Friday, July 22, 2011

tips agar bisa berpuasa saat menyusui

  1. Beberapa tips :
    1.Saat makan sahur, usahakan banyak minum, terutama minuman hangat.
    2.Usahakan menyusui setelah sahur selama mungkin hingga saat berangkat ke
    kantor
    3.Di kantor, usahakan memerah ASI dengan frekuensi seperti saat tidak
    berpuasa. Di rumah, mintalah pengasuh bayi untuk memberi ASI simpanan
    seperti biasa plus makanan pendamping lain.
    4.Satu jam menjelang pulang, usahakan agar bayi sudah tidak diberi
    makanan/minuman apapun.
    5.Saat ta'jil, usahakan minum minuman hangat agar merangsang kelancaran ASI.
    6.Setelah berbuka, segerakan menyusui bayi.
    7. Sebelum tidur, cobalah makan makanan ringan dengan minuman hangat.

    sourced : http://www.ummigroup.co.id/?pilih=lihat&id=363
    <http://www.ummigroup.co.id/?pilih=lihat&id=363>

    Berpuasa Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
    indosiar.com - Pada bulan ramadhan, setiap umat muslim diwajibkan untuk
    berpuasa. Namun tidak semua umat muslim mampu menjalankan ibadah tersebut.
    Misalkan saja orang tua yang sudah sepuh, anak balita, orang sakit, dan tak
    terkecuali bagi ibu hamil yang kehamilannya bermasalah serta ibu menyusui.

    Wanita yang sedang hamil atau menyusui tetap harus berpuasa di bulan
    Ramadhan, sama dengan wanita wanita yang lain, selagi ia mampu untuk
    melakukannya. Seorang wanita hamil tidak diperbolehkan berpuasa jika
    kehamilannya bermasalah. Memaksakan berpuasa hanya akan mengganggu
    perkembangan janin.

    Kegiatan berpuasa hanya mengubah jadwal makan. Sementara, asupan makanan
    yang dikonsumsi ibu hamil dan menyusui selama berpuasa tetap dibuat sama
    dengan saat tidak berpuasa, yaitu gizi seimbang dengan komposisi 50 %
    karbohidrat, 30 % protein, dan 10-20 % lemak.

    Bagi ibu hamil yang ingin berpuasa disarankan untuk memperhatikan gejala
    berkurangnya kadar gula dalam darah (hipoglikemia). Gejala ini ditandai
    dengan pusing, gemetar, mual, dan demam. Dan yang dianjurkan bisa berpuasa
    adalah ibu yang masa kehamilan sudah cukup tua dan kuat yaitu sekitar usia
    kehamilan 5 bulan keatas.

    Sedangkan bagi ibu menyusui, yang disarankan berpuasa adalah ibu menyusui
    dengan usia bayi 6 bulan keatas. Sementara bagi ibu yang menyusui ASI
    ekslusif bisa tidak berpuasa karena harus menyusui tiap dua jam sekali dan
    si bayi belum memperoleh makanan pendamping ASI. Yang perlu diingat : saat
    ibu menyusui berpuasa, pola menyusui akan berubah. Pasokan ASI akan
    berkurang pada siang hari namun melimpah pada malam hari.

    Sedangkan bagi ibu hamil, penting diingat bahwa selama hamil, pasokan kalori
    sangat diperlukan dalam nutrisi untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.
    Yang jelas, harus lebih memperhatikan makanan yang dimakan saat sahur dan
    berbuka.

    Bagi ibu hamil dan menyusui, sangat tidak diperbolehkan untuk meninggalkan
    makan sahur. Makan sahur dapat memberikan energi yang dibutuhkan untuk
    beraktivitas seharian. Konsumsi gizi seimbang pada saat sahur akan membantu
    ibu menyusui menghasilkan sari makanan bergizi untuk si kecil.

    Merasa lemas saat berpuasa itu hal yang lumrah. Apalagi jika si ibu baru
    saja menyususi. Cobalah untuk beristirahatlah sejenak, entah itu dengan cara
    tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran.

    Perlu diketahui juga, bagi ibu hamil yang menderita Diabetes Melitus (DM)
    dan Hipertensi, sebaiknya tidak berpuasa karena penderitanya harus terus
    menerus mengkonsumsi obat secara teratur. Juga bagi ibu hamil yang mengalami
    gangguan saluran pencernaan, atau yang memiliki riwayat anarexia dan bulimia
    (gampang muntah), tidak diperkenankan berpuasa.

    Beberapa tips bagi ibu hamil dan menyusui yang ingin berpuasa adalah :

    a.. Makan sahur dengan makanan yang bergizi, sangat penting bagi ibu
    hamil
    dan menyusui. Sebaiknya ibu hamil banyak mengonsumsi daging. Daging adalah
    makanan yang mengandung kalori dan protein sangat tinggi yang bisa disimpan
    tubuh dalam waktu cukup lama.
    b.. - Sebaiknya hingga waktu sahur habis, usahakan minum air putih
    sebanyak-banyaknya. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua
    liter. Dan ditambah dengan segelas susu hangat.
    Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu
    hamil dan menyusui. Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam
    darah.
    Gejala anemia banyak ditemukan pada ibu hamil karena mereka kurang
    mengonsumsi makanan bergizi. Anemia berbahaya bagi ibu hamil, karena pada
    saat persalinan ibu akan mengalami kesulitan dan luka akibat persalinan
    sulit menutup.
    c.. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran
    ASI bagi ibu menyusui.
    d.. Sebelum tidur, untuk memproses produksi ASI, cobalah makan makanan
    ringan dengan minuman hangat.
    Intinya, berpuasa bagi ibu hamil dan menyusui semata-mata adalah demi ibadah
    dan dapat menjalankan puasa secara sehat dan senantiasa bugar.(berbagai
    sumber/Idh)

    sourced : http://news.indosiar.com/news_read.htm?id=45493

    Bila Ibu menyusui puasa

    Assalamu'alaykum wr. wb.,

    Saya ada pertanyaan mengenai Ibu menyusui di bulan Ramadhan...
    Istri saya saat ini sedang menyusui anak usia 10 bulan. Istri maunya tetap
    berpuasa...yang ingin saya tanyakan makanan apa saja (utk Istri saaya) yang
    memenuhi kebutuhan gizi untuk menyusui anak saya usia 10 bulan?

    Wassalam,
    Bambang Sulistiyono, Balikpapan Indonesia.

    Jawab:

    Wa'alaikumsalam,

    Bapak Sulistiyono yang sayang keluarga, semoga jawaban ini tidak terlambat
    ya Pak. Dan saya mengucapkan selamat beribadah di bulan Romadhon ini.

    Alloh memberi keringanan pada kita, tentu ada hikmah dibaliknya, karena
    Alloh yang maha tahu tentang kelemahan kita. Kondisi ibu menyusui pun
    berbeda satu sama lain, ada yang diberi kondisi kuat ada juga yang lemah.

    Anak Bapak berusia 10 bulan, dan pada usia ini biasanya mendapatkan ASI non
    eksklusif, jadi sangat dimungkinkan bagi sang ibu untuk tetap berpuasa.

    Adapun makanan yang diperlukan agar zat gizi tetap terpenuhi, sebaiknya
    tetap memperhatikan keseimbangan zat-zat yang diperlukan (Protein,
    Karbohidrat, Lemak, Vitamin dan Mineral), terutama pada saat berbuka puasa
    dan sahur.

    Saat berbuka puasa, tentu setelah sebelumnya memakan makanan yang manis dan
    mudah dicerna semacam kurma, sebaiknya ibu segera makan berat. Hal ini
    karena ibu menyusui lebih banyak mengalami kekurangan energi. Kebutuhan air
    minum pun jangan dilupakan, untuk menghindari dehidrasi yang mengakibatkan
    produksi ASI berkurang. Usahakan 10-12 gelas perhari, bisa diminum saat
    berbuka, diantara berbuka dan sahur dan pada waktu sahur. Minum susu juga
    baik bahkan dianjurkan.

    Dibawah ini ada artikel menarik yang bisa bapak baca untuk lebih melengkapi
    jawaban saya. Sekali lagi selamat beribadah puasa dan salam juga buat
    keluarga.

    wassalaamu'alaikum
    Dewi Yuniasih

    http://staging.sahabatnestle.co.id/HOMEV2/main/TKSK/TKSK_ndnp.asp?id=469
    http://staging.sahabatnestle.co.id/HOMEV2/main/TKSK/TKSK_ndnp.asp?id=432
    http://www.kompas.com/kompas-cetak/0211/17/keluarga/puas21.htm

    sourced : http://www.kharisma.de/?q=node%2F97

    Selamat menunaikan Ibadah Shaum.

Monday, July 18, 2011

Not enough milk?

You can tell if your baby's getting enough milk even though you can't tell how much is going in.

Mum feeding baby One of the most common reasons a mother weans her baby before she might want to is that she is worried that she doesn't have enough milk. Nearly all mothers are capable of producing enough breastmilk for their babies. Just as you have already nurtured your baby in your womb for nine months, so your body is designed to continue providing nourishment once your baby is born. Everything your baby needs to grow strong and healthy is in your milk. It is the normal food for your baby and you and your baby will work together to establish your milk supply and maintain it as your baby grows. Of course, there might be other reasons why baby is fussy or crying and you might want to check with your medical adviser if you have any concerns. Here are some ideas to help you work out if your supply really is low and some suggestions that will help you make more milk for your baby.

If your fully-breastfed baby shows two or more of the signs below then you most likely have enough milk.

  • At least five heavily-wet disposable nappies (or six to eight very wet cloth nappies) in 24 hours provided no other fluids or solids are being given. A very young baby will usually have two or more soft bowel movements a day for several weeks. An older baby may have fewer than this. Small quantities of strong, dark urine or formed bowel motions indicate that the baby is in need of more breastmilk.
  • Good skin colour and muscle tone.
  • Your baby is alert and reasonably contented and does not constantly want to feed. Your baby will probably wake for night feeds. A few babies sleep through the night at an early age, while most will wake one or more times during the night for quite some time.
  • Some weight gain and growth in length and head circumference.

Some other points to consider:

  • Genetic patterns need to be taken into account when assessing a baby's growth. Slower weight gain may be more likely in a family where the parents are of small stature, but the baby will still show consistent growth over the first year.
  • A baby's stomach is only as big as his fist and can only contain small amounts at a time. This means babies need to feed quite frequently to get all the milk they require.
  • Some apparently contented babies are very undemanding and need to be woken for feeds so that they will continue to gain weight. Most breastfed babies feed at least eight to twelve times in 24 hours. If weight gain is a concern, your baby may need to be woken, particularly for a night feed, to ensure he is having a minimum of six feeds in 24 hours.
  • On the other hand, some colicky babies seem far from content, and may feed frequently, yet continue to gain weight steadily. Commonly, these babies appear hungry frequently, but may actually be getting too much milk, too fast and have tummy ache. You can tell if this is the case if your baby has lots of wet and dirty nappies every day. See the Too Much Milk article on the website or refer to the Australian breastfeeding Association booklet Too Much.
  • Between six weeks and six months, it is normal for babies to have fussy periods from time to time, when they ask to feed more frequently than usual. You may wonder if your milk supply is still meeting your baby's needs. These times used to be called 'growth spurts' or 'appetite increases', however studies have shown that exclusively-breastfed babies' intake of breastmilk does not increase significantly between one and six months of age. Although it is not known exactly why babies have periods like this, it is a very common event that may be linked to their development. It does not mean that you don't have enough milk. If you follow your baby's lead and breastfeed more frequently for a few days, you will probably find that your baby soon settles down again. Hot weather may also trigger an increase in a baby's feeding frequency.
  • Most babies will feed best if they are put to the breast before they are crying hard. Crying is a very late hunger signal. Watch your baby; he may start to stir from sleep, maybe try to suck his fist or otherwise 'search' for food quite a while before crying. A lot of mums find that by offering the breast as soon as baby starts to stir can help baby to take a good feed. Some parents also will use kangaroo care (skin-to-skin cuddling by holding baby with bare chest against mother's bare chest) to help the baby relax into breastfeeding and this also boosts the mother's hormone levels to assist her milk supply. A blanket, shawl or shirt can be used to cover both of you to keep warm and baby can even be carried in some slings like this (see ABA's Simplicity Sling on the Mothers Direct website. See also the article on our website, called Baby-led attachment.

