the day (and usually at least one night feed), your milk supply can increase quickly. Feeds don't have to be at regular intervals, you might find that you can fit in an extra breastfeed at any time if baby is awake and happy to accept it, or offer a 'top-up' fairly soon after a feed. There are many more ideas in the booklet <a href="http://www.mothersdirect.com.au/prod126.htm" target="_blank">Increasing Your Supply</a> or talk to an Australian Breastfeeding Association counsellor to discuss your situation. </p><p> </p><p> Very occasionally, a mother tries the ideas above and still finds that her milk supply is low. If you think this is the case with you, speak to a health professional who has a special interest in breastfeeding, as you may be able to try some medication to maximise your milk supply. </p><p> </p><p>If you have been advised to wean because of a persistent low milk supply, think about whether breastfeeding may be important for you and your baby for reasons that have nothing to do with providing all her food. It is possible to combine breast and artificial baby milk successfully for quite a long time. Don't be embarrassed because you don't wish to wean. As long as your baby is happy to suck, you are always providing some nutrition, health protection, as well as much comfort and reassurance for your child. If you want to continue, be reassured that you can still meet your baby's nutritional and emotional needs by breastfeeding. </p><p> </p><p> All of these possibilities and the practical means to overcome them are discussed in the ABA booklet <a href="http://www.mothersdirect.com.au/prod126.htm" target="_blank">Increasing Your Supply. </a> This booklet also discusses how to use complementary feeds if they are medically necessary, debunks many myths, explains good positioning, and how the breast makes milk. By learning these things, you will have the basis to make sense of any advice you receive, and to make the decisions that best suit you and your baby. After all, you are the expert on your baby! </p><a href="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/lowsupply.html">http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/lowsupply.html</a>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-91444141588758831542011-07-18T21:20:00.000-07:002011-07-18T21:24:03.653-07:00Buruh Pabrik Berjuang Demi ASI Eksklusif<span style="color: rgb(0, 0, 128);"><strong>KBR68H </strong></span>- Bagi banyak ibu, memberikan ASI eksklusif menjadi cita-cita sebelum bayi lahir ke dunia. Tetapi bagaimana jika masa cuti berakhir, sementara mereka harus kembali bekerja? Bagaimana menyimpan ASI kalau tak ada kulkas? Reporter KBR68H Suryawijayanti berbincang dengan para buruh pabrik tekstil di Rancaekek, Bandung, Jawa Barat yang harus berjibaku memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. <p><strong> </strong></p> <p> </p> <p style="text-align: justify;"><strong>Buruh dan ASI</strong></p> <p style="text-align: justify;">Kemijem menunjukkan peralatan yang rutin ia bawa ke pabrik. Termos kecil dan botol-botol kecil berjajar rapi. Kemijem menjelaskan, botol-botol itu diberi nomor supaya tidak membingungkan. Satu botol berisi kira-kira 100 mililiter ASI. Dalam sehari biasanya ia memeras susu hingga 3 kali.</p> <p style="text-align: justify;">Botol-botol yang berisi ASI ini dimasukkan ke termos besar berisi es batu.</p> <p style="text-align: justify;">Kemijem adalah buruh pabrik tekstil di Rancaekek, Bandung, Jawa Barat. Sudah hampir 10 tahun dia menghadapi mesin pemintal kain. Hari-hari ini dia harus cuti panjang karena penyakit asmanya kambuh. Jika tak cuti, perempuan asal Sleman ini setiap hari bekerja di pabrik yang letaknya sekitar setengah jam dengan motor dari rumahnya.</p> <div style="float: right; width: 300px;" class="img_caption right"><img class="caption" src="http://kbr68h.com/images/stories/saga/Saga_Juli_2011/Botol-Botol-ASI-dikasih-nomer-sesuai-urutan-waktu-memerah_saga_180711.jpg" alt="Botol-Botol ASI dikasih nomer sesuai urutan waktu memerah" title="Botol-Botol ASI dikasih nomer sesuai urutan waktu memerah" align="right" border="0" /><p class="img_caption">Botol-Botol ASI dikasih nomer sesuai urutan waktu memerah</p></div>Memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, bukan perkara mudah bagi Kemijem. <p style="text-align: justify;">“Nggak ada dukungan dari keluarga, hanya bersama suami saja. Saya satu rumah sama kakak, dia nggak mendukung, “Sudah kasih saja susu formula.” Saya bilang nggak. Yang ngasuh juga bilang kasih susu formula. Saya bilang tidak, pokoknya harus ekslusif selama enam bulan.”</p> <p style="text-align: justify;">Keinginan Kemijem memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada Rizky anaknya, bukan tanpa alasan. Anak pertamanya yang berjarak 11 tahun dengan si bungsu tak mendapatkan ASI secara penuh. Dulu ia tak punya banyak pengetahuan soal ASI.</p> <p style="text-align: justify;">“Jadi sebelum melahirkan saya sudah konsultasi ke dokter minta ASI eksklusif sama Inisiasi Menyusui Dini. Tapi kondisi yang lemah karena di-Caesar sempat pingsan, nggak bisa IMD. Tapi saya tetap harus memberikan ASI eksklusif, meskipun awalnya gak diizinkan, karena nggak bisa jalan. Tapi setelah dua hari saya nekat dan pakai kursi roda ke ruang bayi untuk memberi ASI.”</p> <p style="text-align: justify;">Hanya 1,5 bulan usai melahirkan Kemijem harus kembali bekerja. Itu artinya masih ada 4,5 bulan bagi bayinya untuk menikmati hak ASI eksklusif.</p> <div style="float: left; width: 225px;" class="img_caption left"><img class="caption" src="http://kbr68h.com/images/stories/saga/Saga_Juli_2011/Termos-Mini-untuk-menyimpan-ASI-usai-diperah_saga_180711.jpg" alt="Termos mini untuk menyimpan ASI usai diperah" title="Termos mini untuk menyimpan ASI usai diperah" align="left" border="0" /><p class="img_caption">Termos mini untuk menyimpan ASI usai diperah</p></div>“Alhamdulilah merepotkan juga sih Bu, soalnya rumahnya di petak, belum punya kulkas, listriknya belum kuat. Alhamdulilah katanya bisa pakai termos es yang bisa tahan dua hari. Jadi setiap esnya cair, lalu diganti, selalu dicek gitu.” <p style="text-align: justify;">Bersama suaminya, Kemijem berbagi tugas. Gunarto berburu es batu, sementara Kemijem harus meluangkan waktu setiap dua jam sekali untuk memerah ASI. Es batu dibutuhkan untuk memperpanjang usia ASI yang sudah diperah. Dalam sehari 4 botol ASI berhasil diperah.</p> <p style="text-align: justify;">“Jadi sebelum nganterin kerja beli es, pulang lagi, nganterin bayi ke yang ngasuh, lalu ambil ASI, begitu terus selama enam bulan.”</p> <p style="text-align: justify;">Mereka tak punya kulkas untuk menyimpan persediaan ASI yang sudah diperah. Daya listrik di rumah kontrakan mereka tak mencukupi. Sementara mencari warung yang menjual es batu, tak semudah yang dibayangkan.</p> <p style="text-align: justify;">Gunarto, suami Kemijem, menjelaskan, termos itu harus penuh diisi es batu. Jika tidak penuh nanti akan mencair. Gunarto memakai es balok karena lebih tahan lama dibandingkan batu es dari kulkas rumahan. Dengan es balok itu, ASI dalam botol bisa terjaga suhunya supaya tidak cepat basi.</p> <p style="text-align: justify;">Di tempat lain, Imas Asih Sri Maryani adalah rekan kerja Kemijem di salah satu pabrik garmen di Rancaekek, Jawa Barat. Sejak awal kehamilan anak pertama, Imas sudah berencana memberi salah satu merk susu formula kepada bayinya. Alasannya sederhana. Sebagai buruh dengan masa kerja tiga shift, ia membayangkan betapa repotnya jika harus memberikan ASI kepada buah hatinya.</p> <div style="float: right; width: 246px;" class="img_caption right"><img class="caption" src="http://kbr68h.com/images/stories/saga/Saga_Juli_2011/kemijem-dinny_imas_saga_180711.jpg" alt="Kemijem, Dinny dan Imas" title="Kemijem, Dinny dan Imas" align="right" border="0" width="246" height="234" /><p class="img_caption">Kemijem, Dinny dan Imas</p></div>“Dulu sempat mau pakai susu formula di awal-awal kehamilan. Suami saya juga nggak tahu, katanya anak dikasih ASI, itu ASI-nya kalau disimpan jadi darah. Bilang ke mama juga tidak mendukung.“ <p style="text-align: justify;">Demi memuluskan proses ASI Ekslusif , Imas memutuskan pindah rumah, jauh dari orangtuanya.</p> <p style="text-align: justify;">“Saya khan tinggal sama mamah. Karena takut nggak lulus ASI eksklusif, saya pindah jauh dari mamah, bawa adik. Pokoknya kalau pas waktu kerja adik ditelepon, saya kerja jam 10 malam besok pulang. Saya takut anak diberi makan.”</p> <p style="text-align: justify;">Untuk mencuri waktu memerah ASI, Imas harus berkompromi dengan teman-temannya di pabrik. Karena setiap kali ia memerah ASI, ia harus meninggalkan pekerjaan. Padahal mesin pabrik tak boleh mati. Sementara dalam sehari minimal ia butuh istirahat selama tiga kali untuk memerah ASI.