Henny Zainal November 28 at 4:13pm Reply • Report
Beberapa kali dalam diskusi terkait ASI dan Susu Formula, lebih mendorong pada perdebatan tiada akhir. Banyak ibu yang menjadi sakit hati bahkan memberikan label pada mereka yang menyusui atau pelaku kampanye ASI sebagai “Radikal”, “Keras”, “Tidak Punya Hati”, atau bahkan baru-baru ini menempelkan label “NAZI”.
Melihat hal demikian, in my opinion..
Bukanlah masalah GAGAL MENYUSUI atau TIDAK, dan juga bukanlah masalah BAGUS atau TIDAK terkait dengan kualitas ASI.
Namun yang seharusnya menjadi isu terbesar adalah apakah pemberian susu sapi kepada bayi manusia adalah NORMAL atau TIDAK? Apakah mengganti ASI dengan susu formula adalah cara yang terbaik ataukah ada cara lain?
Menurut James Akre penulis buku “The Problem with Breastfeeding: A personal reflection” dalam wawancaranya di sebuah website, mengungkapkan bahwa :
"by adopting this perspective we avoid implying that artificial feeding is the norm and that breastfeeding is somehow better than the norm. On the contrary, anything else is a deviation from the norm. Breastfeeding should be normal, routine, commonplace, and, as I have just said, even ho-hum ordinary."
http://www.thebreastway.com/index.php/breastfeeding-bits-and-boobs/interview-with-james-akre
Dan berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh Pat Thomas, ditemukan bahwa kegagalan ibu menyusui lebih disebabkan karena kegagalan dari pihak tenaga kesehatan dan pemerintah dalam mengedukasi dan memberikan dukungan kepada proses pemberian ASI.
“Women do not fail to breastfeed. Health professionals, health agencies and governments fail to educate and support women who want to breastfeed.”
Silakan dibaca lebih lanjut pada link ini (http://www.theecologist.org/trial_investigations/268337/breastmilk_vs_formula_food.html)
Uraian artikel tersebut sesuai dengan temuan saya kala melakukan konseling bagi ibu menyusui. Banyak ibu yang telah mempersiapkan diri dengan baik, namun kala proses menyusui itu tiba – nasehat dan dukungan yang diberikan lebih mendorong ibu untuk gagal menyusui.
Pada akhirnya pemberian ASI lebih tepat dikatakan Normal atau Alamiah, daripada “Lebih baik” (Breastmilk isn’t Best but Breastfeeding is Normal).
etiap anak manusia yang lahir ke dunia, Allah subhana wa ta’ala telah mempersiapkan makanan bagi mereka. Sesuai dengan firmanNya dalam QS. Al Baqarah : 233,
“ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya, dan juga seorang ayah karena anaknya.”
Dalam surat lain disebutkan,
“ Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hinga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)-mu untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik, dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (QS. Ath-Thalaq : 6)
Dan pada halaman 10 dokumen WHO berjudul 'Global Strategy for Infant and Young Child Feeding' (http://whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241562218.pdf), di bawah judul "Exercising other feeding options", disana tercatat bahwa:
18. The vast majority of mothers can and should breastfeed, just as the vast majority of infants can and should be breastfed. Only under exceptional circumstances can a mother’s milk be considered unsuitable for her infant. For those few health situations where infants cannot, or should not, be breastfed, the choice of the best alternative – expressed breast milk from an infant’s own mother, breast milk from a healthy wet-nurse or a human-milk bank, or a breast-milk substitute fed with a cup, which is a safer method than a feeding bottle and teat – depends on individual circumstances.
19. For infants who do not receive breast milk, feeding with a suitable breast-milk substitute – for example an infant formula prepared in accordance with applicable Codex Alimentarius standards, or a home-prepared formula with micronutrient supplements – should be demonstrated only by health workers, or other community workers if necessary, and only to the mothers and other family members who need to use it; and the information given should include adequate instructions for appropriate preparation and the health hazards of inappropriate preparation and use. Infants who are not breastfed, for whatever reason, should receive special attention from the health and social welfare system since they constitute a risk group.