You and your baby work together to start the milk-making process and to maintain it at the right level to ensure it meets your baby's needs. If you are concerned that this may not be happening, you might like to check the following possible causes of low milk supply:

  • not enough feeds, or feeds too short or interrupted
  • poor positioning at the breast, or poor sucking (often causing sore nipples)
  • changing sides too soon
  • tension, pain or fatigue inhibiting your let-down reflex
  • using complementary feeds (comps) or top-ups of artificial baby milk; and/or stretching out time intervals between feeds with a dummy
  • introducing solids too early (before six months)
  • hormonal change in the mother eg ovulation, menstruation, pregnancy or contraceptives
  • some medications or drugs - whether prescribed, over-the-counter, recreational or herbal
  • cigarette smoking
  • illness in mother or baby
  • very rarely, a physiological inability (that a mother is born with or, for example, as a result of previous breast surgery or injury)

The secret to boosting your milk supply is to fit in more feeds than is usual for your baby. More frequent and efficient milk removal by a well attached baby means more milk will be made. More frequent feeding means more milk.

Increasing your supply booklet cover Human babies are designed to need frequent feeds and by offering the breast at least every two or so hours during the day (and usually at least one night feed), your milk supply can increase quickly. Feeds don't have to be at regular intervals, you might find that you can fit in an extra breastfeed at any time if baby is awake and happy to accept it, or offer a 'top-up' fairly soon after a feed. There are many more ideas in the booklet Increasing Your Supply or talk to an Australian Breastfeeding Association counsellor to discuss your situation.

Very occasionally, a mother tries the ideas above and still finds that her milk supply is low. If you think this is the case with you, speak to a health professional who has a special interest in breastfeeding, as you may be able to try some medication to maximise your milk supply.

If you have been advised to wean because of a persistent low milk supply, think about whether breastfeeding may be important for you and your baby for reasons that have nothing to do with providing all her food. It is possible to combine breast and artificial baby milk successfully for quite a long time. Don't be embarrassed because you don't wish to wean. As long as your baby is happy to suck, you are always providing some nutrition, health protection, as well as much comfort and reassurance for your child. If you want to continue, be reassured that you can still meet your baby's nutritional and emotional needs by breastfeeding.

All of these possibilities and the practical means to overcome them are discussed in the ABA booklet Increasing Your Supply. This booklet also discusses how to use complementary feeds if they are medically necessary, debunks many myths, explains good positioning, and how the breast makes milk. By learning these things, you will have the basis to make sense of any advice you receive, and to make the decisions that best suit you and your baby. After all, you are the expert on your baby!

http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/lowsupply.html

Buruh Pabrik Berjuang Demi ASI Eksklusif

KBR68H - Bagi banyak ibu, memberikan ASI eksklusif menjadi cita-cita sebelum bayi lahir ke dunia. Tetapi bagaimana jika masa cuti berakhir, sementara mereka harus kembali bekerja? Bagaimana menyimpan ASI kalau tak ada kulkas? Reporter KBR68H Suryawijayanti berbincang dengan para buruh pabrik tekstil di Rancaekek, Bandung, Jawa Barat yang harus berjibaku memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.

Buruh dan ASI

Kemijem menunjukkan peralatan yang rutin ia bawa ke pabrik. Termos kecil dan botol-botol kecil berjajar rapi. Kemijem menjelaskan, botol-botol itu diberi nomor supaya tidak membingungkan. Satu botol berisi kira-kira 100 mililiter ASI. Dalam sehari biasanya ia memeras susu hingga 3 kali.

Botol-botol yang berisi ASI ini dimasukkan ke termos besar berisi es batu.

Kemijem adalah buruh pabrik tekstil di Rancaekek, Bandung, Jawa Barat. Sudah hampir 10 tahun dia menghadapi mesin pemintal kain. Hari-hari ini dia harus cuti panjang karena penyakit asmanya kambuh. Jika tak cuti, perempuan asal Sleman ini setiap hari bekerja di pabrik yang letaknya sekitar setengah jam dengan motor dari rumahnya.

Botol-Botol ASI dikasih nomer sesuai urutan waktu memerah

Botol-Botol ASI dikasih nomer sesuai urutan waktu memerah

Memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, bukan perkara mudah bagi Kemijem.

“Nggak ada dukungan dari keluarga, hanya bersama suami saja. Saya satu rumah sama kakak, dia nggak mendukung, “Sudah kasih saja susu formula.” Saya bilang nggak. Yang ngasuh juga bilang kasih susu formula. Saya bilang tidak, pokoknya harus ekslusif selama enam bulan.”

Keinginan Kemijem memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada Rizky anaknya, bukan tanpa alasan. Anak pertamanya yang berjarak 11 tahun dengan si bungsu tak mendapatkan ASI secara penuh. Dulu ia tak punya banyak pengetahuan soal ASI.

“Jadi sebelum melahirkan saya sudah konsultasi ke dokter minta ASI eksklusif sama Inisiasi Menyusui Dini. Tapi kondisi yang lemah karena di-Caesar sempat pingsan, nggak bisa IMD. Tapi saya tetap harus memberikan ASI eksklusif, meskipun awalnya gak diizinkan, karena nggak bisa jalan. Tapi setelah dua hari saya nekat dan pakai kursi roda ke ruang bayi untuk memberi ASI.”

Hanya 1,5 bulan usai melahirkan Kemijem harus kembali bekerja. Itu artinya masih ada 4,5 bulan bagi bayinya untuk menikmati hak ASI eksklusif.

Termos mini untuk menyimpan ASI usai diperah

Termos mini untuk menyimpan ASI usai diperah

“Alhamdulilah merepotkan juga sih Bu, soalnya rumahnya di petak, belum punya kulkas, listriknya belum kuat. Alhamdulilah katanya bisa pakai termos es yang bisa tahan dua hari. Jadi setiap esnya cair, lalu diganti, selalu dicek gitu.”

Bersama suaminya, Kemijem berbagi tugas. Gunarto berburu es batu, sementara Kemijem harus meluangkan waktu setiap dua jam sekali untuk memerah ASI. Es batu dibutuhkan untuk memperpanjang usia ASI yang sudah diperah. Dalam sehari 4 botol ASI berhasil diperah.

“Jadi sebelum nganterin kerja beli es, pulang lagi, nganterin bayi ke yang ngasuh, lalu ambil ASI, begitu terus selama enam bulan.”

Mereka tak punya kulkas untuk menyimpan persediaan ASI yang sudah diperah. Daya listrik di rumah kontrakan mereka tak mencukupi. Sementara mencari warung yang menjual es batu, tak semudah yang dibayangkan.

Gunarto, suami Kemijem, menjelaskan, termos itu harus penuh diisi es batu. Jika tidak penuh nanti akan mencair. Gunarto memakai es balok karena lebih tahan lama dibandingkan batu es dari kulkas rumahan. Dengan es balok itu, ASI dalam botol bisa terjaga suhunya supaya tidak cepat basi.

Di tempat lain, Imas Asih Sri Maryani adalah rekan kerja Kemijem di salah satu pabrik garmen di Rancaekek, Jawa Barat. Sejak awal kehamilan anak pertama, Imas sudah berencana memberi salah satu merk susu formula kepada bayinya. Alasannya sederhana. Sebagai buruh dengan masa kerja tiga shift, ia membayangkan betapa repotnya jika harus memberikan ASI kepada buah hatinya.

Kemijem, Dinny dan Imas

Kemijem, Dinny dan Imas

“Dulu sempat mau pakai susu formula di awal-awal kehamilan. Suami saya juga nggak tahu, katanya anak dikasih ASI, itu ASI-nya kalau disimpan jadi darah. Bilang ke mama juga tidak mendukung.“

Demi memuluskan proses ASI Ekslusif , Imas memutuskan pindah rumah, jauh dari orangtuanya.

“Saya khan tinggal sama mamah. Karena takut nggak lulus ASI eksklusif, saya pindah jauh dari mamah, bawa adik. Pokoknya kalau pas waktu kerja adik ditelepon, saya kerja jam 10 malam besok pulang. Saya takut anak diberi makan.”

Untuk mencuri waktu memerah ASI, Imas harus berkompromi dengan teman-temannya di pabrik. Karena setiap kali ia memerah ASI, ia harus meninggalkan pekerjaan. Padahal mesin pabrik tak boleh mati. Sementara dalam sehari minimal ia butuh istirahat selama tiga kali untuk memerah ASI.

“Kalau masuk shift pagi, sebelum masuk jam setengah enam, trus istirahat pk. 09.00, dan shalat Dzuhur. Sekali merah dapatnya satu botol. Saya merah pakai tangan saja, nggak pernah pakai alat, cukup tangan bersih. Bahkan dulu di pabrik saya ini disebutnya Imas Steril. Ah banyak sekali omongan teman-teman yang nggak enak, tapi tetap jalani saja.”

Sulitnya Buruh Memberi ASI

Dinny Kus Andiany tengah mempraktikkan cara memerah ASI dengan tangan. Siang itu dia menyambangi rumah Kemijem untuk mempersiapkan Kelas Edukasi ASI yang akan segera digelar. Kemijem dan Imas yang telah lulus ASI esklusif tengah ditatar untuk membagikan kisahnya kepada teman-temannya di pabrik.

Asi di dalam Termos Es

Asi di dalam Termos Es

Kemijem dan Imas tampak tekun mempelajari langkah demi langkah yang dipraktikkan Dini.

Sudah hampir lima tahun ini Dinny aktif terlibat menyuarakan ASI eksklusif untuk bayi. Ibu dua anak ini tergabung dalam Klasi YOP (Yayasan Orangtua Peduli) Bandung, Klub Peduli ASI Kegiatannya memberikan pelatihan bagi para calon ibu, hingga pendampingan bagi ibu melahirkan.

“Tahun 2007 Bandung mendirikan Klasi diawali dua kelas, yakni ibu hamil dan ibu bekerj. Pesertanya beragam dari mulai ibu yang akan hamil, hamil, menyusui, lalu yang single. Bahkan ada nenek dan pengasuh juga ikut dalam kelas ini.”

Belakangan ini Kelasi menyasar para perempuan yang bekerja di pabrik. Pasalnya ibu yang bekerja di pabrik lah yang paling banyak menemui kendala jika harus memberikan ASI Eksklusif.

“Jadi kami punya anggota tim yang kerja di pabrik dan mengeluhkan sistem shift, tak seperti yang bekerja di zona nyaman. Soalnya khan ada sistem shift, dukungan kurang, waktu juga sulit, dan keterbatasan lain. Nah selanjutnya kami berusaha mendampingi, ini merintis karena tidak semua pabrik mau diajak kerjasama. Jadi harus pelan-pelan melakukan pendekatan”, lanjut Dinny.

Kunci Sukses Ibu ASI

Dinny menjelaskan, proses menyusui adalah proses belajar tiga orang sekaligus, yaitu bayi, ibu dan ayah.

“Menyusui itu tiga orang yang belajar. Bayi belajar menghisap, butuh perjuangan untuk itu, karena biasanya disuplai ibunya ketika di perut. Lalu ibunya harus punya ilmu dan percaya diri, harus kekeuh, meskipun banyak halangan. Dukungan suami tak kalah pentingnya. Suami harus mendukung dan menjadi satu tim, satu paket.”

Kemijem tidak akan sukses memberikan ASI eksklusif, jika suaminya tidak turut jungkir balik mendukungnya. Gunarto mulai terbuka wawasannya soal ASI esklusif awalnya hanya iseng-iseng membaca buku panduan ASI milik istrinya.

“Itu khan saya baca buku istri, kadang-kadang kalau istri capek pulang kerja, saya yang bacain, sementara istri tiduran. Saya tidak tahu sama sekali soal ASI Ekslusif. Eh setelah baca kok menarik dan saya penasaran. Pas baca itu saya bilang ke istri pokoknya harus lulus ASI eksklusif nanti.”

“Saya ikut rutin ngontrol kalau mamanya kerja, jangan sampai Rizky dikasih minuman atau makanan. Jadi ngecek ke pengasuh terus-terusan. Lalu kalau kemudian ya ngambil ASI ke pabrik untuk dibawa pulang. Cari es, meski capek tapi nggak papa, yang penting tetap ASI ekslusif”, lanjut Gunarto

Perjuangan memberikan ASI eksklusif semakin teruji, ketika Kemijem masuk rumah sakit karena demam berdarah. Dengan tangan diinfus, dia masih berusaha memerah ASI.

“Awalnya masih jalan produksi ASI-nya. Pas diinfus tangan satu meres, lalu suami yang pegang botolnya. Saya juga minta ke dokter agar diberi obat yang tidak bahaya untuk bayi.”

Namun, kondisi Kemijem membuat ASI tak keluar lancar. Hampir putus asa karena bayi terus rewel, Kemijem mengadu ke Kelasi Bandung. Beruntunglah banyak ibu yang saat itu tengah menyusui bayi mereka. Kemijem mendapatkan donor ASI. 10 botol yang cukup untuk persediaan tiga hari.