</p> <p style="text-align: justify;">“Kalau masuk shift pagi, sebelum masuk jam setengah enam, trus istirahat pk. 09.00, dan shalat Dzuhur. Sekali merah dapatnya satu botol. Saya merah pakai tangan saja, nggak pernah pakai alat, cukup tangan bersih. Bahkan dulu di pabrik saya ini disebutnya Imas Steril. Ah banyak sekali omongan teman-teman yang nggak enak, tapi tetap jalani saja.”</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Sulitnya Buruh Memberi ASI</strong></p> <p style="text-align: justify;">Dinny Kus Andiany tengah mempraktikkan cara memerah ASI dengan tangan. Siang itu dia menyambangi rumah Kemijem untuk mempersiapkan Kelas Edukasi ASI yang akan segera digelar. Kemijem dan Imas yang telah lulus ASI esklusif tengah ditatar untuk membagikan kisahnya kepada teman-temannya di pabrik.</p> <div style="float: left; width: 300px;" class="img_caption left"><img class="caption" src="http://kbr68h.com/images/stories/saga/Saga_Juli_2011/Asi-di-dalam-Termos-Es-saga_180711.jpg" alt="Asi di dalam Termos Es" title="Asi di dalam Termos Es" align="left" border="0" /><p class="img_caption">Asi di dalam Termos Es</p></div>Kemijem dan Imas tampak tekun mempelajari langkah demi langkah yang dipraktikkan Dini. <p style="text-align: justify;">Sudah hampir lima tahun ini Dinny aktif terlibat menyuarakan ASI eksklusif untuk bayi. Ibu dua anak ini tergabung dalam Klasi YOP (Yayasan Orangtua Peduli) Bandung, Klub Peduli ASI Kegiatannya memberikan pelatihan bagi para calon ibu, hingga pendampingan bagi ibu melahirkan.</p> <p style="text-align: justify;">“Tahun 2007 Bandung mendirikan Klasi diawali dua kelas, yakni ibu hamil dan ibu bekerj. Pesertanya beragam dari mulai ibu yang akan hamil, hamil, menyusui, lalu yang single. Bahkan ada nenek dan pengasuh juga ikut dalam kelas ini.”</p> <p style="text-align: justify;">Belakangan ini Kelasi menyasar para perempuan yang bekerja di pabrik. Pasalnya ibu yang bekerja di pabrik lah yang paling banyak menemui kendala jika harus memberikan ASI Eksklusif.</p> <p>“Jadi kami punya anggota tim yang kerja di pabrik dan mengeluhkan sistem shift, tak seperti yang bekerja di zona nyaman. Soalnya khan ada sistem shift, dukungan kurang, waktu juga sulit, dan keterbatasan lain. Nah selanjutnya kami berusaha mendampingi, ini merintis karena tidak semua pabrik mau diajak kerjasama. Jadi harus pelan-pelan melakukan pendekatan”, lanjut Dinny.<strong> </strong></p> <p><strong>Kunci Sukses Ibu ASI</strong></p> <p style="text-align: justify;">Dinny menjelaskan, proses menyusui adalah proses belajar tiga orang sekaligus, yaitu bayi, ibu dan ayah.</p> <p style="text-align: justify;">“Menyusui itu tiga orang yang belajar. Bayi belajar menghisap, butuh perjuangan untuk itu, karena biasanya disuplai ibunya ketika di perut. Lalu ibunya harus punya ilmu dan percaya diri, harus kekeuh, meskipun banyak halangan. Dukungan suami tak kalah pentingnya. Suami harus mendukung dan menjadi satu tim, satu paket.”</p> <p style="text-align: justify;">Kemijem tidak akan sukses memberikan ASI eksklusif, jika suaminya tidak turut jungkir balik mendukungnya. Gunarto mulai terbuka wawasannya soal ASI esklusif awalnya hanya iseng-iseng membaca buku panduan ASI milik istrinya.</p> <p style="text-align: justify;">“Itu khan saya baca buku istri, kadang-kadang kalau istri capek pulang kerja, saya yang bacain, sementara istri tiduran. Saya tidak tahu sama sekali soal ASI Ekslusif. Eh setelah baca kok menarik dan saya penasaran. Pas baca itu saya bilang ke istri pokoknya harus lulus ASI eksklusif nanti.”</p> <p style="text-align: justify;">“Saya ikut rutin ngontrol kalau mamanya kerja, jangan sampai Rizky dikasih minuman atau makanan. Jadi ngecek ke pengasuh terus-terusan. Lalu kalau kemudian ya ngambil ASI ke pabrik untuk dibawa pulang. Cari es, meski capek tapi nggak papa, yang penting tetap ASI ekslusif”, lanjut Gunarto</p> <p style="text-align: justify;">Perjuangan memberikan ASI eksklusif semakin teruji, ketika Kemijem masuk rumah sakit karena demam berdarah. Dengan tangan diinfus, dia masih berusaha memerah ASI.</p> <p style="text-align: justify;">“Awalnya masih jalan produksi ASI-nya. Pas diinfus tangan satu meres, lalu suami yang pegang botolnya. Saya juga minta ke dokter agar diberi obat yang tidak bahaya untuk bayi.”</p> <p style="text-align: justify;">Namun, kondisi Kemijem membuat ASI tak keluar lancar. Hampir putus asa karena bayi terus rewel, Kemijem mengadu ke Kelasi Bandung. Beruntunglah banyak ibu yang saat itu tengah menyusui bayi mereka. Kemijem mendapatkan donor ASI. 10 botol yang cukup untuk persediaan tiga hari.</p> <p style="text-align: justify;">“Karena susah makan, sehari paling cuma bisa dapat dua botol saja. Jadi kalau sudah dapat peresan ama suami dibawa pulang, trus saya di rumah sakit sendiri. Keteteran. Sudah putus asa awalnya, lalu menghubungi teman di kelasi, trus dikasih tahu ada donor ASI. Alhamdulilah, saya gak apa-apa anak saya dapat ASI dari donor, yang penting anak saya tetap bisa dapat ASI, bukan susu formula.</p> <p style="text-align: justify;">Donor ASI juga menjadi pilihan Imas untuk anaknya. Dia tak sungkan meminta bantuan ASI kepada rekan kerjanya yang sama-sama memerah ASI. Bahkan donor ASI ini berlangsung hingga dua bulan.</p> <p style="text-align: justify;">“Waktu itu sempat ASI-nya gak cukup. Sempat minta donor ke teman, waktu itu dua bulanan meminta ASI, setiap hari minta satu botol.“</p> <p style="text-align: justify;">Imas sempat mengabaikan perintah dokter untuk meminum obat untuk menyembuhkan penyakit asmanya. Dia khawatir obat itu akan meracuni anaknya.</p> <p style="text-align: justify;">“Saya kasih ASI sampai umur 22 bulan, berhenti karena saya sakit asma. Sebelumnya sih saya nggak minum obat itu karena tak diperbolehkan untuk ibu menyusui. Tapi ketika berumur 22 bulan, asma saya sudah parah dan harus minum obat itu. Akhirnya berhenti ngasih ASI.”</p> <p style="text-align: justify;">Kemijem dan Imas sudah merasakan keampuhan ASI untuk anak-anak mereka. Kata mereka, perjuangan itu tak sia-sia. Anak mereka lebih sehat, pintar dan kreatif. ASI diakui memiliki banyak keunggulan dibanding susu formula. Yang paling buat buruh berpenghasilan pas-pasan seperti mereka, jelas ASI lebih murah.</p><a href="http://kbr68h.com/saga/77/9334">http://kbr68h.com/saga/77/9334</a><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-52150328842642688532011-07-18T21:13:00.000-07:002011-07-18T21:14:15.989-07:00Posisi dan Pelekatan Untuk Keberhasilan Menyusui Dibahas di Kelas kASIh Ibu!<p>Rabu, 22 Juni 2011 kelas kASIh Ibu membahas tema menarik mengenai Posisi dan Pelekatan dengan fasilitator Ibu Mia Sutanto, Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).<br /><br />“Kenapa sih, menyusui aja kok repot? Sampai harus belajar segala? Kan seharusnya menyusui adalah suatu kegiatan yang alami dan natural, bayi menangis (ngek) tinggal dikasih payudara ibunya (jel).”<br /><br />Kita mungkin sering sekali mendengarkan komentar seperti diatas ini, masyarakat awam memang kerap menganggap bahwa menyusui seharusnya tidak perlu ribet, sudah menjadi naluri seorang ibu untuk bisa menyusui bayinya, kalaupun awal-awalnya kurang lancar, nanti juga lama-lama akan semakin membaik kok. Kalau awalnya payudara sampai bengkak, puting lecet dan luka, itu sih sudah biasa, ditahan saja rasa sakitnya pasti setelah itu puting menjadi 'kebal' dan luka akan hilang dengan sendirinya. Tapi bagaimana jika luka tidak kunjung sembuh? Bagaimana jika dikala si ibu disuruh menahan sakit ternyata dia menyerah dan memilih untuk memberikan formula kepada bayinya? Bagaimana jika dengan kondisi menyusui yang tidak optimal seperti ini kemudian menyebabkan terganggunya tumbuh kembang bayi?<br /><br />Memang betul, menyusui adalah suatu hal yang alamiah dan natural, dari zaman nenek moyang manusia yaitu nabi Adam dan siti Hawa, satu-satunya makanan bayi yang paling sempurna adalah ASI. Tapi di zaman modern ini, justru tantangan bagi seorang ibu yang ingin menyusui bayinya semakin banyak. Sehingga suatu kegiatan yang seharusnya bersifat alami dan natural, belum tentu mudah untuk dijalankan, sehingga ibu tetap perlu belajar dan perlu dukungan untuk membantu keberhasilan kegiatan menyusui tersebut. Dari sekian banyak tantangan yang dihadapi, khusus yang berkaitan dengan payudara bengkak dan puting lecet serta luka, seringkali penyebab utamanya adalah posisi dan pelekatan yang kurang tepat. Suatu hal yang mungkin kedengarannya seperti 'sepele', tetapi ternyata memainkan peranan yang cukup besar.<br /><br />Apakah itu posisi dan pelekatan? Posisi adalah cara ibu mendekap bayi saat sedang menyusuinya, dan pelekatan adalah letak mulut bayi pada payudara ibu ketika sedang menyusu. Mengapa penting? Posisi dan pelekatan yang kurang tepat dapat menyebabkan kesakitan pada ibu (payudara bengkak, puting lecet dan luka) serta bayi tidak dapat minum ASI secara optimal ketika sedang menyusu, sehingga mengganggu tumbuh kembangnya.<br /><br />Bagaimanakah posisi dan pelekatan yang benar?