(Silakan terjemahkan melalui link ini http://translate.google.co.id/#)
Dari dua hal diatas terungkap bahwa makanan lain pengganti ASI dalam hal ini berupa susu pengganti (susu formula) menjadi pilihan terakhir kala ASI tidak ditemukan.
Pilihan utama adalah ASI Perah ibu kandung, menyusui pada ibu susuan atau pemberian ASI Perah dari ibu lain melalui berbagi ASI atau Donor ASI dari Bank ASI, dan terakhir adalah susu pengganti ASI. Dan pemberian susu pengganti ASI selayaknya didemonstrasikan oleh tenaga kesehatan, atau relawan kepada ibu dan anggota keluarga yang bersangkutan.
Sayangnya yang terjadi di lapangan, bahwa baik tenaga kesehatan atau masyarakat luas menganggap bahwa susu formula adalah pengganti utama ASI. Produk susu formula yang dijual bebas dengan harga bervariasi dari murah hingga mahal, membuat tinggi kesalahan dalam pembuatan susu formula kepada bayi. Dengan demikian hal ini memicu semakin tingginya kemungkinan terjadinya kesalahan prosedur dalam pembuatan, baik dari dosis hingga kebersihan pembuatan. Semua ini pada berujung pada tingginya kematian bayi akibat diare dan sebagainya.
Di bawah ini beberapa link lain terkait dengan pembuktian kehebatan ASI secara ilmiah.
1. Human breast milk is a rich source of multipotent mesenchymal stem cells.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20712706
2. HAMLET interacts with lipid membranes and perturbs their structure and integrity.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20186341
3. Study: Breast-milk compound kills warts
http://www.obgyn.net/newsheadlines/womens_health-Human_Papillomavirus-20040720-80.asp?print=1
4. Human milk - Tables of the antimicrobial factors and microbiological contaminants relevant to human milk banking
http://www.latrobe.edu.au/microbiology/milk.html
5. Substance in Breast Milk Kills Cancer Cells, Study Suggests
http://www.sciencedaily.com/releases/2010/04/100419132403.htm
6. Breastmilk to Threat Cancer
http://www.youtube.com/watch?v=xjnIqf6nAIY
7. June Interview: Howard Cohen on Fighting Cancer with Mothers' Milk
http://jellytheory.blogspot.com/2009/06/june-interview-howard-cohen-on-fighting.html
8. The Medicinal Use of Breastmilk
http://www.drmomma.org/2009/09/medicinal-uses-of-breastmilk.html
9. Milk therapy: breast-milk compounds could be a tonic for adult ills
http://www.thefreelibrary.com/Milk+therapy:+breast%20milk+compounds+could+be+a+tonic+for+adult+ills-a0156002012
10. Mother's Milk: precious protection
http://www.archetypeltd.co.nz/Mothers_milk.htm
Menanggapi himbauan dari Departemen Kesehatan Kanada juga Academy Breastfeeding Medicine (ABM) bahwa keberadaan berbagi ASI memiliki resiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS dan sebagainya, maka di bawah ini saya bagi beberapa link lain yang terkait dengan proses pasteurisasi ASI.
Health Canada Press Release
http://www.hc-sc.gc.ca/ahc-asc/media/advisories-avis/_2010/2010_202-eng.php
Indonesia sebagai peringkat ke 4 dunia untuk penderita HIV/AIDS, jelas membuat saya harus berhati-hati dalam proses berbagi ASI. Namun bukan berarti menolak proses berbagi ASI dan menggantinya dengan susu formula.
Dari uraian diatas, jelas bahwa ASI adalah satu-satunya makanan alami yang dipersiapkan Allah subhana wa ta’ala. Dan proses pasteurisasi telah terbukti dapat mengatasi keberadaan HIV/AIDS.
1. Effect of flash-heat treatment on immunoglobulins in breast milk
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19421069
2. Effect of Flash-Heat Treatment on Antimicrobial Activity of Breastmilk.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21091243
3. Flash Heating Breast Milk Kills HIV
http://www.youtube.com/watch?v=NNw1odieIoI
4. How You can Safely Heat Treat Breast Milk
http://www.qaproject.org/strat/Tanzania%20job%20aids/pdfs/english/engheattreatinsert4web.pdf
***The End***
Salam Bagi ASI,
Peduli ASI di Indonesia
No comments:
Post a Comment