“Karena susah makan, sehari paling cuma bisa dapat dua botol saja. Jadi kalau sudah dapat peresan ama suami dibawa pulang, trus saya di rumah sakit sendiri. Keteteran. Sudah putus asa awalnya, lalu menghubungi teman di kelasi, trus dikasih tahu ada donor ASI. Alhamdulilah, saya gak apa-apa anak saya dapat ASI dari donor, yang penting anak saya tetap bisa dapat ASI, bukan susu formula.

Donor ASI juga menjadi pilihan Imas untuk anaknya. Dia tak sungkan meminta bantuan ASI kepada rekan kerjanya yang sama-sama memerah ASI. Bahkan donor ASI ini berlangsung hingga dua bulan.

“Waktu itu sempat ASI-nya gak cukup. Sempat minta donor ke teman, waktu itu dua bulanan meminta ASI, setiap hari minta satu botol.“

Imas sempat mengabaikan perintah dokter untuk meminum obat untuk menyembuhkan penyakit asmanya. Dia khawatir obat itu akan meracuni anaknya.

“Saya kasih ASI sampai umur 22 bulan, berhenti karena saya sakit asma. Sebelumnya sih saya nggak minum obat itu karena tak diperbolehkan untuk ibu menyusui. Tapi ketika berumur 22 bulan, asma saya sudah parah dan harus minum obat itu. Akhirnya berhenti ngasih ASI.”

Kemijem dan Imas sudah merasakan keampuhan ASI untuk anak-anak mereka. Kata mereka, perjuangan itu tak sia-sia. Anak mereka lebih sehat, pintar dan kreatif. ASI diakui memiliki banyak keunggulan dibanding susu formula. Yang paling buat buruh berpenghasilan pas-pasan seperti mereka, jelas ASI lebih murah.

http://kbr68h.com/saga/77/9334




Posisi dan Pelekatan Untuk Keberhasilan Menyusui Dibahas di Kelas kASIh Ibu!

Rabu, 22 Juni 2011 kelas kASIh Ibu membahas tema menarik mengenai Posisi dan Pelekatan dengan fasilitator Ibu Mia Sutanto, Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).

“Kenapa sih, menyusui aja kok repot? Sampai harus belajar segala? Kan seharusnya menyusui adalah suatu kegiatan yang alami dan natural, bayi menangis (ngek) tinggal dikasih payudara ibunya (jel).”

Kita mungkin sering sekali mendengarkan komentar seperti diatas ini, masyarakat awam memang kerap menganggap bahwa menyusui seharusnya tidak perlu ribet, sudah menjadi naluri seorang ibu untuk bisa menyusui bayinya, kalaupun awal-awalnya kurang lancar, nanti juga lama-lama akan semakin membaik kok. Kalau awalnya payudara sampai bengkak, puting lecet dan luka, itu sih sudah biasa, ditahan saja rasa sakitnya pasti setelah itu puting menjadi 'kebal' dan luka akan hilang dengan sendirinya. Tapi bagaimana jika luka tidak kunjung sembuh? Bagaimana jika dikala si ibu disuruh menahan sakit ternyata dia menyerah dan memilih untuk memberikan formula kepada bayinya? Bagaimana jika dengan kondisi menyusui yang tidak optimal seperti ini kemudian menyebabkan terganggunya tumbuh kembang bayi?

Memang betul, menyusui adalah suatu hal yang alamiah dan natural, dari zaman nenek moyang manusia yaitu nabi Adam dan siti Hawa, satu-satunya makanan bayi yang paling sempurna adalah ASI. Tapi di zaman modern ini, justru tantangan bagi seorang ibu yang ingin menyusui bayinya semakin banyak. Sehingga suatu kegiatan yang seharusnya bersifat alami dan natural, belum tentu mudah untuk dijalankan, sehingga ibu tetap perlu belajar dan perlu dukungan untuk membantu keberhasilan kegiatan menyusui tersebut. Dari sekian banyak tantangan yang dihadapi, khusus yang berkaitan dengan payudara bengkak dan puting lecet serta luka, seringkali penyebab utamanya adalah posisi dan pelekatan yang kurang tepat. Suatu hal yang mungkin kedengarannya seperti 'sepele', tetapi ternyata memainkan peranan yang cukup besar.

Apakah itu posisi dan pelekatan? Posisi adalah cara ibu mendekap bayi saat sedang menyusuinya, dan pelekatan adalah letak mulut bayi pada payudara ibu ketika sedang menyusu. Mengapa penting? Posisi dan pelekatan yang kurang tepat dapat menyebabkan kesakitan pada ibu (payudara bengkak, puting lecet dan luka) serta bayi tidak dapat minum ASI secara optimal ketika sedang menyusu, sehingga mengganggu tumbuh kembangnya.

Bagaimanakah posisi dan pelekatan yang benar?

Posisi:

  1. ibu mencari posisi menyusui yang paling nyaman
  2. ibu mendekap/menggendong bayi sehingga muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi sejajar dengan puting ibu
  3. badan bayi juga menghadap ke badan ibu (perut bayi menempel ke perut itu), sehingga kepala dan badan bayi berada dalam 1 garis lurus (kepala bayi tidak menengok ke kiri atau ke kanan)
  4. kepada bayi lebih rendah daripada payudara ibu, sehingga kepala bayi mendongak keatas dan tidak menunduk kebawah, dalam posisi seperti ini, dagu bayi dan bukan hidungnya yang akan menempel ke payudara ibu
  5. leher dan bahu bayi ditopang serta badan didekap erat ke badan ibu

Pelekatan:

  1. Usahakan agar bayi memasukkan payudara ibu ke dalam mulutnya dari arah bawah, sehingga ketika sedang menyusu lebih banyak terlihat areola ibu pada bagian atas bibir atas dibandingkan dengan areola pada bagian bawah bibir bawah bayi
  2. Mulut bayi terbuka lebar seolah-olah sedang menguap atau menangis, sehingga tidak saja puting ibu yang masuk ke dalam mulut bayi tetapi juga sebagian besar areola, karena pabrik-pabrik ASI banyak yang terletak dibawah areola
  3. Bibir bayi, baik yang atas maupun yang bawah, terlipat keluar (dower) dan tidak terlipat kedalam ketika sedang menyusu
  4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan terlihat juga lipatan pada bagian dagu yang menandakan bahwa bayi sedang membuka mulut dengan lebar

Diharapkan dengan mengetahui teori mengenai posisi dan pelekatan yang benar, ibu akan menjadi semakin nyaman ketika sedang menyusui bayinya dan sebaliknya, bayi juga dapat menyusu secara optimal pada ibunya. Yang perlu diingat adalah, tidak ada posisi menyusui yang benar atau salah. Yang ada hanyalah posisi menyusui yang paling nyaman untuk ibu serta yang dapat membuat bayi menyusu dan minum ASI secara efektif. Dengan mempelajari teori, ibu akan dimudahkan untuk dapat menemukan zona nyaman atau 'comfort zone' nya itu. Selain itu, 'breastfeeding shouldn't hurt' atau seharusnya kegiatan menyusui tidak menimbulkan rasa sakit. Kalau ibu merasakan sakit, berarti kemungkinan besar masih ada yang dapat diperbaiki dari segi posisi dan pelekatan tersebut.

Terakhir, ibu dapat juga bereksperimen dengan berbagai macam posisi menyusui untuk menemukan mana yang paling nyaman untuk dirinya dan bayinya. Yang lazim digunakan adalah (1) posisi mendekap, yaitu menyusui dari payudara kiri dan bayi ditopang dengan lengan kiri, tetapi ada juga (2) posisi menyilang, yaitu menyusui dari payudara kiri dan bayi ditopang dengan lengan kanan, (3) posisi dari samping, yaitu menyusui dari payudara kiri dan tubuh bayi disebelah badan ibu serta ditopang dibawah lengan kiri, (4) posisi tiduran menyamping, muka bayi menghadap payudara dan perut bayi menempel pada perut ibu, (5) posisi semi-terlentang, ibu rebahan dalam posisi 45-60 derajat, tubuh bayi tengkurap diatas tubuh ibu, dan (6) posisi dipangku, bayi dipangku menghadap ke arah badan ibu.

Silahkan ibu bereksperimen dan mencoba berbagai macam posisi tersebut untuk menemukan mana yang paling nyaman, yang paling bisa membuat bayi menyusu secara efektif dan minum ASI secara optimal.Memang sebaiknya ibu dan pasangannya mengetahui posisi dan pelekatan yang benar ketika masih dalam masa kehamilan, sehingga ketika bayi sudah lahir, ibu dapat terhindar dari resiko payudara bengkak dan puting lecet atau luka. Ikut kelas laktasi antenatal, termasuk salah satunya mengikuti Kelas EdukASI AIMI (www.aimi-asi.org), dan juga berpartisipasi dalan kASIh ibu saat sedang hamil, merupakan salah satu sarana dimana para calon orangtua dapat lebih banyak belajar dan mendapatkan informasi seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI.

Salam ASI!

Mia Sutanto, SH, LL.M (koselor laktasi, ketua umum AIMI)

Baby-led attachment

Baby-led attachment is the term given to the process where your baby follows a pattern of instinctive behaviours to get to the breast. This can be for the first breastfeed or at any time when the attachment is not correct and your nipples are damaged. The process is most often described as follows:

  1. Sit comfortably, whether in bed with pillows behind you and one under your knees, or on a chair with your feet on a low stool or cushion. It is helpful to be well-supported and comfortable, as you may be sitting in that position for a while. Speak to your medical adviser if pain is making it difficult for you to relax.

  2. Start with a calm baby and a calm mother. Humans learn best when they are in a calm, receptive state. Your baby's instincts in response to hunger will lead her to the breast and to suckle, however it is the flow of milk she then receives that teaches her this is where milk comes from. If your baby is stressed, crying or upset, she will not be in a receptive state to be able to follow her instincts. Calm your baby by gentle rocking and cuddling, talking to your baby, making eye contact and being skin-to-skin.

    Baby-led attachment - pic 1Baby-led attachment - pic 1Baby-led attachment - pic 1

  3. Skin-to-skin contact is a very important part of this instinctive process, so while you are both learning, you may find it useful to remove your shirt and bra, and to remove your baby's clothes, leaving her in just a nappy. Make sure the room is warm enough to be comfortable for you both.

  4. Hold your baby in a way you both find comfortable. Many mothers find that holding their baby upright on their chest, between their breasts, works best for them.

  5. Your baby will start to move her head. As your baby starts to follow her instincts, she may start to 'bob' her head around on your chest. As you support her in a way that feels right to you, she will start to slide, crawl, fall or even throw herself towards one of your breasts.

  6. Support your baby. As she moves towards one breast, you may find it helpful to move your baby's bottom across your body towards the other breast. You may also need to move your hand and wrist to support your baby's back and shoulders. This support to your baby's upper body gives her the stability to be able to control her head movements as she attaches.

  7. Attaching to your breast. Now that your baby's head is near your nipple, she may nuzzle your breast for a little while. That is fine. As long as she is still calm, she will eventually dig her chin into your breast, reach up with an open mouth, and attach to the breast. You may find it helpful to pull baby's bottom closer to your body, or to give even more firm support to her back and shoulders at this time. This will help her to dig her chin in, keep her nose free of the breast, and get a good mouthful of breast. If she loses contact with your breast, this may interrupt the instinctive process. She may continue once in contact again, or if she does not, you may need to move her back to a more upright position between your breasts and start again.

  8. When your baby is well attached to the breast, her mouth will be right over the nipple and well onto the surrounding darker area (areola), with her tongue underneath the nipple. She should have more of the 'chin-side' of areola in her mouth than the side adjacent to her nose. Her top and bottom lips will open out over the breast, with her chin pressed against the breast and her nose clear. A correctly attached baby will be able to breathe while feeding - most mothers find they do not need to hold the breast away from the baby's nose. Doing so may pull the nipple from her mouth or even block the milk ducts below. If her nose is pushing into the breast, try moving her body and legs closer to you. This will bring her chin further in towards the breast and free her nose naturally.

'Chest to chest, chin to breast' is a quick way to describe good positioning.

Your baby's body will be positioned such that her head, neck and spine are in a straight line, with her head tipped back over your hand or arm. Her body should be facing yours. She may end up being held almost horizontally under your breasts, or she may be lying more diagonally across your body, or even into your lap. As long as her back is straight, her body close to yours, and you are both comfortable, that is all that matters. Take the time to try different positions to find what best suits you both.

If you feel pain beyond the initial stretching of your nipple, your baby may not have taken a big enough mouthful of breast. You can break the suction by inserting a clean finger in the corner of her mouth, between her gums, and try again. Baby may be happy to re-attach without changing position, or you may need to bring her more upright and start the process again. Similarly if your baby becomes upset or distressed during the 'baby-led attachment' process, calm her first, and start again. This is a learning process for both of you, it is okay to take your time.