<br /><br />Posisi:</p> <ol><li>ibu mencari posisi menyusui yang paling nyaman</li><li>ibu mendekap/menggendong bayi sehingga muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi sejajar dengan puting ibu</li><li>badan bayi juga menghadap ke badan ibu (perut bayi menempel ke perut itu), sehingga kepala dan badan bayi berada dalam 1 garis lurus (kepala bayi tidak menengok ke kiri atau ke kanan)</li><li>kepada bayi lebih rendah daripada payudara ibu, sehingga kepala bayi mendongak keatas dan tidak menunduk kebawah, dalam posisi seperti ini, dagu bayi dan bukan hidungnya yang akan menempel ke payudara ibu</li><li>leher dan bahu bayi ditopang serta badan didekap erat ke badan ibu</li></ol> <p>Pelekatan:</p> <ol><li>Usahakan agar bayi memasukkan payudara ibu ke dalam mulutnya dari arah bawah, sehingga ketika sedang menyusu lebih banyak terlihat areola ibu pada bagian atas bibir atas dibandingkan dengan areola pada bagian bawah bibir bawah bayi</li><li>Mulut bayi terbuka lebar seolah-olah sedang menguap atau menangis, sehingga tidak saja puting ibu yang masuk ke dalam mulut bayi tetapi juga sebagian besar areola, karena pabrik-pabrik ASI banyak yang terletak dibawah areola</li><li>Bibir bayi, baik yang atas maupun yang bawah, terlipat keluar (dower) dan tidak terlipat kedalam ketika sedang menyusu</li><li>Dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan terlihat juga lipatan pada bagian dagu yang menandakan bahwa bayi sedang membuka mulut dengan lebar</li></ol> <p>Diharapkan dengan mengetahui teori mengenai posisi dan pelekatan yang benar, ibu akan menjadi semakin nyaman ketika sedang menyusui bayinya dan sebaliknya, bayi juga dapat menyusu secara optimal pada ibunya. Yang perlu diingat adalah, tidak ada posisi menyusui yang benar atau salah. Yang ada hanyalah posisi menyusui yang paling nyaman untuk ibu serta yang dapat membuat bayi menyusu dan minum ASI secara efektif. Dengan mempelajari teori, ibu akan dimudahkan untuk dapat menemukan zona nyaman atau 'comfort zone' nya itu. Selain itu, 'breastfeeding shouldn't hurt' atau seharusnya kegiatan menyusui tidak menimbulkan rasa sakit. Kalau ibu merasakan sakit, berarti kemungkinan besar masih ada yang dapat diperbaiki dari segi posisi dan pelekatan tersebut.<br /><br />Terakhir, ibu dapat juga bereksperimen dengan berbagai macam posisi menyusui untuk menemukan mana yang paling nyaman untuk dirinya dan bayinya. Yang lazim digunakan adalah (1) posisi mendekap, yaitu menyusui dari payudara kiri dan bayi ditopang dengan lengan kiri, tetapi ada juga (2) posisi menyilang, yaitu menyusui dari payudara kiri dan bayi ditopang dengan lengan kanan, (3) posisi dari samping, yaitu menyusui dari payudara kiri dan tubuh bayi disebelah badan ibu serta ditopang dibawah lengan kiri, (4) posisi tiduran menyamping, muka bayi menghadap payudara dan perut bayi menempel pada perut ibu, (5) posisi semi-terlentang, ibu rebahan dalam posisi 45-60 derajat, tubuh bayi tengkurap diatas tubuh ibu, dan (6) posisi dipangku, bayi dipangku menghadap ke arah badan ibu.<br /><br />Silahkan ibu bereksperimen dan mencoba berbagai macam posisi tersebut untuk menemukan mana yang paling nyaman, yang paling bisa membuat bayi menyusu secara efektif dan minum ASI secara optimal.Memang sebaiknya ibu dan pasangannya mengetahui posisi dan pelekatan yang benar ketika masih dalam masa kehamilan, sehingga ketika bayi sudah lahir, ibu dapat terhindar dari resiko payudara bengkak dan puting lecet atau luka. Ikut kelas laktasi antenatal, termasuk salah satunya mengikuti Kelas EdukASI AIMI (www.aimi-asi.org), dan juga berpartisipasi dalan kASIh ibu saat sedang hamil, merupakan salah satu sarana dimana para calon orangtua dapat lebih banyak belajar dan mendapatkan informasi seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI.<br /><br />Salam ASI!<br /><br />Mia Sutanto, SH, LL.M (koselor laktasi, ketua umum AIMI)</p>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-4350626204366981692011-07-18T20:42:00.001-07:002011-07-18T20:42:35.736-07:00Baby-led attachmentBaby-led attachment is the term given to the process where your baby follows a pattern of instinctive behaviours to get to the breast. This can be for the first breastfeed or at any time when the attachment is not correct and your nipples are damaged. The process is most often described as follows:<p> </p> <ol><li><strong>Sit comfortably,</strong> whether in bed with pillows behind you and one under your knees, or on a chair with your feet on a low stool or cushion. It is helpful to be well-supported and comfortable, as you may be sitting in that position for a while. Speak to your medical adviser if pain is making it difficult for you to relax.<p> </p> </li><li><strong>Start with a calm baby and a calm mother.</strong> Humans learn best when they are in a calm, receptive state. Your baby's instincts in response to hunger will lead her to the breast and to suckle, however it is the flow of milk she then receives that teaches her this is where milk comes from. If your baby is stressed, crying or upset, she will not be in a receptive state to be able to follow her instincts. Calm your baby by gentle rocking and cuddling, talking to your baby, making eye contact and being skin-to-skin.<p> <img src="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/bla1.jpg" alt="Baby-led attachment - pic 1" align="middle" border="0" vspace="20" width="199" height="167" /><img src="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/bla2.jpg" alt="Baby-led attachment - pic 1" align="middle" border="0" vspace="20" width="196" height="167" /><img src="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/bla3.jpg" alt="Baby-led attachment - pic 1" align="middle" border="0" vspace="20" width="200" height="167" /> <br /> </p></li><li><strong>Skin-to-skin contact</strong> is a very important part of this instinctive process, so while you are both learning, you may find it useful to remove your shirt and bra, and to remove your baby's clothes, leaving her in just a nappy. Make sure the room is warm enough to be comfortable for you both.<p> </p> </li><li>Hold your baby in a way you both find comfortable. Many mothers find that <strong>holding their baby upright on their chest</strong>, between their breasts, works best for them.<p> </p> </li><li>Your baby will start to move her head. As your <strong>baby starts to follow her instincts</strong>, she may start to 'bob' her head around on your chest. As you support her in a way that feels right to you, she will start to slide, crawl, fall or even throw herself towards one of your breasts.<p> </p> </li><li><strong>Support your baby</strong>. As she moves towards one breast, you may find it helpful to move your baby's bottom across your body towards the other breast. You may also need to move your hand and wrist to support your baby's back and shoulders. This support to your baby's upper body gives her the stability to be able to control her head movements as she attaches.<p> </p> </li><li><strong>Attaching to your breast</strong>. Now that your baby's head is near your nipple, she may nuzzle your breast for a little while. That is fine. As long as she is still calm, she will eventually dig her chin into your breast, reach up with an open mouth, and attach to the breast. You may find it helpful to pull baby's bottom closer to your body, or to give even more firm support to her back and shoulders at this time. This will help her to dig her chin in, keep her nose free of the breast, and get a good mouthful of breast. If she loses contact with your breast, this may interrupt the instinctive process. She may continue once in contact again, or if she does not, you may need to move her back to a more upright position between your breasts and start again.