As you and your baby start to feel comfortable with breastfeeding, you will quickly learn to put your baby straight into the feeding position you have both come to enjoy.

Further resources

The following are available from local Australian Breastfeeding Association groups or direct via phone on 1800 032 926 or the Internet at www.mothersdirect.com.au.

Booklets include:

An Introduction to Breastfeeding
Breast and Nipple Care
Breastfeeding After a Caesarean Birth
Breastfeeding, Women and Work
Especially for Grandparents
Expressing and Storing Breastmilk
Increasing Your Supply

Books:

Breastfeeding ...naturally (2nd edn) Australian Breastfeeding Association

Mothers Direct products:

Baby Slings: Simplicity Sling, Cool Sling, Meh Tai
Infant-care lambskins
Nursing pads
A range of breast pumps and other lactation aids
A range of books and baby-care products

Electric breast pumps are available for hire through Association groups. Contact your local Helpline for more details. Discount applies for subscribers to the Association.

There is also a wide range of information on breastfeeding and related topics on the Association's website. In particular the article The ABC Of Attachment may be of interest.

Adapted from An Introduction to Breastfeeding 2006

Kenapa Lemak ASI beda dengan lemak hewan mamalia ???

Kenapa Lemak ASI beda

Air Susu Ibu yang lebih dikenal dengan ASI mengandung asam lemak esensial yang memang tidak terdapat di dalam susu sapi atau susu formula. Asam lemak esensial ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh darah. Selain itu, Asam lemak terdiri dari Asam Lemak Linoleat dan Asam Lemak Linolenat yang merupakan prekursor Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA). Keunggulan ASI karena mengandung AA dan DHA untuk ‘building block’ otak yang siap pakai.

Tidak hanya itu, ASI juga mengandung enzim lipase agar lemak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi. dan yang pasti Enzim ini tidak terdapat di dalam susu hewan atau susu formula.

Seperti kita tahu bahwa saat bayi dilahirkan, lambung bayi belum menghasilkan semua enzim yang dibutuhkan untuk mencerna lemak susu. sehingga Lipase di dalam ASI membantu menyempurnakan pencernaan lemak di dalam lambung bayi. Lipase dalam ASI ini disebut bile-salt stimulated lipase karena mulai bekerja di dalam usus bersamaan dengan tersedianya garam-empedu tersebut. Lipase tidak aktif di payudara atau di dalam lambung sebelum ASI bercampur dengan empedu.sungguh luar biasa bukan?

Sehingga, lemak yang terdapat di dalam ASI akan dicerna lebih sempurna dan digunakan lebih efisien oleh tubuh bayi dibandingkan dengan lemak susu sapi atau susu formula.

Dan ini dapat terlihat saat kita melihat tinja bayi. Tinja bayi yang diberi susu formula berbeda dengan tinja bayi yang diberi ASI. karena susu formula dan susu lainya itu tidak mengandung enzim agar penyerapan makanan efektif dan efesien, sehingga terdapat sisa makanan yang tidak dapat diserap oleh tubuh bayi.

Pada Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) yang diberi susu formula yang kurang mengandung asam lemak esensial ternyata menunjukan kurang optimalnya perkembangan mental dan penglihatannya.

Sumber : Trainer Modul 40hr BFCC. WHO/UNICEF

http://selasi.net/artikel/menyusui/83-kenapa-lemak-asi-beda.html

Expressing and storing breastmilk

Naturally the best way to remove milk from your breast is by feeding your baby, but there may be occasions when this is not possible and you need to express your milk.

Perhaps

  • your baby is premature or unable to suck well
  • your baby is in hospital and you can't be there for every feed
  • you are in hospital and your baby can't be there for every feed
  • you have returned to the paid work force, study or other commitments
  • you are leaving your baby with a sitter while you are out, or
  • your breasts sometimes feel too full and uncomfortable.

Many mothers like to keep a small store of breastmilk in the freezer for emergencies, as babies fed breastmilk alone during the first six months are less likely to suffer allergies or infective diseases.

There are several techniques you can use to encourage your milk to let down while expressing.

  • Consciously try to relax, using whatever method suits you. Try to express in a quiet, warm, relaxing area, away from distractions. While expressing, breathe slowly and deeply. You could express in the place you usually sit to feed. Some mothers have a warm drink first or listen to soft music such as ABA's relaxation tape Softly Softly, relaxing to breastfeed. Warmth (expressing after a warm shower, warm face washers on the breast for a few minutes before starting) may also help.
  • Gently massaging your breasts by stroking down towards the nipple, and gently rolling the nipples between your fingers. While you can't actually push the milk out of your breasts by massage, you can help trigger the let-down by touching your breasts.
  • Thinking about your baby and how much your breastmilk is helping her will encourage your let-down reflex. If she is premature or sick in hospital,you might find it easier to express near her crib or just after you leave her. If you are away from her, try looking at her photo to help you let down.
  • Having someone support you. Many mothers find they manage much better when they have an encouraging partner or friend. Your ABA breastfeeding counsellor can also give you ideas and encouragement as you learn to express.

Expressing and Storing booklet cover Expressing and Storing Breastmilk, one of 27 booklets written by the Australian Breastfeeding Association, covers everything you need to know about expressing: how the milk lets down, hygiene, photos of how to hand express, discussion on how to use different types of breast pump, what to store the milk in and for how long, and how to clean your pump and containers. Other topics are thawing breastmilk, transporting breastmilk, and cup feeding. Booklets can be purchased from Mothers Direct.

How much you need to express depends on your reason for expressing. If it is to reduce engorgement when you have too much milk, you need only express enough to feel comfortable. If you have a blocked duct or mastitis, allow baby to feed as often as possible and express as much as you can after a feed. See ABA's booklet Breast and Nipple Care. Some mothers who are expressing regularly can quickly get 90 - 120ml from both breasts every three to four hours. Others simply cannot express such big volumes at one time, and find it easier to express small amounts more frequently eg up to 30ml every one to two hours. A few mothers find it difficult to express, although they have a good supply and the baby is thriving.

It is important not to judge overall milk production by the amount of milk you can express. The baby's technique of extracting the milk is the optimum, and he will always be able to get more milk than you; expressing is second best.

Hand expressing might not be easy when you first try it - you might feel quite discouraged if, after all your efforts, you only manage a few ml or even a few drops! Take heart, gradually you will become more familiar with the feel of your breasts and how to make the milk flow most easily. When you are able to put your baby to the breast, you will find your supply quickly increases to meet his needs.

Storage of Breastmilk for home use *

BreastmilkRoom TemperatureRefrigeratorFreezer
Freshly expressed into a closed container6–8 hrs (26ºC or lower). If refrigeration is available store milk there3–5 days (4ºC or lower) Store in back of refrigerator where it is coldest2 weeks in freezer compartment inside refrigerator.
3 months in freezer section of refrigerator with separate door.
6–12 months in deep freeze
(-18ºC or lower).
Previously frozen— thawed in refrigerator but not warmed4 hours or less
(ie the next feeding)
Store in refrigerator
24 hours
Do not refreeze
Thawed outside refrigerator in warm waterFor completion of feedingHold for 4 hours or until next feedingDo not refreeze
Infant has begun feedingOnly for completion of feeding, then discardDiscard Discard

* Australian Dietary Guidelines for Children and Adolescents - table. Copyright Commonwealth of Australia reproduced by permission


http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/express.html


berapa asip yang dibutuhkan ketika kembali bekerja selesai cuti melahirkan

Hai All,

berikut ada link dari Australian breastfeeding association dan kelly mom,
mungkin dapat memberikan sedikit gambaran, bahwa berapapun asi yang
dihasilkan saat perah tidak menggambarkan berapa asi yang dihasilkan saat
menyusui langsung. Berapapun asi perah yang berhasil diminum tidak
menggambarkan asi yang berhasl diminum saat menyusui langsung

http://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/express.html

"it is important not to judge overall millk production by the amount of milk
you can express. The baby's technique of extracting the milk is optimum, and
he will always be able to get more milk than you; expressing is second
base."

dan coba lihat ini http://www.kellymom.com/bf/pumping/milkcalc.html

yup betul butuh waktu, memiliki diari menyusu dan penyesuaian waktu secara
perlahan akan memudahkan kita untuk mengenal dan beradaptasi secara bertapa
sebelum memulai bekerja.

tetap berpegangan tanda kecukupan ASI pada BAK dan BB saja dulu

walaupun untuk awal penyesuaian kerja, memasuki usia 3 bulan akan banyakkk
sekali hal baru bagi si bayi
1. makin banyak bergerak, main, explore
2. berkurang waktu bersama bunda
3. jadwal menyusu langsung, jd berkurang
4. bayi kita pintar.. beberapa bayi bela2in nahan lapar biar bisa menyusu
lebih lama dgn bundanya (lihat perubahan diari menyusunya, apakah lebih
panjang waktu menyusu langsung atau lebih sering bangun) take it as a
compliment for you mom kalau kata kellymom :)

Tips Menyusui Ketika Puasa

ASI Lancar, Puasa pun Tak Lewat

Bulan Ramadhan SEGERA tiba. Bulan penuh ibadah bagi umat muslim di dunia. Salah satu ibadah yang wajib dilakukan setiap muslim yang telah baligh (cukup umur) adalah berpuasa. Nah, bagaimana dengan ibu hamil dan menyusui?

Puasa Ramadhan hukumnya tetap wajib bagi ibu hamil dan menyusui. Alhamdulillah, Islam memberikan kelonggaran bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa dengan berpuasa di lain waktu atau membayar fidyah.

Yang pertama, dikembalikan kepada motivasi atau niat. Jika ibu hamil dan menyusui tidak melakukan ibadah puasa karena mengkhawatirkan kesehatan dirinya, maka dia menganggap dirinya seperti orang sakit. Sehingga cara mengganti puasa sama dengan mengganti puasa dikala orang sakit, yaitu dengan berpuasa di hari lain. Namun, jika mengkhawatirkan bayinya, dianggap seperti orang tua yang tak punya kemampuan sehingga cara menggantinya selain membayar puasa-seperti cara orang tua-yaitu dengan membayar fidyah.

Yang kedua, ibu hamil atau menyusui cukup membayar fidyah saja tanpa harus berpuasa. Karena keduanya tidak berpuasa bukan karena sakit, melainkan karena keadaan yang membuatnya tidak mampu puasa. Kasusnya lebih dekat dengan orang tua yang tidak mampu berpuasa.

Apa dan bagaimana cara membayar Fidyah? Fidyah adalah memberi makan orang fakir miskin. Satu hari puasa diganti dengan satu kali fidyah. Ukuran memberi makan adalah sebesar porsi kita makan 3 kali sehari, yakni sekitar 1 mud atau 600 gram. Jika dirupakan uang, sebesar biaya kita makan 3 kali sehari.

Ketika memberikan fidyah, ada tata caranya juga. Salah satu yang harus diingat adalah jangan lupa mengucapkan berita serah terima/ijab kabul. Misalnya “Saya membayar fidyah kepada saudara, mohon diterima dengan baik”. Jika meminta orang lain yang menyerahkan maka, “Ibu A membayar fidyah kepada saudara, mohon diterima dengan baik”.

Nah, bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa bagaimana? Selama kondisi ibu dan bayi sehat, maka diperbolehkan berpuasa. Namun, jika dikuatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya kekurangan gizi, produksi ASI berkurang, sakit, dan lain sebagainya, maka Islam menyarankan untuk tidak berpuasa.

Manajemen Laktasi Ibu Menyusui Yang Sedang Berpuasa

Dengan perubahan jadwal makan, bukan berarti asupan makanan yang dikonsumsipun ikut berubah. Yang penting, ibu menyusui tetap makan 3 kali sehari dan secara disiplin mengkonsumsi makanan dengan gizi berimbang, yaitu dengan komposisi 50% karbohidrat, 30% protein dan 10-20% lemak.

Kemudian, hal-hal berikut dapat dilakukan untuk memastikan bahwa produksi ASI selama ibu berpuasa tetap lancar dan berkualitas:

  1. Asupan menu dengan gizi seimbang
  2. Ibu yang sedang menyusui memang membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari, 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi seimbang. Pada saat sahur, ketika berbuka puasa dan menjelang tidur sesudah shalat tarawih. Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas kita hari itu. Komposisi makanan dengan gizi berimbang akan menghasilkan sari makanan yang bagus untuk anak.

  3. Perbanyak konsumsi cairan, mulai dari berbuka hingga sahur
  4. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua liter, ditambah dengan jenis cairan lainnya seperti juice buah, teh manis hangat dan susu. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil dan menyusui. Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui.

  5. Istirahat yang cukup
  6. Merasa lemas saat berpuasa itu hal yang lumrah, apalagi jika si ibu baru saja menyusui. Cobalah untuk beristirahatlah sejenak, apakah dengan cara tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran. Perlu ibu menyusui ketahui, bahwa semakin sering payudara dihisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jadi, bila selama puasa ibu tetap rajin menyusui, ASI akan tetap lancar.