<p> </p> </li><li><strong>When your baby is well attached to the breast</strong>, her mouth will be right over the nipple and well onto the surrounding darker area (areola), with her tongue underneath the nipple. She should have more of the 'chin-side' of areola in her mouth than the side adjacent to her nose. Her top and bottom lips will open out over the breast, with her chin pressed against the breast and her nose clear. A correctly attached baby will be able to breathe while feeding - most mothers find they do not need to hold the breast away from the baby's nose. Doing so may pull the nipple from her mouth or even block the milk ducts below. If her nose is pushing into the breast, try moving her body and legs closer to you. This will bring her chin further in towards the breast and free her nose naturally. </li></ol> <p> </p> <strong>'Chest to chest, chin to breast'</strong> is a quick way to describe good positioning. <p>Your baby's body will be positioned such that her head, neck and spine are in a straight line, with her head tipped back over your hand or arm. Her body should be facing yours. She may end up being held almost horizontally under your breasts, or she may be lying more diagonally across your body, or even into your lap. As long as her back is straight, her body close to yours, and you are both comfortable, that is all that matters. Take the time to try different positions to find what best suits you both. </p><p> </p> If you feel pain beyond the initial stretching of your nipple, your baby may not have taken a big enough mouthful of breast. You can break the suction by inserting a clean finger in the corner of her mouth, between her gums, and try again. Baby may be happy to re-attach without changing position, or you may need to bring her more upright and start the process again. Similarly if your baby becomes upset or distressed during the 'baby-led attachment' process, calm her first, and start again. This is a learning process for both of you, it is okay to take your time. <p> </p> As you and your baby start to feel comfortable with breastfeeding, you will quickly learn to put your baby straight into the feeding position you have both come to enjoy. <p> </p> <h2>Further resources</h2> The following are available from local Australian Breastfeeding Association groups or direct via phone on 1800 032 926 or the Internet at <a href="http://www.mothersdirect.com.au/" target="_blank">www.mothersdirect.com.au</a>. <h3>Booklets include:</h3> <em>An Introduction to Breastfeeding<br />Breast and Nipple Care<br />Breastfeeding After a Caesarean Birth<br />Breastfeeding, Women and Work<br />Especially for Grandparents<br />Expressing and Storing Breastmilk<br />Increasing Your Supply<br /></em> <h3>Books:</h3> <em>Breastfeeding ...naturally</em> (2nd edn) Australian Breastfeeding Association <h3>Mothers Direct products:</h3> Baby Slings: Simplicity Sling, Cool Sling, Meh Tai<br />Infant-care lambskins<br />Nursing pads<br />A range of breast pumps and other lactation aids<br />A range of books and baby-care products<br /> <p> </p> Electric breast pumps are available for hire through Association groups. Contact your local <a href="http://www.breastfeeding.asn.au/products/counselling.asp">Helpline</a> for more details. Discount applies for subscribers to the Association. <p> </p> There is also a wide range of information on breastfeeding and related topics on the Association's <a href="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/index.html">website</a>. In particular the article <a href="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/attachment.html">The ABC Of Attachment</a> may be of interest. <p> </p> <p> </p> Adapted from <em>An Introduction to Breastfeeding</em> 2006 <p> </p>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-17716862921074600892011-07-18T20:41:00.001-07:002011-07-18T20:41:16.924-07:00Kenapa Lemak ASI beda dengan lemak hewan mamalia ???<p>Kenapa Lemak ASI beda </p><p> </p><p>Air Susu Ibu yang lebih dikenal dengan ASI mengandung asam lemak esensial yang memang tidak terdapat di dalam susu sapi atau susu formula. Asam lemak esensial ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh darah. Selain itu, Asam lemak terdiri dari Asam Lemak Linoleat dan Asam Lemak Linolenat yang merupakan prekursor Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA). Keunggulan ASI karena mengandung AA dan DHA untuk ‘building block’ otak yang siap pakai.</p><p> </p><p>Tidak hanya itu, ASI juga mengandung enzim lipase agar lemak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi. dan yang pasti Enzim ini tidak terdapat di dalam susu hewan atau susu formula.</p><p> </p><p>Seperti kita tahu bahwa saat bayi dilahirkan, lambung bayi belum menghasilkan semua enzim yang dibutuhkan untuk mencerna lemak susu. sehingga Lipase di dalam ASI membantu menyempurnakan pencernaan lemak di dalam lambung bayi. Lipase dalam ASI ini disebut bile-salt stimulated lipase karena mulai bekerja di dalam usus bersamaan dengan tersedianya garam-empedu tersebut. Lipase tidak aktif di payudara atau di dalam lambung sebelum ASI bercampur dengan empedu.sungguh luar biasa bukan?</p><p> </p><p>Sehingga, lemak yang terdapat di dalam ASI akan dicerna lebih sempurna dan digunakan lebih efisien oleh tubuh bayi dibandingkan dengan lemak susu sapi atau susu formula.</p><p> </p><p>Dan ini dapat terlihat saat kita melihat tinja bayi. Tinja bayi yang diberi susu formula berbeda dengan tinja bayi yang diberi ASI. karena susu formula dan susu lainya itu tidak mengandung enzim agar penyerapan makanan efektif dan efesien, sehingga terdapat sisa makanan yang tidak dapat diserap oleh tubuh bayi.</p><p> </p><p>Pada Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) yang diberi susu formula yang kurang mengandung asam lemak esensial ternyata menunjukan kurang optimalnya perkembangan mental dan penglihatannya.</p><p> </p><p>Sumber : Trainer Modul 40hr BFCC. WHO/UNICEF</p><p>http://selasi.net/artikel/menyusui/83-kenapa-lemak-asi-beda.html</p>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-28323669080655703292011-07-18T20:37:00.000-07:002011-07-18T20:38:21.613-07:00Expressing and storing breastmilk<p> Naturally the best way to remove milk from your breast is by feeding your baby, but there may be occasions when this is not possible and you need to express your milk. </p><p> </p><p> Perhaps </p><ul><li>your baby is premature or unable to suck well</li><li>your baby is in hospital and you can't be there for every feed</li><li>you are in hospital and your baby can't be there for every feed</li><li>you have returned to the paid work force, study or other commitments</li><li>you are leaving your baby with a sitter while you are out, or</li><li>your breasts sometimes feel too full and uncomfortable.</li></ul> <p> </p><p> Many mothers like to keep a small store of breastmilk in the freezer for emergencies, as babies fed breastmilk alone during the first six months are less likely to suffer allergies or infective diseases. </p><p> </p><p> There are several techniques you can use to encourage your milk to let down while expressing. </p><ul><li>Consciously try to relax, using whatever method suits you. Try to express in a quiet, warm, relaxing area, away from distractions. While expressing, breathe slowly and deeply. You could express in the place you usually sit to feed. Some mothers have a warm drink first or listen to soft music such as ABA's relaxation tape Softly Softly, relaxing to breastfeed. Warmth (expressing after a warm shower, warm face washers on the breast for a few minutes before starting) may also help.</li><li>Gently massaging your breasts by stroking down towards the nipple, and gently rolling the nipples between your fingers. While you can't actually push the milk out of your breasts by massage, you can help trigger the let-down by touching your breasts.</li><li>Thinking about your baby and how much your breastmilk is helping her will encourage your let-down reflex. If she is premature or sick in hospital,you might find it easier to express near her crib or just after you leave her. If you are away from her, try looking at her photo to help you let down.</li><li>Having someone support you. Many mothers find they manage much better when they have an encouraging partner or friend. Your ABA breastfeeding counsellor can also give you ideas and encouragement as you learn to express. </li></ul> <p> </p><p> <img src="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/express.jpg" alt="Expressing and Storing booklet cover" align="right" border="1" width="170" height="235" /> <em>Expressing and Storing Breastmilk</em>, one of 27 booklets written by the Australian Breastfeeding Association, covers everything you need to know about expressing: how the milk lets down, hygiene, photos of how to hand express, discussion on how to use different types of breast pump, what to store the milk in and for how long, and how to clean your pump and containers. Other topics are thawing breastmilk, transporting breastmilk, and cup feeding. Booklets can be purchased from <a href="http://www.mothersdirect.com.au/" target="_blank">Mothers Direct.</a> </p><p> </p><p> How much you need to express depends on your reason for expressing. If it is to reduce engorgement when you have too much milk, you need only express enough to feel comfortable. If you have a blocked duct or mastitis, allow baby to feed as often as possible and express as much as you can after a feed. See ABA's booklet <em>Breast and Nipple Care</em>. Some mothers who are expressing regularly can quickly get 90 - 120ml from both breasts every three to four hours. Others simply cannot express such big volumes at one time, and find it easier to express small amounts more frequently eg up to 30ml every one to two hours. A few mothers find it difficult to express, although they have a good supply and the baby is thriving. </p><p> </p><p> It is important not to judge overall milk production by the amount of milk you can express. The baby's technique of extracting the milk is the optimum, and he will always be able to get more milk than you; expressing is second best. </p><p> </p><p>Hand expressing might not be easy when you first try it - you might feel quite discouraged if, after all your efforts, you only manage a few ml or even a few drops! Take heart, gradually you will become more familiar with the feel of your breasts and how to make the milk flow most easily. When you are able to put your baby to the breast, you will find your supply quickly increases to meet his needs. </p><p> </p><p align="center"> </p><h4 align="center">Storage of Breastmilk for home use *</h4> <table class="tabletext" align="center" border="1" cellpadding="5" width="80%"> <tbody><tr><td><strong>Breastmilk</strong></td><td><strong>Room Temperature</strong></td><td><strong>Refrigerator</strong></td><td><strong>Freezer</strong></td></tr> <tr><td>Freshly expressed into a closed container</td><td>6–8 hrs (26ºC or lower). If refrigeration is available store milk there</td><td>3–5 days (4ºC or lower) Store in back of refrigerator where it is coldest</td><td>2 weeks in freezer compartment inside refrigerator.<br />3 months in freezer section of refrigerator with separate door.<br />6–12 months in deep freeze<br />(-18ºC or lower).</td></tr> <tr><td>Previously frozen— thawed in refrigerator but not warmed</td><td>4 hours or less<br />(ie the next feeding)</td><td>Store in refrigerator<br />24 hours</td><td>Do not refreeze</td></tr> <tr><td>Thawed outside refrigerator in warm water</td><td>For completion of feeding</td><td>Hold for 4 hours or until next feeding</td><td>Do not refreeze</td></tr> <tr><td>Infant has begun feeding</td><td>Only for completion of feeding, then discard</td><td>Discard </td><td>Discard</td></tr> </tbody></table> <p> </p><p> <em>* Australian Dietary Guidelines for Children and Adolescents - table. Copyright Commonwealth of Australia reproduced by permission</em></p><p><br /><em></em></p><p><a href="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/express.html">http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/express.html</a><br /><em></em></p><p><em><br /></em> </p>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-6581422123864661932011-07-18T19:58:00.001-07:002011-07-18T19:58:52.834-07:00berapa asip yang dibutuhkan ketika kembali bekerja selesai cuti melahirkanHai All,<br /><br />berikut ada link dari Australian breastfeeding association dan kelly mom,<br />mungkin dapat memberikan sedikit gambaran, bahwa berapapun asi yang<br />dihasilkan saat perah tidak menggambarkan berapa asi yang dihasilkan saat<br />menyusui langsung. Berapapun asi perah yang berhasil diminum tidak<br />menggambarkan asi yang berhasl diminum saat menyusui langsung<br /><br /><a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/express.html">http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/express.html</a><br /><br />"it is important not to judge overall millk production by the amount of milk<br />you can express. The baby's technique of extracting the milk is optimum, and<br />he will always be able to get more milk than you; expressing is second<br />base."<br /><br />dan coba lihat ini <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://www.kellymom.com/bf/pumping/milkcalc.html">http://www.kellymom.com/bf/pumping/milkcalc.html</a><br /><br />yup betul butuh waktu, memiliki diari menyusu dan penyesuaian waktu secara<br />perlahan akan memudahkan kita untuk mengenal dan beradaptasi secara bertapa<br />sebelum memulai bekerja.<br /><br />tetap berpegangan tanda kecukupan ASI pada BAK dan BB saja dulu<br /><br />walaupun untuk awal penyesuaian kerja, memasuki usia 3 bulan akan banyakkk<br />sekali hal baru bagi si bayi<br />1. makin banyak bergerak, main, explore<br />2. berkurang waktu bersama bunda<br />3. jadwal menyusu langsung, jd berkurang<br />4. bayi kita pintar.. beberapa bayi bela2in nahan lapar biar bisa menyusu<br />lebih lama dgn bundanya (lihat perubahan diari menyusunya, apakah lebih<br />panjang waktu menyusu langsung atau lebih sering bangun) take it as a<br />compliment for you mom kalau kata kellymom :)nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-9663445105893949312011-07-18T19:50:00.000-07:002011-07-18T19:52:03.056-07:00Tips Menyusui Ketika Puasa<p><strong>ASI Lancar, Puasa pun Tak Lewat</strong></p><p>Bulan Ramadhan SEGERA tiba. Bulan penuh ibadah bagi umat muslim di dunia. Salah satu ibadah yang wajib dilakukan setiap muslim yang telah baligh (cukup umur) adalah berpuasa. Nah, bagaimana dengan ibu hamil dan menyusui?</p><p>Puasa Ramadhan hukumnya tetap wajib bagi ibu hamil dan menyusui. Alhamdulillah, Islam memberikan kelonggaran bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa dengan berpuasa di lain waktu atau membayar fidyah.</p><p>Yang pertama, dikembalikan kepada motivasi atau niat. Jika ibu hamil dan menyusui tidak melakukan ibadah puasa karena mengkhawatirkan kesehatan dirinya, maka dia menganggap dirinya seperti orang sakit. Sehingga cara mengganti puasa sama dengan mengganti puasa dikala orang sakit, yaitu dengan berpuasa di hari lain. Namun, jika mengkhawatirkan bayinya, dianggap seperti orang tua yang tak punya kemampuan sehingga cara menggantinya selain membayar puasa-seperti cara orang tua-yaitu dengan membayar fidyah.</p><p>Yang kedua, ibu hamil atau menyusui cukup membayar fidyah saja tanpa harus berpuasa. Karena keduanya tidak berpuasa bukan karena sakit, melainkan karena keadaan yang membuatnya tidak mampu puasa. Kasusnya lebih dekat dengan orang tua yang tidak mampu berpuasa.</p><p>Apa dan bagaimana cara membayar Fidyah? Fidyah adalah memberi makan orang fakir miskin. Satu hari puasa diganti dengan satu kali fidyah. Ukuran memberi makan adalah sebesar porsi kita makan 3 kali sehari, yakni sekitar 1 mud atau 600 gram. Jika dirupakan uang, sebesar biaya kita makan 3 kali sehari.</p><p>Ketika memberikan fidyah, ada tata caranya juga. Salah satu yang harus diingat adalah jangan lupa mengucapkan berita serah terima/ijab kabul. Misalnya “Saya membayar fidyah kepada saudara, mohon diterima dengan baik”. Jika meminta orang lain yang menyerahkan maka, “Ibu A membayar fidyah kepada saudara, mohon diterima dengan baik”.</p><p>Nah, bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa bagaimana? Selama kondisi ibu dan bayi sehat, maka diperbolehkan berpuasa. Namun, jika dikuatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya kekurangan gizi, produksi ASI berkurang, sakit, dan lain sebagainya, maka Islam menyarankan untuk tidak berpuasa.</p><p><strong>Manajemen Laktasi Ibu Menyusui Yang Sedang Berpuasa</strong></p><p>Dengan perubahan jadwal makan, bukan berarti asupan makanan yang dikonsumsipun ikut berubah. Yang penting, ibu menyusui tetap makan 3 kali sehari dan secara disiplin mengkonsumsi makanan dengan gizi berimbang, yaitu dengan komposisi 50% karbohidrat, 30% protein dan 10-20% lemak.</p><p>Kemudian, hal-hal berikut dapat dilakukan untuk memastikan bahwa produksi ASI selama ibu berpuasa tetap lancar dan berkualitas:</p><ol><li>Asupan menu dengan gizi seimbang</li><p>Ibu yang sedang menyusui memang membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari, 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi seimbang. Pada saat sahur, ketika berbuka puasa dan menjelang tidur sesudah shalat tarawih. Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas kita hari itu. Komposisi makanan dengan gizi berimbang akan menghasilkan sari makanan yang bagus untuk anak.</p><li>Perbanyak konsumsi cairan, mulai dari berbuka hingga sahur</li><p>Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua liter, ditambah dengan jenis cairan lainnya seperti juice buah, teh manis hangat dan susu. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil dan menyusui. Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui.</p><li>Istirahat yang cukup</li><p>Merasa lemas saat berpuasa itu hal yang lumrah, apalagi jika si ibu baru saja menyusui. Cobalah untuk beristirahatlah sejenak, apakah dengan cara tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran. Perlu ibu menyusui ketahui, bahwa semakin sering payudara dihisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jadi, bila selama puasa ibu tetap rajin menyusui, ASI akan tetap lancar.</p></ol><p><strong>Ibu Bekerja</strong></p><p>Ibu bekerja yang memerah ASI di tempat kerjanya disarankan untuk tetap melakukan kegiatan memerah ASI seperti biasa dengan tetap memperhatikan tips-tips seperti yang sudah disebutkan diatas ini. Kembali berpegang pada prinsip demand and supply, semakin banyak ASI dikeluarkan maka semakin banyak ASI yang akan diproduksi. Apabila ibu menyusui yang biasa memerah menghentikan kegiatan memerahnya selama bulan puasa, maka ASI yang diproduksi dapat berkurang, yang bukan disebabkan oleh kegiatan berpuasa tetapi karena mengurangi kegiatan memerah tadi.