Ibu Bekerja

Ibu bekerja yang memerah ASI di tempat kerjanya disarankan untuk tetap melakukan kegiatan memerah ASI seperti biasa dengan tetap memperhatikan tips-tips seperti yang sudah disebutkan diatas ini. Kembali berpegang pada prinsip demand and supply, semakin banyak ASI dikeluarkan maka semakin banyak ASI yang akan diproduksi. Apabila ibu menyusui yang biasa memerah menghentikan kegiatan memerahnya selama bulan puasa, maka ASI yang diproduksi dapat berkurang, yang bukan disebabkan oleh kegiatan berpuasa tetapi karena mengurangi kegiatan memerah tadi.

Bagaimanapun, mendapatkan ASI adalah hak bayi. Jadi, dahulukan kepentingan bayi.

Selamat menyambut datangnya bulan puasa, bulan Ramadhan dengan penuh suka cita dan salam ASI!

referensi: AIMI

ASI untuk Otak, Susu Sapi untuk Otot

detikHealth - Saat ini masih sedikit bayi yang bisa mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, beberapa bayi justru diberikan susu formula yang terbuat dari susu sapi. Padahal ASI itu untuk otak sedangkan susu sapi untuk otot.

Kandungan dari susu manusia dan susu sapi itu berbeda. Pada susu sapi kadar proteinnya lebih tinggi yaitu 3,4 persen, sedangkan susu manusia hanya 0,9 persen. Kadar laktosa di dalam susu manusia lebih besar yaitu 7 persen sedangkan di dalam susu sapi sebesar 4,8 persen.

"Karena itu ASI untuk otak dan susu formula untuk otot," ujar dr IGAN Pratiwi selaku Ketua Satgas ASI IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dalam acara seminar tentang Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi dalam Mendukung MDGs di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (29/3/2011).

Dokter yang akrab disapa Tiwi ini menuturkan laktosa sangat penting dalam proses pembentukan myelin otak. Myelin ini berfungsi untuk mengantarkan rangsangan yang diterima oleh bayi. Saat menyusu rangsangan yang diterima oleh si kecil seperti mencium bau ibunya serta mendengar dan merasakan napas sang ibu.

Sedangkan pada susu sapi kandungan yang paling tingginya adalah protein yang berfungsi membantu pembentukan otot karena sapi memang membutuhkan otot yang kuat seperti untuk bergerak atau membajak sawah.

dr Tiwi menuturkan laktosa yang tinggi pada bayi yang baru lahir kadang bisa menyebabkan diare, tapi kondisi ini merupakan suatu hal yang normal atau fisiologis sehingga ibu tidak perlu menghentikan pemberian ASI.

"Jika diare disebabkan oleh fisiologis, maka berat badannya tidak akan turun. Jadi selama berat badannya tidak berkurang, ibu tidak perlu menghentikan pemberian ASI dan normalnya bayi bisa buang air besar sebanyak 10-15 kali sehari," ungkapnya.

Selain itu AA dan DHA yang terkandung di dalam ASI juga dilengkapi dengan enzim lipase sehingga bisa dicerna oleh tubuh bayi, sedangkan pada susu formula memang ada AA dan DHA tapi tidak ada enzimnya. Hal ini karena enzim lipase baru dibentuk saat bayi berusia 6-9 bulan.

Manfaat lain dari ASI yang tidak didapatkan dari susu formula adalah kandungan kolostrum yang keluar di awal-awal menyusu. Kolostrum yang keluar saat bayi menyusu mengandung 1-3 juta leukosit (sel darah putih) dalam 1 ml ASI.

"Jadi kalau ada yang bening-bening sedikit yang keluar dari payudara jangan diremehkan, karena itu mengandung leukosit yang bisa bermanfaat membunuh bakteri di dalam tubuh bayi," ujar dokter yang berpraktek di RS Buda Jakarta.

Ia juga mengatakan keberhasilan ibu menyusui untuk terus memberikan ASI pada bayinya sangat ditentukan oleh dukungan dari suami, keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta lingkungan kerjanya.

"Menyusui merupakan suatu proses keseimbangan yang melibatkan tiga orang yaitu ibu, bayi dan ayahnya. Karena itu peran ayah sangat berarti dalam hal keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan atau sampai 2 tahun," ujar dr Utami Roesli SpA, MBA, IBCLC.

Karena itu dr Utami menuturkan bahwa seorang ayah juga punya power (kekuatan) untuk menyehatkan anaknya dan berperan dalam proses menyusui (breastfeeding father).

(ver/ir)

Beberapa Problem Menyusui dan Tips Mengatasinya by GARDA ASI

Bunda, adakalanya menyusui mengalami kendala, tapi kendala itu ada solusinya. Menyusui itu alamiah, kadang kita saja yang membuatnya terlihat rumit *kata-kata mak Riries*. So, happy reading with love ;)

1. PUTING RATA

  • Tidak ada perawatan khusus pada payudara sebelum persalinan. Karena menarik-narik puting selama kehamilan, terutama pada trimester terakhir dikhawatirkan dapat menyebabkan resiko kontraksi dini (bayi dapat lahir premature).
  • Bahwa bayi menyusu pada payudara, BUKAN di puting. Jadi tidak ada alasan tidak menyusui bayi secara langsung karena puting rata. It’s not nipple-feeding, it’s breastfeeding! :)
  • Setelah persalinan, lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan biarkan bayi melekat sendiri pada payudara.
  • Hindari penggunaan penyambung puting (nipple shield), karena akan menyakiti puting ibu, serta membuat bayi tidak belajar untuk melekat (latch-on) dengan benar pada payudara.
  • Walau di awal menyusui agak sulit, posisi dan pelekatan yang benar akan sangat membantu. Bila perlu, mintalah bantuan pada konselor laktasi.
  • Membentuk payudara, dengan menopang payudara dari bagian bawah dengan jari-jari, dan menekan bagian atas payudara dengan ibu jari. Tidak memegang payudara terlalu dekat ke puting (C hold, U hold).
  • Susui bayi sesering mungkin kapanpun bayi mau, hisapan bayi juga akan membantu menstimulasi puting agar keluar dengan maksimal.

2. PUTING LECET

  • Biasanya disebabkan karena pelekatan dan teknik menyusui yang salah. Bayi harusnya menghisap sampai areola mammae, bukan hanya di bagian puting saja.
  • Cara mengatasinya, segera lakukan pelekatan yang benar, lebih jelasnya bisa lihat di notes ini :http://www.facebook.com/note.php?note_id=181768715197852
  • Puting lecet juga bisa disebabkan kesalahan teknik melepaskan puting setelah menyusui. Kadang bila bayi menggigit, atau menyudahi menyusu, Bunda akan dengan reflek menarik puting, yang tentunya menyebabkan puting sakit. Baiknya, lepaskan puting dari mulut bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut (pastikan tangan bunda steril), atau menekan dagu bayi ke bawah.
  • Jaga kebersihan payudara. Bersihkan areola cukup dengan air bersih, hindari penggunaan sabun, minyak zaitun, baby oil dan cairan lainnya di daerah areola. Karena dikhawatirkan akan mengganggu fungsi kalenjar Montgomery, yang secara alami memproduksi minyak untuk melumasi puting susu dan juga untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada kulitnya.
  • Untuk menghindari lecet, sebelum dan sesudah menyusui, oles puting dengan ASI. Di dalam ASI ada pelumas yang bisa melembutkan areola dan puting.
  • Gunakan bra dengan lapisan dalam katun agar nyaman.

3. SALURAN TERSUMBAT

  • Bila ada benjolan lokal di salah satu bagian payudara, sementara bagian yang lain tidak, kemungkinan saluran ASI tersumbat atau ASI membeku. Bisa jadi ketika menyusu ada sedikit ASI tersumbat, lama-kelamaan banyak ASI yang akan tersumbat.
  • Cara mengatasinya, pastikan tiap kali menyusui, payudara dikosongkan dengan sempurna. Bila produksi ASI deras dan bayi sudah kenyang, sebaiknya diperah dan disimpan (mengingat memerah ASIp lebih disarankan untuk ibu yang bekerja dan ibu yang jauh dari bayinya). Panduan penyimpanan ASI bisa dilihat di notes ini : http://www.facebook.com/note.php?note_id=187741907924661
  • Massage benjolan akibat penyumbatan ASI tersebut, kemudian kompres dengan handuk hangat dan handuk dingin secara bergantian selama beberapa kali hingga benjolan mereda.
  • Susui bayi sesering mungkin hingga ASI kosong.
  • Hindari pemakaian bra yang sempit.

4. PAYUDARA BENGKAK

  • Ketika payudara tidak dikosongkan dengan disiplin per 2 atau 3jam sekali, atau bila bayi sedang malas menyusu dan hisapannya kurang kuat, bisa jadi menyebabkan payudara bengkak. Bayi malas menyusu bisa jadi karena sudah kenyang, atau ada gangguan penyakit atau gangguan pencernaan. Ibu yang terlalu buru-buru menyapih bayinya karena harus segera masuk kembali ke kantor karena cutinya habis juga bisa menyebabkan payudara membengkak.
  • Pembengkakan tak selalu terjadi di kedua payudara. Bisa saja hanya terjadi di sebelah payudara (asimetris). Bisa terjadi karena bayi hanya menyusu di satu payudara, misal disebelah kiri saja, kalau dipindah ke kanan tidak mau. Kalau hal ini dituruti, payudara yang kanan pasti membengkak. Untuk menghindarinya, susui bayi di kedua payudara secara bergantian. Misal, bayi sudah kenyang menyusu di payudara kiri, menyusui berikutnya baiknya di payudara kanan. Bisa juga bila lama bayi menyusu kurang lebih 20 menit, bagilah 10 menit di kiri, 10 menit di kanan.
  • Bila terasa bengkak, perah ASI dan simpan.
  • Payudara yang bengkak bisa dikompres dengan air hangat dan air dingin secara bergantian hingga bengkaknya mereda.

5. MASTITIS ATAU INFEKSI PAYUDARA

  • Ciri-cirinya, payudara membengkak, merah dan nyeri. Mastitis biasanya merupakan kelanjutan dari payudara yang membengkak atau tersumbat lokal yang tidak ditangani tuntas. Tidak pernah mastitis terjadi tanpa adanya pembengkakan di payudara. Bisa sudah terjadi mastitis, biasanya juga menimbulkan reaksi sistemik, ibu akan demam di seluruh tubuh, dan akhirnya bukan hanya payudara yang terinfeksi, namun seluruh tubuh juga bisa terkena infeksi.
  • Kalau sudah begini, mau tak mau ibu harus minum antibiotic (mintalah yang aman untuk ibu menyusui) untuk mengatasi infeksi. Massage pada payudara tidak boleh dilakukan, cukup dengan pengompresan air panas-dingin bergantian, serta minum yang banyak. Ibarat got kotor, jika kita guyur air banyak-banyak, maka air kotor yang menyumbat akan terguyur keluar. Sementara untuk menahan nyeri, ibu juga akan diberi analgetik.
  • Lanjutkan proses menyusui seperti biasa. Disiplin mengosongkan payudara per 2 atau 3 jam sekali. Susui bayi sesering mungkin, perah ASI bila bayi sedang tidak mau menyusu.
  • Untuk Mastitis dini, dalam seminggu sampai 2 minggu akan sembuh. Karena jaringan payudara itu termasuk jaringan yang gembur sehingga mudah sembuh.

6. PAYUDARA ABSES

  • Kelanjutan dari mastitis yang tidak segera ditangani. Sedihnya jika sudah abses, bayi tidak boleh menyusu, karena bisa saja tercampur nanah dari abses itu. Abses bisa terjadi disekitar puting, bisa juga di seluruh payudara. Ciri payudara abses adalah bentuknya merah kehitaman layaknya sedang bisulan, payudarapun tidak setegang saat mastitis, karena sudah ada nanah dibalik kulit.
  • Jika sudah abses, mau tak mau di bagian nanah itu harus diinsisi/dibuka dan dikeluarkan nanahnya, jadi semacam operasi kecil yang membuka kulit sedikit dan mengeluarkan nanahnya dengan memakai tampon, kemudian dijahit lagi.
  • Setelah diinsisi, biasanya abses akan sembuh dalam waktu 1-2 minggu. Biasanya akan diberi antibiotika untuk menyembuhkan infeksinya.
  • Saat abses, sebaiknya pompa ASI dan buang, sementara anak menyusu dari payudara yang tidak abses, sampai sudah ada kepastian boleh menyusu lagi dari dokter ahli.