</p><p>Bagaimanapun, mendapatkan ASI adalah hak bayi. Jadi, dahulukan kepentingan bayi.</p><p>Selamat menyambut datangnya bulan puasa, bulan Ramadhan dengan penuh suka cita dan salam ASI!</p><p>referensi: AIMI</p>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-2538377334642857272011-07-18T19:44:00.001-07:002011-07-18T19:44:34.743-07:00ASI untuk Otak, Susu Sapi untuk Otot<p>detikHealth - Saat ini masih sedikit bayi yang bisa mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, beberapa bayi justru diberikan susu formula yang terbuat dari susu sapi. Padahal ASI itu untuk otak sedangkan susu sapi untuk otot.</p><p> </p><p>Kandungan dari susu manusia dan susu sapi itu berbeda. Pada susu sapi kadar proteinnya lebih tinggi yaitu 3,4 persen, sedangkan susu manusia hanya 0,9 persen. Kadar laktosa di dalam susu manusia lebih besar yaitu 7 persen sedangkan di dalam susu sapi sebesar 4,8 persen.</p><p> </p><p>"Karena itu ASI untuk otak dan susu formula untuk otot," ujar dr IGAN Pratiwi selaku Ketua Satgas ASI IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dalam acara seminar tentang Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi dalam Mendukung MDGs di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (29/3/2011).</p><p> </p><p>Dokter yang akrab disapa Tiwi ini menuturkan laktosa sangat penting dalam proses pembentukan myelin otak. Myelin ini berfungsi untuk mengantarkan rangsangan yang diterima oleh bayi. Saat menyusu rangsangan yang diterima oleh si kecil seperti mencium bau ibunya serta mendengar dan merasakan napas sang ibu.</p><p> </p><p>Sedangkan pada susu sapi kandungan yang paling tingginya adalah protein yang berfungsi membantu pembentukan otot karena sapi memang membutuhkan otot yang kuat seperti untuk bergerak atau membajak sawah.</p><p> </p><p>dr Tiwi menuturkan laktosa yang tinggi pada bayi yang baru lahir kadang bisa menyebabkan diare, tapi kondisi ini merupakan suatu hal yang normal atau fisiologis sehingga ibu tidak perlu menghentikan pemberian ASI.</p><p> </p><p>"Jika diare disebabkan oleh fisiologis, maka berat badannya tidak akan turun. Jadi selama berat badannya tidak berkurang, ibu tidak perlu menghentikan pemberian ASI dan normalnya bayi bisa buang air besar sebanyak 10-15 kali sehari," ungkapnya.</p><p> </p><p>Selain itu AA dan DHA yang terkandung di dalam ASI juga dilengkapi dengan enzim lipase sehingga bisa dicerna oleh tubuh bayi, sedangkan pada susu formula memang ada AA dan DHA tapi tidak ada enzimnya. Hal ini karena enzim lipase baru dibentuk saat bayi berusia 6-9 bulan.</p><p> </p><p>Manfaat lain dari ASI yang tidak didapatkan dari susu formula adalah kandungan kolostrum yang keluar di awal-awal menyusu. Kolostrum yang keluar saat bayi menyusu mengandung 1-3 juta leukosit (sel darah putih) dalam 1 ml ASI.</p><p> </p><p>"Jadi kalau ada yang bening-bening sedikit yang keluar dari payudara jangan diremehkan, karena itu mengandung leukosit yang bisa bermanfaat membunuh bakteri di dalam tubuh bayi," ujar dokter yang berpraktek di RS Buda Jakarta.</p><p> </p><p>Ia juga mengatakan keberhasilan ibu menyusui untuk terus memberikan ASI pada bayinya sangat ditentukan oleh dukungan dari suami, keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta lingkungan kerjanya.</p><p> </p><p>"Menyusui merupakan suatu proses keseimbangan yang melibatkan tiga orang yaitu ibu, bayi dan ayahnya. Karena itu peran ayah sangat berarti dalam hal keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan atau sampai 2 tahun," ujar dr Utami Roesli SpA, MBA, IBCLC.</p><p> </p><p>Karena itu dr Utami menuturkan bahwa seorang ayah juga punya power (kekuatan) untuk menyehatkan anaknya dan berperan dalam proses menyusui (<em>breastfeeding father</em>).</p><p> </p><p>(<strong>ver/ir</strong>)</p>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-24831301164661705182011-07-18T19:23:00.001-07:002011-07-18T19:23:52.223-07:00Beberapa Problem Menyusui dan Tips Mengatasinya by GARDA ASI<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div><p>Bunda, adakalanya menyusui mengalami kendala, tapi kendala itu ada solusinya. Menyusui itu alamiah, kadang kita saja yang membuatnya terlihat rumit *kata-kata mak Riries*. So, happy reading with love ;)</p><p> </p><p><strong>1. PUTING RATA</strong></p><ul><li>Tidak ada perawatan khusus pada payudara sebelum persalinan. Karena menarik-narik puting selama kehamilan, terutama pada trimester terakhir dikhawatirkan dapat menyebabkan resiko kontraksi dini (bayi dapat lahir premature). </li><li>Bahwa bayi menyusu pada payudara, BUKAN di puting. Jadi tidak ada alasan tidak menyusui bayi secara langsung karena puting rata. It’s not nipple-feeding, it’s breastfeeding! :) </li><li>Setelah persalinan, lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan biarkan bayi melekat sendiri pada payudara. </li><li>Hindari penggunaan penyambung puting (nipple shield), karena akan menyakiti puting ibu, serta membuat bayi tidak belajar untuk melekat (latch-on) dengan benar pada payudara. </li><li>Walau di awal menyusui agak sulit, posisi dan pelekatan yang benar akan sangat membantu. Bila perlu, mintalah bantuan pada konselor laktasi. </li><li>Membentuk payudara, dengan menopang payudara dari bagian bawah dengan jari-jari, dan menekan bagian atas payudara dengan ibu jari. Tidak memegang payudara terlalu dekat ke puting (C hold, U hold). </li><li>Susui bayi sesering mungkin kapanpun bayi mau, hisapan bayi juga akan membantu menstimulasi puting agar keluar dengan maksimal.</li></ul><p> </p><p><strong>2. PUTING LECET</strong></p><ul><li>Biasanya disebabkan karena pelekatan dan teknik menyusui yang salah. Bayi harusnya menghisap sampai areola mammae, bukan hanya di bagian puting saja. </li><li>Cara mengatasinya, segera lakukan pelekatan yang benar, lebih jelasnya bisa lihat di notes ini :http://www.facebook.com/note.php?note_id=181768715197852 </li><li>Puting lecet juga bisa disebabkan kesalahan teknik melepaskan puting setelah menyusui. Kadang bila bayi menggigit, atau menyudahi menyusu, Bunda akan dengan reflek menarik puting, yang tentunya menyebabkan puting sakit. Baiknya, lepaskan puting dari mulut bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut (pastikan tangan bunda steril), atau menekan dagu bayi ke bawah. </li><li>Jaga kebersihan payudara. Bersihkan areola cukup dengan air bersih, hindari penggunaan sabun, minyak zaitun, baby oil dan cairan lainnya di daerah areola. Karena dikhawatirkan akan mengganggu fungsi kalenjar Montgomery, yang secara alami memproduksi minyak untuk melumasi puting susu dan juga untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada kulitnya. </li><li>Untuk menghindari lecet, sebelum dan sesudah menyusui, oles puting dengan ASI. Di dalam ASI ada pelumas yang bisa melembutkan areola dan puting. </li><li>Gunakan bra dengan lapisan dalam katun agar nyaman.</li></ul><p> </p><p><strong>3. SALURAN TERSUMBAT</strong></p><ul><li><strong> </strong>Bila ada benjolan lokal di salah satu bagian payudara, sementara bagian yang lain tidak, kemungkinan saluran ASI tersumbat atau ASI membeku. Bisa jadi ketika menyusu ada sedikit ASI tersumbat, lama-kelamaan banyak ASI yang akan tersumbat. </li><li>Cara mengatasinya, pastikan tiap kali menyusui, payudara dikosongkan dengan sempurna. Bila produksi ASI deras dan bayi sudah kenyang, sebaiknya diperah dan disimpan (mengingat memerah ASIp lebih disarankan untuk ibu yang bekerja dan ibu yang jauh dari bayinya). Panduan penyimpanan ASI bisa dilihat di notes ini : http://www.facebook.com/note.php?note_id=187741907924661 </li><li>Massage benjolan akibat penyumbatan ASI tersebut, kemudian kompres dengan handuk hangat dan handuk dingin secara bergantian selama beberapa kali hingga benjolan mereda. </li><li>Susui bayi sesering mungkin hingga ASI kosong. </li><li>Hindari pemakaian bra yang sempit.</li></ul><p> </p><p><strong>4. PAYUDARA BENGKAK</strong></p><ul><li>Ketika payudara tidak dikosongkan dengan disiplin per 2 atau 3jam sekali, atau bila bayi sedang malas menyusu dan hisapannya kurang kuat, bisa jadi menyebabkan payudara bengkak. Bayi malas menyusu bisa jadi karena sudah kenyang, atau ada gangguan penyakit atau gangguan pencernaan. Ibu yang terlalu buru-buru menyapih bayinya karena harus segera masuk kembali ke kantor karena cutinya habis juga bisa menyebabkan payudara membengkak. </li><li>Pembengkakan tak selalu terjadi di kedua payudara. Bisa saja hanya terjadi di sebelah payudara (asimetris). Bisa terjadi karena bayi hanya menyusu di satu payudara, misal disebelah kiri saja, kalau dipindah ke kanan tidak mau. Kalau hal ini dituruti, payudara yang kanan pasti membengkak. Untuk menghindarinya, susui bayi di kedua payudara secara bergantian. Misal, bayi sudah kenyang menyusu di payudara kiri, menyusui berikutnya baiknya di payudara kanan. Bisa juga bila lama bayi menyusu kurang lebih 20 menit, bagilah 10 menit di kiri, 10 menit di kanan. </li><li>Bila terasa bengkak, perah ASI dan simpan. </li><li>Payudara yang bengkak bisa dikompres dengan air hangat dan air dingin secara bergantian hingga bengkaknya mereda.</li></ul><p> </p><p><strong>5. MASTITIS ATAU INFEKSI PAYUDARA</strong></p><ul><li>Ciri-cirinya, payudara membengkak, merah dan nyeri. Mastitis biasanya merupakan kelanjutan dari payudara yang membengkak atau tersumbat lokal yang tidak ditangani tuntas. Tidak pernah mastitis terjadi tanpa adanya pembengkakan di payudara. Bisa sudah terjadi mastitis, biasanya juga menimbulkan reaksi sistemik, ibu akan demam di seluruh tubuh, dan akhirnya bukan hanya payudara yang terinfeksi, namun seluruh tubuh juga bisa terkena infeksi. </li><li>Kalau sudah begini, mau tak mau ibu harus minum antibiotic (mintalah yang aman untuk ibu menyusui) untuk mengatasi infeksi. Massage pada payudara tidak boleh dilakukan, cukup dengan pengompresan air panas-dingin bergantian, serta minum yang banyak. Ibarat got kotor, jika kita guyur air banyak-banyak, maka air kotor yang menyumbat akan terguyur keluar. Sementara untuk menahan nyeri, ibu juga akan diberi analgetik. </li><li>Lanjutkan proses menyusui seperti biasa. Disiplin mengosongkan payudara per 2 atau 3 jam sekali. Susui bayi sesering mungkin, perah ASI bila bayi sedang tidak mau menyusu. </li><li>Untuk Mastitis dini, dalam seminggu sampai 2 minggu akan sembuh. Karena jaringan payudara itu termasuk jaringan yang gembur sehingga mudah sembuh.</li></ul><p> </p><p><strong>6. PAYUDARA ABSES</strong></p><ul><li>Kelanjutan dari mastitis yang tidak segera ditangani. Sedihnya jika sudah abses, bayi tidak boleh menyusu, karena bisa saja tercampur nanah dari abses itu. Abses bisa terjadi disekitar puting, bisa juga di seluruh payudara. Ciri payudara abses adalah bentuknya merah kehitaman layaknya sedang bisulan, payudarapun tidak setegang saat mastitis, karena sudah ada nanah dibalik kulit. </li><li>Jika sudah abses, mau tak mau di bagian nanah itu harus diinsisi/dibuka dan dikeluarkan nanahnya, jadi semacam operasi kecil yang membuka kulit sedikit dan mengeluarkan nanahnya dengan memakai tampon, kemudian dijahit lagi. </li><li>Setelah diinsisi, biasanya abses akan sembuh dalam waktu 1-2 minggu. Biasanya akan diberi antibiotika untuk menyembuhkan infeksinya. </li><li>Saat abses, sebaiknya pompa ASI dan buang, sementara anak menyusu dari payudara yang tidak abses, sampai sudah ada kepastian boleh menyusu lagi dari dokter ahli.</li></ul><p> </p><p><strong>7. RELUCTANT NURSER</strong></p><p><strong> </strong></p><ul><li>Adalah suatu istilah dimana bayi tak mau menyusu karena ASI yang keluar dari si ibu begitu kuat/deras. </li><li>Susui bayi sesering mungkin. </li><li>Cari posisi menyusui yang nyaman, posisi yang biasanya sesuai untuk mengatasi masalah hiperlaktasi ini adalah posisi Ibu setengah tidur, dan bayi ditengkurapkan di dada ibunya. Dalam posisi ini, aliran ASI mengarah ke atas (melawan gravitasi) sehingga keluarnya ASI tidak terlalu deras. </li><li>Baiknya sebelum mulai menyusui bayi, perahlah sedikit ASI. Tujuannya untuk memperlambat aliran ASI. Namun jumlah ASI yang diperah sebaiknya tidak terlalu banyak, dan jangan melakukannya diantara dua waktu menyusui. Semakin banyak ASI yang diperah, semakin sering payudara dirangsang, maka semakin banyak ASI diproduksi.</li></ul><p> </p><p>So Mommies, bila mendapatkan problem menyusui seperti di atas, jangan langsung panik. Bahwa tiap kendala menyusui, pasti ada solusinya. Bila problem berlanjut, baiknya menghubungi konselor laktasi terdekat.</p><p> </p><p>-diposting oleh bunda Tewe utk GARDA ASI. </p><p>Sumber :</p><p>http://www.hypno-birthing.web.id/?p=758</p><p>http://aimi-asi.org/2011/01/sukses-meyusui-dengan-puting-datar-kenapa-tidak/</p></div></div>nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-14795589698730020792011-07-18T19:17:00.001-07:002015-02-25T19:59:00.035-08:00Bagaimana hukum donor ASI dalam ISLAM?Assalamu'alaykum, semoga tulisan di bawah ini bermanfaat dan segala puji hanya<br />
kepada Allah subhana wa ta'ala. Sungguh seluruh kesempurnaan hanyalah milik<br />
Allah semata dan segala kekurangan ada pada diri hamba. Mohon maaf jika ada<br />
kesalahan dan terbuka lebar untuk diskusi lebih lanjut.<br />
Uraian di bawah ini bertujuan menegaskan dasar hukum pijakan bagi penerima dan<br />
pemberi donor ASI.<br />
Jadi anak susuan atau ibu susuan.. Siapa takut?? ^_^<br />
---<br />
Menyusui Anak, Buah Hati Kita<br />
Allah subhana wa ta'ala memerintahkan para ibu untuk menyusui anak-anaknya, dan<br />
Dia menetapkan batas waktu minimal menyusui selama dua tahun sempurna. Masa<br />
selama itu cukup untuk anak melepaskan penyusuan kepada ibunya. Setelah itu<br />
anak mulai belajar makan dan minum di luar air susu ibunya.<br />
Air susu setiap spesies berbeda, dimana Allah subhana wa ta'ala telah<br />
memberikan pada masing-masing spesies komposisi nutrient yang bermanfaat bagi<br />
masing-masing anak dari spesies tersebut. Sebagai contoh air susu seekor ibu<br />
sapi, memiliki kandungan protein yang bersifat antibodi lebih sedikit dari air<br />
susu manusia. Selain itu perbedaan jumlah vitamin, mineral dan lemak yang<br />
terkandung sangat jauh berbeda. Banyak jurnal, artikel ilmiah juga buku-buku<br />
yang telah mengungkapfakta mengenai komposisi emas dari air susu ibu.<br />
Namun masih banyak ibu yang memilih mengganti pemberian air susu ibu dengan<br />
susu formula yang tentunya berasal dari susu sapi.<br />
Seorang pakar ASI Internasional, dr Jack Newman (1997) memberikan pendapatnya :<br />
"..even a modern formulas are only superficially similar to breastmilk.<br />
Fundamentally, they areinexact copies based on updated and incomplete knowledge<br />
of what breastmilk is. Formulas contain no antibodies, no living cells, no<br />
emzymes, no hormones. They contain much more alumunium, manganese, cadmium, and<br />
iron than breastmilk. They contain significantly more protein than breastmilk.<br />
The proteins and fats are fundamentally different from those in breastmilk.<br />
Formulas do not vary fromfrom beginning of the feed to the end of the feed, or<br />
from day 1 to day 7 to day 30, or from woman to woman, or from baby to baby."<br />
(Czank C, Mitoulas LR, Hartmann PE. Human Milk Composition-Fat. In:<br />
Hale&Hartmann's. Textbook of Human Lactation (1st Ed). Texas : Hale Publishing;<br />
2007)<br />
Sapi memiliki masa hidup dan pola hidup yang berbeda dengan anak manusia,<br />
dimana dalam waktu singkat anak sapi sudah dapat berdiri dan berjalan sendiri,<br />
kemudian dalam dua minggu anak sapi telah diajak merumput oleh ibunya. Kegiatan<br />
yang demikian menuntut anak sapi untuk mendapatkan komponen lemak dan hormon<br />
pertumbuhan yang berbeda jumlahnya, dimana lebih banyak dibandingkan anak<br />
manusia.<br />
Himah ilahiah dari proses menyusui, bahwa pemberian air susu ibu kepada anak<br />
akan sangat berpengaruh terhadap akhlak, perilaku, dan etika sang anak, sebab<br />
susu keluar dari darah sang ibu.<br />
Air susu ibu akan membantu tumbuh kembang anak secara lahiriah dan mempengaruhi<br />
perkembangan kecerdasan anak secara psikologis, intelektual, dan spiritual.<br />
Organ yang telah berkembang dengan sempurna dari seorang manusia sejak ia dalam<br />
kandungan adalah telinga. Sehingga, pendidikan dan pembinaan anak akan siapa<br />
Tuhannya sesungguhnya telah berjalan sejak awal ruh ditiupkan.<br />
Sangat disayangkan pada masa ini, dukungan terhadap proses menyusui dan<br />
pemberian ASI secara eksklusif dan dilanjutkan hingga dua tahun menemui banyak<br />
hambatan. Mulai dengan minimnya dukungan dari keluarga terdekat, lingkungan,<br />
tenaga kesehatan hingga minimnya kelayakan fasilitas bagi ibu menyusui di<br />
tempat umum maupun tempat bekerja. Atau juga keengganan ibu untuk menyusui buah<br />
hatinya dengan alasan akan mempengaruhi keindahan tubuhnya ataupun beralasan<br />
bahwa air susunya sedikit..<br />
Proses menyusui adalah sebuah fitrah mulia dari setiap wanita dan dengan ilmu<br />
yang semakin mudah di akses, maka sesungguhnya kendala tersebut dapat<br />
dihindari. Mematuhi perintah Allah subhana wa ta'ala dimana Dia sangat<br />
memuliakan setiap ibu untuk memperbaiki generasi penerusnya melalui menyusui,<br />
dengan menjadikan setiap IBU sebagai madrasah utama terhadap anak-anaknya dan<br />
meletakkan syurga di telapak kaki ibu.<br />
Ya Allah..tunjukkanlah kepada kamijalan untuk menuju dan mengikuti petunjuk<br />
Islam. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan pertolongan.<br />
Tolonglah setiap ibu yang sedang berjuang keras demi memnuhi perintahMu dengan<br />
memberikan air susunya.. Mudahkanlah segala urusan mereka.. Dan Mudahkanlah<br />
tugas kami dalam membantu serta membimbing mereka..<br />
Defini Menyusui (ar Radha') dan Masanya<br />