7. RELUCTANT NURSER

  • Adalah suatu istilah dimana bayi tak mau menyusu karena ASI yang keluar dari si ibu begitu kuat/deras.
  • Susui bayi sesering mungkin.
  • Cari posisi menyusui yang nyaman, posisi yang biasanya sesuai untuk mengatasi masalah hiperlaktasi ini adalah posisi Ibu setengah tidur, dan bayi ditengkurapkan di dada ibunya. Dalam posisi ini, aliran ASI mengarah ke atas (melawan gravitasi) sehingga keluarnya ASI tidak terlalu deras.
  • Baiknya sebelum mulai menyusui bayi, perahlah sedikit ASI. Tujuannya untuk memperlambat aliran ASI. Namun jumlah ASI yang diperah sebaiknya tidak terlalu banyak, dan jangan melakukannya diantara dua waktu menyusui. Semakin banyak ASI yang diperah, semakin sering payudara dirangsang, maka semakin banyak ASI diproduksi.

So Mommies, bila mendapatkan problem menyusui seperti di atas, jangan langsung panik. Bahwa tiap kendala menyusui, pasti ada solusinya. Bila problem berlanjut, baiknya menghubungi konselor laktasi terdekat.

-diposting oleh bunda Tewe utk GARDA ASI.

Sumber :

http://www.hypno-birthing.web.id/?p=758

http://aimi-asi.org/2011/01/sukses-meyusui-dengan-puting-datar-kenapa-tidak/

Bagaimana hukum donor ASI dalam ISLAM?

Assalamu'alaykum, semoga tulisan di bawah ini bermanfaat dan segala puji hanya
kepada Allah subhana wa ta'ala. Sungguh seluruh kesempurnaan hanyalah milik
Allah semata dan segala kekurangan ada pada diri hamba. Mohon maaf jika ada
kesalahan dan terbuka lebar untuk diskusi lebih lanjut.
Uraian di bawah ini bertujuan menegaskan dasar hukum pijakan bagi penerima dan
pemberi donor ASI.
Jadi anak susuan atau ibu susuan.. Siapa takut?? ^_^
---
Menyusui Anak, Buah Hati Kita
Allah subhana wa ta'ala memerintahkan para ibu untuk menyusui anak-anaknya, dan
Dia menetapkan batas waktu minimal menyusui selama dua tahun sempurna. Masa
selama itu cukup untuk anak melepaskan penyusuan kepada ibunya. Setelah itu
anak mulai belajar makan dan minum di luar air susu ibunya.
Air susu setiap spesies berbeda, dimana Allah subhana wa ta'ala telah
memberikan pada masing-masing spesies komposisi nutrient yang bermanfaat bagi
masing-masing anak dari spesies tersebut. Sebagai contoh air susu seekor ibu
sapi, memiliki kandungan protein yang bersifat antibodi lebih sedikit dari air
susu manusia. Selain itu perbedaan jumlah vitamin, mineral dan lemak yang
terkandung sangat jauh berbeda. Banyak jurnal, artikel ilmiah juga buku-buku
yang telah mengungkapfakta mengenai komposisi emas dari air susu ibu.
Namun masih banyak ibu yang memilih mengganti pemberian air susu ibu dengan
susu formula yang tentunya berasal dari susu sapi.
Seorang pakar ASI Internasional, dr Jack Newman (1997) memberikan pendapatnya :
"..even a modern formulas are only superficially similar to breastmilk.
Fundamentally, they areinexact copies based on updated and incomplete knowledge
of what breastmilk is. Formulas contain no antibodies, no living cells, no
emzymes, no hormones. They contain much more alumunium, manganese, cadmium, and
iron than breastmilk. They contain significantly more protein than breastmilk.
The proteins and fats are fundamentally different from those in breastmilk.
Formulas do not vary fromfrom beginning of the feed to the end of the feed, or
from day 1 to day 7 to day 30, or from woman to woman, or from baby to baby."
(Czank C, Mitoulas LR, Hartmann PE. Human Milk Composition-Fat. In:
Hale&Hartmann's. Textbook of Human Lactation (1st Ed). Texas : Hale Publishing;
2007)
Sapi memiliki masa hidup dan pola hidup yang berbeda dengan anak manusia,
dimana dalam waktu singkat anak sapi sudah dapat berdiri dan berjalan sendiri,
kemudian dalam dua minggu anak sapi telah diajak merumput oleh ibunya. Kegiatan
yang demikian menuntut anak sapi untuk mendapatkan komponen lemak dan hormon
pertumbuhan yang berbeda jumlahnya, dimana lebih banyak dibandingkan anak
manusia.
Himah ilahiah dari proses menyusui, bahwa pemberian air susu ibu kepada anak
akan sangat berpengaruh terhadap akhlak, perilaku, dan etika sang anak, sebab
susu keluar dari darah sang ibu.
Air susu ibu akan membantu tumbuh kembang anak secara lahiriah dan mempengaruhi
perkembangan kecerdasan anak secara psikologis, intelektual, dan spiritual.
Organ yang telah berkembang dengan sempurna dari seorang manusia sejak ia dalam
kandungan adalah telinga. Sehingga, pendidikan dan pembinaan anak akan siapa
Tuhannya sesungguhnya telah berjalan sejak awal ruh ditiupkan.
Sangat disayangkan pada masa ini, dukungan terhadap proses menyusui dan
pemberian ASI secara eksklusif dan dilanjutkan hingga dua tahun menemui banyak
hambatan. Mulai dengan minimnya dukungan dari keluarga terdekat, lingkungan,
tenaga kesehatan hingga minimnya kelayakan fasilitas bagi ibu menyusui di
tempat umum maupun tempat bekerja. Atau juga keengganan ibu untuk menyusui buah
hatinya dengan alasan akan mempengaruhi keindahan tubuhnya ataupun beralasan
bahwa air susunya sedikit..
Proses menyusui adalah sebuah fitrah mulia dari setiap wanita dan dengan ilmu
yang semakin mudah di akses, maka sesungguhnya kendala tersebut dapat
dihindari. Mematuhi perintah Allah subhana wa ta'ala dimana Dia sangat
memuliakan setiap ibu untuk memperbaiki generasi penerusnya melalui menyusui,
dengan menjadikan setiap IBU sebagai madrasah utama terhadap anak-anaknya dan
meletakkan syurga di telapak kaki ibu.
Ya Allah..tunjukkanlah kepada kamijalan untuk menuju dan mengikuti petunjuk
Islam. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan pertolongan.
Tolonglah setiap ibu yang sedang berjuang keras demi memnuhi perintahMu dengan
memberikan air susunya.. Mudahkanlah segala urusan mereka.. Dan Mudahkanlah
tugas kami dalam membantu serta membimbing mereka..
Defini Menyusui (ar Radha') dan Masanya
Menurut makna etimologisnya, ar radha' adalah imtishâsh ats-tsady (mengisap
tetek atau menyusu). Dikatakan radhi'a ash shabiyyu radh'an atau radhâ'a
shabiyyu seperti kata-kata syariba. Yang pertama logat Ahli Tihamah, dan
penduduk Mekkah pun menggunakan logat tersebut. Sedang yang kedua adalah logat
bangsa Najd. Tetapi menurut bentuk yang ketiga, dapat juga dikatakan radhâ'a
yardhi'u radhâ'an wa radhâ'aatan.
Sementara walau dikatakan, ardha'athu ummuhu fa-irtadha `a fa-hiya murdhi'un wa
murdhi'atun. Jika sekedar mensifati seorang ibu sebagai yang menyusui, maka
disebut murdhi' saja; Yakni, bahwa ia mempunyai anak yang sedang disusuinya.
Tetapi jika ia-wanita itu- sebagai tempat atau tukang menyusui, maka ketika ia
sedang dalam proses menyusui, ia disebut murdhi'ah. (Al Qâmus Al Muhîth, juz
III : 30-31; Al Mishbâh Al Munîr, Juz I : 312)
Sebagaimana dipergunakan dalam QS. Al Hajj : 2; Allah subhana wa ta'ala
berfirman yang artinya,
"(Ingatlah pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua
wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya."
Sedang ar Radhâ' menurut makna terminologisnya ialah :
1) Menurut madzhab Hanafi, ar Radhâ' ialah isapan anak yang disusui
terhadap susu atau payudara wanita anak Adam pada waktu tertentu. (Lihat Tabyîn
al Haqâ'iq, Juz II : 180, Radd Al Mukhtâr, Juz II : 533-554; dan Durar al
Hukkâm fi Syarh Ghurar Al Ahkâm, juz I: 355)
2) Menurut madzhab Maliki, ar Radhâ' ialah sampainya air susu perempuan
pada perut-meskipun perempuan tersebut mati atau masih kecil-dengan menggunakan
alat-untuk memasukkan sesuatu ke dalam perut-atau melalui suntikan yang menjadi
makanan. (Al Dardyry, as Syarh Al-Kabîr, Juz II : 502-503; Asy Syarh ash
Shaghir bi Hâmisy Bulghat as Salik, Juz I : 477-478; Al Fawâkih ad Dawâny `ala
Risâlat ibn Abi Zayd al Qayrawany, Juz II : 88; Mukhtasar Khalîl, h. 180-181)
3) Madzhab Syafi'i mendefinisikannya sebagai, "Sampainya air susu wanita
atau apa yang dihasilkan dari air susu tersebut pada bayi atau pada
otak/sumsumnya." (Mughny al-Muhtâj, juz III : 414; Nihâyat al Muhtâj, juz VI :
172; Qalyuby wa "Umayruh, juz IV : 62)
4) Madzhab Hambali mendefinisikan ar Radhâ' dengan mengatakan, "Mengisap
atau meminum air susu yang terkumpul karena kehamilan dari payudara seorang
wanita dan yang seperti itu." (Muntaha al irâdât, juz II : 360; Kasyf al-Qinâ',
juz V:442, keduanya karangan Bahuty)
Dari pendapat diatas, nampaknya definisi madzhab Maliki lebih mencakup dan
menyeluruh di banding definisi-definisi yang lainnya.
Karena definisi tersebut menggunakan sebagian pengikat dan batasan yang tidak
dimuat oleh definisi yang lainnya. Oleh karena itu, definisi madzhab Maliki
tersebut dapat dinilai sebagai definisi yang jâmi-mencakup-dan mâni-terbatas.
Penjelasan Definisi
Kata "susu wanita" mencakup setiap susu, sehingga yang bukan air susu tidak
termasuk dalam definisi ini, seperti air kuning dan darah. Kedua macam cairan
tersebut tidak menimbulkan keharaman nikah.
Sedang yan gdimaksudkan "masuk ke dalam perut" adalah masuknya ke dalam perut
anak yang disusukan. Jika syarat ini terpenuhi maka haram menikah anak tersebut
dengan ibu yang menyusukan atau saudara sesusuannya. Dengan demikian, maka air
susu yang hanya sampai ke tenggorokan saja tidak menyebabkan keharaman nikah;
demikian menurut pendapat yang masyhur.
Demikian pula sampainya air susu tersebut ke dalam perut, dapat dibenarkan,
baik air susunya itu banyak atau sedikit atau sekedar mengisap (sedikit sekali).
Sedangkan yang dimaksud "meskipun perempuan itu mati atau kecil" adalah jika
seorang perempuan mati dan padanya masih ada air susu, lalu ada bayi atau anak
kecil yang menyusu kepadanya, atau ada orang lain yang memerah air susunya lalu
diminumkan ke anak kecil, maka itu menimbulkan tahrîm—menyebabkan haram menikah
dengan yang sesusuan.
Demikian pula jika ada anak perempuan yang mempunyai air susu lalu air susu itu
dipakai untuk menyusui bayi, maka berlakulah at tahrîm pada anak tersebut. Baik
anak tersebut belum baligh atau sudah balig; baik sudah kuat digauli atau belum
kuat. Baik ia masih gadis atau sudah bukan gadis lagi. Yang sama seperti
perempuan yang belum/tidak kuat berjimak adalah perempuan yang telah lanjut
usia yang sudah menopause, yakni, tidak lagi melahirkan. Jika ia memiliki air
susu dan menyusui bayi, maka tetap berlaku at tahrîm karenanya.
Adapun kata-kata "meskipun air susu itu masuknya ke perut lewat cara lain
selain menyusu" maksudnya sungguhpun masuknya air susu tersebut kepada anak
tidak melalui penyusuan, seperti ke dalam perut lewat tenggorokan atau hidung,
maka tetap saja keharaman karena sesusuan berlaku padanya.
Sedang kata-kata "atau suntikan yan gmenjadi makanan" maksudnya adalah bahwa
air susu yang dimasukkan lewat suntikan pun menyebabkan keharaman nikah. Tetapi
sebagaimana disebutkan dalam definisi, bahwa suntikan tersebut ditujukan
sebagai "makanan" bagi anak. Maka jika suntikan itu untuk tujuan lain selain
memberikan makanan, maka suntikan tersebut tidak akan menimbulkan keharaman
nikah.
Dari keterangan di atas, maka dapat dikecualikan bahwa memasukkan air susu ke
perut anak lewat mata, atau telinga, atau pori-pori kulit kepala, ataupun lewat
suntikan yang bukan untuk pemberian makanan, tidak menyebabkan keharaman nikah.
Sebab air susu tersebut tidak melewati jalan yang biasa, sehngga dengan cara
seperti itu, tidak akan membuahkan daging dan tulang. Demikian juga air susu
yang disuntikkan ke dalam tubuh tidak dimaksudkan sebagai makanan, tidak
menyebabkan keharaman nikah.
Jan Riodan, seorang konsultan laktasi internasional memaparkan bahwa,
"BREASTMILK SOMETIMES REFFERED to as white blood because it is considered
similar to the placental blood of intrauterine life. Indeed, human milk is
similar to unstructured living tissue, such as blood, and is capable of
transporting nutrients, affecting biochemical systems, enhancing immunity, and
destroying pathogens." (Riodan J. The Biological Specificity of Breastmilk. In:
Riodan J, Wambach K. Breastfeeding and Human Lactation. 4th Ed. Boston: Jones
and Bartlett Publishers, LLC. 2010)
Berkenaan dengan keberadaan donor ASI, maka paparan diatas lebih menegaskan
bahwa pemberian ASI baik melalui menyusu langsung maupun melalui
gelas/cangkir/botol-dot/pipet memiliki hokum saudara sepersusuan.
(disadur dari buku "Fiqih Anak. Karangan Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo,
MA dan dikembangkan oleh dr Henny Zainal, BC, CHt)

Ajari anak sayang Antibiotik!

http://milissehat.web.id/?p=1822

Masih sering membacakan dongeng sebelum tidur untuk si kecil? atau
duduk-duduk santai di sofa selepas tidur siang dengannya?

Beberapa artikel berikut dapat mengisi waktu luang anda dengan si kecil dan
dapat membantu anda menceritakan dan memberi pemahaman mengenai infeksi dan
antibiotik.

Artikel “Mengenal kuman <http://milissehat.web.id/?p=1806>” akan membantu
anak anda membedakan bakteri dan virus. Artikel “Apakah itu
infeksi<http://milissehat.web.id/?p=1811>?”
“Saat bakteri jahat berkuasa <http://milissehat.web.id/?p=1813>” mungkin
memerlukan alat bantu, anda bisa membongkar kembali mainan anak-anak seperti
pistol, mobil tank, boneka super hero, atau monster-monster.

Artikel “Antibiotikpun mati <http://milissehat.web.id/?p=1815>” dapat
membantu mengajari anak tentang resistensi antibiotik dengan cara yang
sederhana. Artikel “Kamu dapat menyelamatkan
antibiotik<http://milissehat.web.id/?p=1817>”
dapat membantu anak mencegah kesalahan dalam penggunaan antibiotik dan
artikel “Kamu bisa hidup lebih sehat <http://milissehat.web.id/?p=1820>”
membantu anak untuk mengenal strategi pencegahan infeksi.

ASI BUNDA SEDIKIT ??!! BENARKAH ?????

ASI SEDIKIT?? BENARKAH????

Kelahiran bayi pastilah mendatangkan berjuta kebahagiaan, namun bagi orang tua baru juga akan mendatangkan berbagai kebingungan (namanya jg msh baru pertama kali, pastilah msh bingung hrs gmn heehehe), lalu jika orang tua tidak membekali dirinya dg informa...si yg tepat maka mgkn org tua akan mendapatkan pengarahan yg kurang tepat atau hanya berdasarkan mitos belaka, terutama mengenai ASI, menyusui dan perawatan bayi, krn ini grup TAMBAH ASI, TAMBAH CINTA jd qt bahas soal ASI dulu hehehehehhehehe :p

THE NEWBORN BABY……. ASI SEDIKIT? BENARKAH?????

Banyak ibu yg mengeluh ‘ASI ku sedikit/seret’ atau ‘ASI ku gak lancar’, bahkan di awal masa menyusui, lalu benarkah ASI ibu tsb benar-benar sedikit atau tdk lancar? Jika Anda memang termasuk 1% ibu dg kelainan kelenjar, shg tdk memproduksi ASI, maka Anda memang tdk mampu menyusui, jika Anda termasuk ibu dg kelenjar mamae yg sedikit maka mungkin pernyataan ASI sedikit bisa jd benar, namun kalaupun kelenjar mamae sedikit, ibu msh mampu menyusui koq, krn prinsip ASI adl ‘Supply by Demand’, jd semakin sering ibu mengosongkan payudara dg cara menyusui langsung maupun perah/pompa ASI, maka produksi ASI akan semakin banyak.

Lalu jika ibu berpikir ‘ASI sedikit/seret’ krn saat perah ASI hasilnya hanya sedikit, jgn berkecil hati dulu, tetaplah bersyukur, krn setiap tetes ASI adalah anugerah terindah bagi bayi. Sebenarnya saat kita memerah/memompa ASI itu adalah hal yg berbeda dg menyusui bayi secara langsung, memerah/memompas ASI hanya menunjukkan seberapa banyak ibu mampu mengeluarkan ASI, tp jika kita menyusui bayi secara langsung, yakinlah bahwa ASI gak ada habisnya, krn hisapan bayi akan terus merangsang produksi ASI lagi, lagi, dan lagi ;)

Lagipula jika ibu memerah/memompa ASI saat bayi msh newborn, memang itulah kebutuhan bayi (ingat supply ASI mengikuti kebutuhan bayi), krn ukuran lambung bayi yg msh sangat kecil, dlm http://www.menyusui.net/diet-ibu-anak/ukuran-lambung-bayi/ dijelaskan bahwa kapasitas lambung bayi berusia 1hari adalah 5-7mL, atau sebesar kelereng. Menariknya, peneliti menemukan bahwa lambung bayi baru lahir tidak melar untuk dapat menampung lebih banyak. Karena dinding lambung bayi tetap, kelebihan susu seringkali dibuang (dimuntahkan kembali). Kolostrum merupakan makanan pertama bayi dalam jumlah yang tepat. Pada hari ke-3, ukuran lambung bayi berkembang menjadi 0,75-1oz (sekitar 20-30mL). Pemberian ASI dalam jumlah kecil dan sering menjamin bayi mendapatkan susu yang dibutuhkannya. Pada hari ke-7, ukuran lambung bayi sekitar 1,5-2oz (sekitar50-60mL), atau seukuran bola pingpong. Susui bayi sesering mungkin untuk memenuhi kebutuhannya. Dan produksi ASI akan meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan bayi.

Jika ibu berpikir ‘ASI sedikit/seret’ krn menyusu dg durasi yg amat sangat lama (bahkan mungkin bisa seharian nempel ke ibu, ini pengalaman pribadiku looh hehehehehehe), seperti kurang puas menyusu, jangan panik dulu apalagi berpikir bahwa ASI sedikit. Perlu ibu ketahui bahwa bayi (terutama si newborn) ngefans berat dg yg namanya ‘nenen’ :p bayangkan saja, selama 40minggu (mungkin kurang, mungkin lebih), bayi berada di ‘sarang’ yg sangat nyaman bernama rahim ibu, dia selalu merasa nyaman, aman, tentram, hangat, dan gak silau, lalu tiba-tiba dia lahir ke dunia asing yg bahkan mungkin tampak mengerikan bagi si bayi, krn dunia ini terasa dingin, begitu terang, dan silau. Namun saat bayi menyusu semua gundah gulana akan hilang dlm sekejap, dia merasa begitu aman dlm dekapan ibu, tenang, hangat, nyaman, dan dia jg bisa mendengar suara jantung ibunya, suara yg selama 40minggu menjadi lagu nina bobo baginya, jadi amat sangat wajar jika si newborn ini menyusu dengan durasi yg amat sangat lama, bkn krn ASI yg sedikit melainkan mungkin krn dia ingin selalu dekat dg ibunya, dan dia sedang beradaptasi dg ‘dunia baru’ ini. Kalau berdasarkan pengalaman pribadiku, sktr umur 2bln, pola menyusunya akan berubah sendiri.

Jika ibu mendapatkan bayi yg seringkali menangis, maka kenalilah arti tangisan bayi, krn menangis adalah satu2nya cara bayi berkomunikasi (terutama 12bln pertama kehidupannya), jd menangis bukan hanya krn lapar dan ingin menyusu, ada banyak sebab lainnya, seperti takut, sakit, kedinginan, kepanasan, bosan, popok kotor, ingin digendong/dipeluk, dsb.

Berikut adalah beberapa arti tangisan bayi :

  • Dalam http://mari-syukur.blogspot.com/2010/03/makna-tangisan-bayi.html dijelaskan sbb :

5 Macam tangisan bayi. Apa sajakah lima macam tangisan tersebut? Inilah dia macamnya :

  1. Macam tangisan bayi " OWH" = makna tangisan bayi ini adalah menandakan jika bayi tersebut mengantuk.
  2. Macam tangisan bayi " Neh" = makna tangisan bayi ini adalah menandakan jika bayi tersebut lapar.
  3. Macam tangisan bayi " Heh" = makna tangisan bayi ini adalah menandakan jika bayi tersebut dalam posisi yang tidak enak.
  4. Macam tangisan bayi " Eir" = makna tangisan bayi ini adalah menandakan jika bayi tersebut mau buang hajat.
  5. Macam tangisan bayi " Eh" = makna tangisan bayi ini adalah menandakan jika bayi tersebut mau bersendawa.

Nah itu tadi 5 macam dari tangisan bayi. Tapi, selain dari suaranya, kita juga bisa melihat dari ciri-ciri atau body language sang bayi ketika menangis. Setiap bahasa tangis bayi memiliki makna tersendiri. Di bawah ini adalah beberapa macam tangisan bayi dan cara mengatasinya.

1. Tangisan bayi lapar dan ingin menyusu

Bayi akan menangis jika ia lapar. Tangisan haus terdengar dalam nada berulang-ulang. Pertama, ia menangis lalu berhenti untuk mengambil napas, kemudian menangis lagi, aktivitas ini terjadi berulang-ulang.

2. Tangisan bayi mengotori popok

Popok yang basah karena ompol membuat bayi merasa tidak nyaman sehingga ia akan menangis. Tangisan popokku kotor ibaratkan sebuah pengumuman. Suara bayi pada awalnya terdengar pelan, kemudian makin keras. Bayi terlihat menggeliat di tempat tidurnya.

3. Tangisan bayi sakit

Kondisi tidak mengenakkan karena merasa sakit akan membuat bayi terus menangis. Tangisan sakit diawali dengan nada tinggi, hampir seperti jeritan, kemudian bayi terengah-engah pada saat menarik nafas, lalu menjerit lagi. Segera temukan penyebab rasa sakitnya. Periksa perutnya, goyangkan tangan, kaki, leher dan kepalanya. Jika ia menjerit lebih keras ketika Anda menggoyang bagian tertentu, mungkin ada yang sakit karena terjatuh tanpa sepengetahuan Anda. Kompreslah bagian yang sakit dengan air hangat.

4. Tangisan bayi bosan

Bayi cenderung bosan jika ia terlalu lama berbaring. Tangisan yang menandakan anak bosan terdengar mirip teriakan. Bayi tak akan berhenti menangis selama ia merasa bosan.

5. Tangisan bayi minta gendong

Bayi Anda akan menjadi cengeng jika lelah, walaupun ia mungkin tidak ingin tidur. Ia akan merengek dengan menjengkelkan. Kepalanya mungkin terangguk-angguk untuk beberapa detik, dan mungkin Anda melihat bahwa ia menggosok-gosokkan tangannya pada mata serta wajahnya. Mengatasinya, ayunlah ia perlahan-lahan sampai akhirnya ia jatuh tertidur.

6. Tangisan bayi Kesepian

Bayi senang jika orang tua berada di dekatnya. Jika ia merasa kesepian, tangisannya akan terdengar bernada sedih, bukan marah.

  • Dalam http://www.enformasi.com/2009/02/arti-tangisan-bayi.html dijelaskan sbb :

Pada umumnya, para ibu mengartikan tangis bayi sebagai tanda lapar. Ingatlah, menangis tak selalu berarti lapar. Arti tangis berbeda-beda, masing-masing merupakan tanda komunikasi yang jelas sebagai ungkapan pesan kepada Anda tentang apa yang ia butuhkan. Gerakan tubuh yang menyertai tangis dapat membantu Anda lebih memahaminya. Makin keras dan makin lama tangis, makin kuat kebutuhannya.

ARTI TANGISAN BAYI 0-3 BULAN

* "Saya lapar."