Menurut makna etimologisnya, ar radha' adalah imtishâsh ats-tsady (mengisap<br />
tetek atau menyusu). Dikatakan radhi'a ash shabiyyu radh'an atau radhâ'a<br />
shabiyyu seperti kata-kata syariba. Yang pertama logat Ahli Tihamah, dan<br />
penduduk Mekkah pun menggunakan logat tersebut. Sedang yang kedua adalah logat<br />
bangsa Najd. Tetapi menurut bentuk yang ketiga, dapat juga dikatakan radhâ'a<br />
yardhi'u radhâ'an wa radhâ'aatan.<br />
Sementara walau dikatakan, ardha'athu ummuhu fa-irtadha `a fa-hiya murdhi'un wa<br />
murdhi'atun. Jika sekedar mensifati seorang ibu sebagai yang menyusui, maka<br />
disebut murdhi' saja; Yakni, bahwa ia mempunyai anak yang sedang disusuinya.<br />
Tetapi jika ia-wanita itu- sebagai tempat atau tukang menyusui, maka ketika ia<br />
sedang dalam proses menyusui, ia disebut murdhi'ah. (Al Qâmus Al Muhîth, juz<br />
III : 30-31; Al Mishbâh Al Munîr, Juz I : 312)<br />
Sebagaimana dipergunakan dalam QS. Al Hajj : 2; Allah subhana wa ta'ala<br />
berfirman yang artinya,<br />
"(Ingatlah pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua<br />
wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya."<br />
Sedang ar Radhâ' menurut makna terminologisnya ialah :<br />
1) Menurut madzhab Hanafi, ar Radhâ' ialah isapan anak yang disusui<br />
terhadap susu atau payudara wanita anak Adam pada waktu tertentu. (Lihat Tabyîn<br />
al Haqâ'iq, Juz II : 180, Radd Al Mukhtâr, Juz II : 533-554; dan Durar al<br />
Hukkâm fi Syarh Ghurar Al Ahkâm, juz I: 355)<br />
2) Menurut madzhab Maliki, ar Radhâ' ialah sampainya air susu perempuan<br />
pada perut-meskipun perempuan tersebut mati atau masih kecil-dengan menggunakan<br />
alat-untuk memasukkan sesuatu ke dalam perut-atau melalui suntikan yang menjadi<br />
makanan. (Al Dardyry, as Syarh Al-Kabîr, Juz II : 502-503; Asy Syarh ash<br />
Shaghir bi Hâmisy Bulghat as Salik, Juz I : 477-478; Al Fawâkih ad Dawâny `ala<br />
Risâlat ibn Abi Zayd al Qayrawany, Juz II : 88; Mukhtasar Khalîl, h. 180-181)<br />
3) Madzhab Syafi'i mendefinisikannya sebagai, "Sampainya air susu wanita<br />
atau apa yang dihasilkan dari air susu tersebut pada bayi atau pada<br />
otak/sumsumnya." (Mughny al-Muhtâj, juz III : 414; Nihâyat al Muhtâj, juz VI :<br />
172; Qalyuby wa "Umayruh, juz IV : 62)<br />
4) Madzhab Hambali mendefinisikan ar Radhâ' dengan mengatakan, "Mengisap<br />
atau meminum air susu yang terkumpul karena kehamilan dari payudara seorang<br />
wanita dan yang seperti itu." (Muntaha al irâdât, juz II : 360; Kasyf al-Qinâ',<br />
juz V:442, keduanya karangan Bahuty)<br />
Dari pendapat diatas, nampaknya definisi madzhab Maliki lebih mencakup dan<br />
menyeluruh di banding definisi-definisi yang lainnya.<br />
Karena definisi tersebut menggunakan sebagian pengikat dan batasan yang tidak<br />
dimuat oleh definisi yang lainnya. Oleh karena itu, definisi madzhab Maliki<br />
tersebut dapat dinilai sebagai definisi yang jâmi-mencakup-dan mâni-terbatas.<br />
Penjelasan Definisi<br />
Kata "susu wanita" mencakup setiap susu, sehingga yang bukan air susu tidak<br />
termasuk dalam definisi ini, seperti air kuning dan darah. Kedua macam cairan<br />
tersebut tidak menimbulkan keharaman nikah.<br />
Sedang yan gdimaksudkan "masuk ke dalam perut" adalah masuknya ke dalam perut<br />
anak yang disusukan. Jika syarat ini terpenuhi maka haram menikah anak tersebut<br />
dengan ibu yang menyusukan atau saudara sesusuannya. Dengan demikian, maka air<br />
susu yang hanya sampai ke tenggorokan saja tidak menyebabkan keharaman nikah;<br />
demikian menurut pendapat yang masyhur.<br />
Demikian pula sampainya air susu tersebut ke dalam perut, dapat dibenarkan,<br />
baik air susunya itu banyak atau sedikit atau sekedar mengisap (sedikit sekali).<br />
Sedangkan yang dimaksud "meskipun perempuan itu mati atau kecil" adalah jika<br />
seorang perempuan mati dan padanya masih ada air susu, lalu ada bayi atau anak<br />
kecil yang menyusu kepadanya, atau ada orang lain yang memerah air susunya lalu<br />
diminumkan ke anak kecil, maka itu menimbulkan tahrîm—menyebabkan haram menikah<br />
dengan yang sesusuan.<br />
Demikian pula jika ada anak perempuan yang mempunyai air susu lalu air susu itu<br />
dipakai untuk menyusui bayi, maka berlakulah at tahrîm pada anak tersebut. Baik<br />
anak tersebut belum baligh atau sudah balig; baik sudah kuat digauli atau belum<br />
kuat. Baik ia masih gadis atau sudah bukan gadis lagi. Yang sama seperti<br />
perempuan yang belum/tidak kuat berjimak adalah perempuan yang telah lanjut<br />
usia yang sudah menopause, yakni, tidak lagi melahirkan. Jika ia memiliki air<br />
susu dan menyusui bayi, maka tetap berlaku at tahrîm karenanya.<br />
Adapun kata-kata "meskipun air susu itu masuknya ke perut lewat cara lain<br />
selain menyusu" maksudnya sungguhpun masuknya air susu tersebut kepada anak<br />
tidak melalui penyusuan, seperti ke dalam perut lewat tenggorokan atau hidung,<br />
maka tetap saja keharaman karena sesusuan berlaku padanya.<br />
Sedang kata-kata "atau suntikan yan gmenjadi makanan" maksudnya adalah bahwa<br />
air susu yang dimasukkan lewat suntikan pun menyebabkan keharaman nikah. Tetapi<br />
sebagaimana disebutkan dalam definisi, bahwa suntikan tersebut ditujukan<br />
sebagai "makanan" bagi anak. Maka jika suntikan itu untuk tujuan lain selain<br />
memberikan makanan, maka suntikan tersebut tidak akan menimbulkan keharaman<br />
nikah.<br />
Dari keterangan di atas, maka dapat dikecualikan bahwa memasukkan air susu ke<br />
perut anak lewat mata, atau telinga, atau pori-pori kulit kepala, ataupun lewat<br />
suntikan yang bukan untuk pemberian makanan, tidak menyebabkan keharaman nikah.<br />
Sebab air susu tersebut tidak melewati jalan yang biasa, sehngga dengan cara<br />
seperti itu, tidak akan membuahkan daging dan tulang. Demikian juga air susu<br />
yang disuntikkan ke dalam tubuh tidak dimaksudkan sebagai makanan, tidak<br />
menyebabkan keharaman nikah.<br />
Jan Riodan, seorang konsultan laktasi internasional memaparkan bahwa,<br />
"BREASTMILK SOMETIMES REFFERED to as white blood because it is considered<br />
similar to the placental blood of intrauterine life. Indeed, human milk is<br />
similar to unstructured living tissue, such as blood, and is capable of<br />
transporting nutrients, affecting biochemical systems, enhancing immunity, and<br />
destroying pathogens." (Riodan J. The Biological Specificity of Breastmilk. In:<br />
Riodan J, Wambach K. Breastfeeding and Human Lactation. 4th Ed. Boston: Jones<br />
and Bartlett Publishers, LLC. 2010)<br />
Berkenaan dengan keberadaan donor ASI, maka paparan diatas lebih menegaskan<br />
bahwa pemberian ASI baik melalui menyusu langsung maupun melalui<br />
gelas/cangkir/botol-dot/pipet memiliki hokum saudara sepersusuan.<br />
(disadur dari buku "Fiqih Anak. Karangan Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo,<br />
MA dan dikembangkan oleh dr Henny Zainal, BC, CHt)nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3234527542832528314.post-23870511076209462172011-07-18T19:14:00.000-07:002011-07-18T19:15:15.219-07:00Ajari anak sayang Antibiotik!<a href="http://milissehat.web.id/?p=1822" target="_blank">http://milissehat.web.id/?p=1822</a><br /><br />Masih sering membacakan dongeng sebelum tidur untuk si kecil? atau<br />duduk-duduk santai di sofa selepas tidur siang dengannya?<br /><br />Beberapa artikel berikut dapat mengisi waktu luang anda dengan si kecil dan<br />dapat membantu anda menceritakan dan memberi pemahaman mengenai infeksi dan<br />antibiotik.<br /><br />Artikel “Mengenal kuman <<a href="http://milissehat.web.id/?p=1806" target="_blank">http://milissehat.web.id/?p=1806</a>>” akan membantu<br />anak anda membedakan bakteri dan virus. Artikel “Apakah itu<br />infeksi<<a href="http://milissehat.web.id/?p=1811" target="_blank">http://milissehat.web.id/?p=1811</a>>?”<br />“Saat bakteri jahat berkuasa <<a href="http://milissehat.web.id/?p=1813" target="_blank">http://milissehat.web.id/?p=1813</a>>” mungkin<br />memerlukan alat bantu, anda bisa membongkar kembali mainan anak-anak seperti<br />pistol, mobil tank, boneka super hero, atau monster-monster.<br /><br />Artikel “Antibiotikpun mati <<a href="http://milissehat.web.id/?p=1815" target="_blank">http://milissehat.web.id/?p=1815</a>>” dapat<br />membantu mengajari anak tentang resistensi antibiotik dengan cara yang<br />sederhana. Artikel “Kamu dapat menyelamatkan<br />antibiotik<<a href="http://milissehat.web.id/?p=1817" target="_blank">http://milissehat.web.id/?p=1817</a>>”<br />dapat membantu anak mencegah kesalahan dalam penggunaan antibiotik dan<br />artikel “Kamu bisa hidup lebih sehat <<a href="http://milissehat.web.id/?p=1820" target="_blank">http://milissehat.web.id/?p=1820</a>>”<br />membantu anak untuk mengenal strategi pencegahan infeksi.nurainihttp://www.blogger.com/profile/15707464000498108114noreply@blogger.com0