Tangis lapar biasanya berpola. Ia menangis, lalu stop untuk bernafas, menangis lagi, lalu stop untuk bernafas. Biasanya diselingi gerakan mengisap. Jika sangat lapar, tangisnya lebih keras dan terus-menerus.

Jika ia masih menangis saat disusui ASI, coba lihat hidungnya. Ada kemungkinan bibir atasnya menutupi hidung dan ia sulit bernafas, sehingga menangis.

* "Saya bosan."

Tangis bosan biasanya pendek, diikuti keheningan, lalu tangis pendek lagi. Tangisnya akan berlanjut jika Anda tak segera mendekatinya dan mengajaknya bermain.

* "Saya lelah."

Tangis lelah berupa rengekan. Ia mungkin akan menggosok-gosok wajahnya dan memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Sebuah usapan atau gerakan berirama cukup menenangkan ia dan bisa membuatnya tidur.

* "Saya kesepian."

Beberapa bayi butuh perhatian lebih dibanding bayi lainnya dan mulai merasa kesepian ketika ia ditinggalkan sendiri untuk waktu lama. Tangis kesepian berupa rengekan setiap menit dan kadang diikuti air mata. Emongan yang lama membuatnya senang.

* "Saya tak nyaman."

Biasanya suara tangis melengking dan jelas, nafas agak tersendat, tapi lalu nafasnya menjadi cepat diikuti tangis lain. Mungkin lengannya terjepit, pantatnya kotor, tertusuk peniti, atau mungkin ia kedinginan/kepanasan.

* "Saya kolik."

Bayi sering menangis karena kolik atau kejang/kram usus. Hingga kini belum diketahui penyebab kolik. Ada dugaan, sistem pencernaan bayi belum sempurna sehingga timbul gangguan pencernaan. Kolik dialami pada 3 bulan pertama kehidupan dan biasanya terjadi sore hari menjelang malam.

Tangis kolik sangat keras disertai jeritan dan episodik: suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapi hanya satu atau dua menit, lalu menangis lagi. Biasanya diikuti gerakan tangan ke arah perut, badan mengencang, dan kadang disertai buang angin. Menggosok perutnya dengan minyak telon dapat membantu menenangkannya.

* "Saya sakit."

Rasa sakit diungkapkan dengan tangis melengking, keras, diselingi rintihan serta rengekan. Tangis bayi yang perutnya mulas, lebih melengking dan lebih ribut. Hubungi dokter anak Anda jika ia menunjukkan gejala-gejala sakit tertentu.

ARTI TANGISAN BAYI 4-12 BULAN Mulai usia 3-4 bulan, Anda akan melihat perubahan nyata pada si kecil. Tangisnya mulai berkurang karena ia sekarang mulai tahu apa yang ada di sekelilingnya. Ia mau mendengarkan dan tertarik terhadap segala sesuatu di sekelilingnya.

* "Saya lapar."

Rasa lapar masih nyata menyebabkan ia menangis. Ia mulai mengkonsumsi makanan padat. Ia pun lebih aktif dibanding sebelumnya dan karenanya cepat lelah. Bayi yang aktif, kebutuhan makannya lebih banyak. Makanan kecil dan minuman dapat memulihkan energinya.

* "Saya tumbuh gigi.

Biasanya bayi mulai tumbuh gigi usia 6 bulan ke atas. Biasanya tangisnya muncul di sore hari, kuat seperti tangis sakit karena ada rasa nyeri.

* "Saya cemas."

Mulai usia 7 atau 8 bulan, kebanyakan bayi menangis karena cemas, terutama saat ia "kehilangan" Anda. Baginya, Anda adalah dasar dari rasa amannya. Ia akan tenang "menjelajahi dunia" selama Anda berada dalam pandangannya. Jika Anda meninggalkannya atau ia tak melihat Anda, meski Anda ada di dekatnya, ia akan menangis.

* "Saya ingin diperhatikan."

Lewat usia 6 bulan, ia mulai mempelajari, menangis ialah suatu alat untuk memperoleh perhatian. Bayi usia 7 atau 8 bulan cukup menyadari, dengan menangis, Anda akan segera berlari mendekatinya. Lebih baik Anda tak buru-buru menggendongnya, tapi hiburlah atau ajak main.

* "Saya sakit."

Rasa sakit yang ia alami lebih karena benturan-benturan pada fisiknya saat ia bergerak aktif. Meski tidak luka, tetap memungkinkan ia menangis. Mungkin lebih karena rasa kaget. Mengalihkan perhatiannya dapat menolong ia melupakan sakitnya dengan cepat.

*"Saya sangat lelah."

Lelah berlebihan ditunjukkan oleh rengekan, lekas marah, dan akhirnya menangis. Menjelang akhir tahun pertamanya, ia mempunyai kehidupan yang penuh dengan pengalaman baru, yang membuatnya kehabisan energi sebelum ia kehilangan semangat. Ia butuh pertolongan Anda untuk membuatnya cukup rileks seperti tidur.

*"Saya marah."

Mulai usia 9 bulan, dalam dirinya mulai berkembang konsep, "Saya ingin." dan kemarahan merupakan caranya untuk menunjukkan rasa frustrasinya ketika sesuatu tak diperoleh sesuai keinginannya. Seolah ia dibuat jengkel oleh batasan-batasan, beberapa di antaranya merupakan rintangan fisik seperti kursi tinggi dan kursi dorong, yang terasa menghalanginya saat ia ingin berkembang lebih leluasa.

Ia juga terhalang oleh kemampuan komunikasinya yang masih baru. Karena tak bisa mengungkapkan keinginannya dengan kata-kata, ia akan menggenggam erat kepalan tangannya dan pipinya memerah, untuk menunjukkan pada Anda bahwa ia tak puas dengan situasi yang ada.

Jadi jelas kan bahwa menangis bukan berarti bayi pasti lapar, dan jg bukan berarti ASI sedikit, melainkan krn banyak sebab ;)

Kalau bayi nampak sering lapar, sebentar-sebentar minta nyusu, ini jg bukan tanda ASI sedikit. ASI adalah makanan alami bayi, jadi tentulah ASI sangat mudah dicerna dan diserap tubuh bayi, nah hal inilah yg menyebabkan bayi ASI terlihat lbh cepat lapar. Hal ini sangat berbeda dg susu formula (sufor), yg membuat bayi terlihat kenyang, ‘awet’ kenyangnya, dan tenang. Tapi taukah ibu? Di balik ketenangan dan nyenyaknya tidur si bayi yg minum sufor itu, pencernaannya sedang bekerja ekstra keras, bahkan mungkin lagi kerja rodi untuk mencerna dan menyerap nutrisi dlm sufor (nutrisi dlm sufor hanya sedikit sekali yg dapat diserap tubuh bayi), hal inilah yg menimbulkan efek kenyang pd bayi.

Sooo…. Apalagi sih yg membuat ibu meragukan kecukupan ASI bagi si kecil? ;p

SEBERAPA SERING IBU SEBAIKNYA MENYUSUI?

Pasti pertanyaan ini sering muncul di benak ibu, apalagi kl ibu baru (pengalaman pribadi lagi nih hehehehehe). Konsep besar menyusui adalah, menyusui semau bayi, tidak dijadwal atau dibatasi, saat bayi mau menyusu sesegera mungkin kita menyusuinya

Kita tahu bahwa menyusui adalah memberi makan (meski memang tidak mutlak memberi makan, karena menyusui tidak sekedar memberi makan, tapi nurturing) sehingga, sangat penting untuk mengenal tanda bayi lapar. Saat bayi menunjukan tanda lapar, masa itu merupakan saat yang tepat untuk menyusui.

Diantara tanda lapar yang bayi tunjukan secara fisik adalah:

- Aktifnya gerakan bola mata, baik saat matanya tertutup atau terbuka

- Mulut membuka dan lidahnya menjulur ketika kepalanya diarahkan payudara.

- Membuat suara rengekan halus.

- Mengisap atau mengigit tangan, jari-jari, selimut atau sprei, atau benda lain yang ada di dekat mulutnya

Itulah masa ideal untuk menyusui, bayi akan lebih mudah menyusu dan melekat pada payudara dan sebaliknya apabila kita menunggu sampai bayi menangis, bahkan sampai menangis dengan keras, tubuhnya melengkung (lordosis) dan meronta-ronta, kondisi ini membuat mulut bayi sulit untuk ditempelkan ke payudara. situasi tersebut menandakan ia sudah sangat lapar dan bisa kita katakan bahwa saat ini kita sudah terlambat memberi ASI. Sebaiknya, bayi kita tenangkan terlebih dahulu sebelum disusui.Sehingga artinya teori "ngek, sel" atau saat nangis kita susui tidak terlalu tepat.

Ada reaksi lain apabila tanda lapar itu terabaikan, beberapa bayi sangat pendiam dan hanya menunggu untuk diberi ASI atau kalau terabaikan malah kembali tidur. Kondisi ini lebih berbahaya, apalagi animo yg berkembang bayi yang sering tidur itu baik, bayinya tidak rewel dan lain-lain, satu ibu ada yg mengatakan "bayi saya ini gk rewel lho, dia jarang menangis, dia mengerti saya, dia diam dan tidur terus pekerjaan saya menjadi sangat terbantu". padahal kondisi ini bisa mengakibatkan kurang gizi, karena kebutuhan bayi untuk tumbuh kurang mencukupi. mungkin akan lebih mudah kita identifikasi lapar apabila bayi bangun dengan cepat bila lapar dan menjadi sangat rewel bila tidak segera diberi ASI segera.

Sehingga hal yang efektif adalah, membantu ibu untuk mengenali temperamen bayinya dan belajar cara terbaik memenuhi kebutuhan bayinya.

Lalu, saat ibu menyusui berlangsung, kapan waktu yang tepat kita menghentikannya? kita akan tetap kembali pada teori besarnya, yaitu menyusui semau bayi, sehingga saat bayi kenyang dia akan melepaskan sendiri payudara ibu.

Sekarang penting juga untuk mengenal tanda-tanda bayi telah kenyang, biasanya saat awal menyusui beberapa bayi seperti tegang dan seiring dengan rasa kenyangnya ia akan menjadi rileks. Sebagian besar bayi melepas puting susu saat merasa kenyang dan sebagian lagi tetap mengisap dengan lembut sampai ia tertidur. Sehingga akan lebih membantu bayi apabila kita membiarkan bayi mengisap sampai habis ASI dari satu payudara sebelum dialihkan ke payudara yang lain agar bayi mendapat ASI yang paling dalam dan produksi ASI akan meningkat.

Dasar teorinya kita sama-sama ketahui bahwa produksi dan pengeluaran ASI diatur oleh kerja hormon Prolaktin dan Oksitosin. kedua Hormon ini akan dihasilkan saat bayi menyusu. Sehingga kesimpulan kita adalah proses menyusui itu sendiri akan meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI juga mempengaruhi tumbuh kembang anak, menyusui semau bayi dapat menjamin tercukupinya kebutuhan bayi.

BERAPA BANYAK KEBUTUHAN ASI BAYIKU?

Hal ini jg seringkali menjadi pertanyaan ibu, terutama bagi ibu bekerja, krn ibu tidak bisa 24jam terus bersama anaknya, dan harus tetap memberikan ASIP (ASI Perah) ;)

Kebutuhan setiap bayi berbeda, tetapi ada cara untuk memperkirakan kebutuhan ASI bagi bayi.

Penelitian membuktikan bahwa bayi usia 0-6 bulan rata-rata membutuhkan sekitar 25oz (750ml) per hari. Kebutuhannya akan berbeda masing-masing bayi, tapi umumnya rata-rata minum sekitar 19-30oz (570-900 ml) per hari (dalam http://www.kellymom.com/bf/pumping/milkcalc.html).

Dalam http://www.kellymom.com/bf/pumping/milkcalc.html juga menjelaskan baha kita bisa menggunakan cara berikut utk menghitung perkiraan kebutuhan ASIP pada bayi :

ü Perkiraan frekuensi bayi menyusu dalam 1hari (24jam).

ü Kemudian jumlah frekuensi menyusu tsb di bagi dengan 25oz (750ml).

ü Kemudian kita akan mendapatkan perkiraan kebutuhan ASIP per sekali minum

Contoh : Jika bayi biasa menyusu 8 kali per hari, maka ibu bisa memperkirakan kebutuhan bayi sktr 3oz (90ml) sekali minum saat ibu tidak berada dekat bayi. (25/8 = 3,1)

Jadi rumus berdasarkan http://www.kellymom.com/bf/pumping/milkcalc.html (dlm situs ini jg terdapat kakulator penghitungnya) adalah :

25 oz / frekuensi menyusu = kebutuhan ASIP

Ada juga dalam http://pippiminke.blogspot.com/2008/02/menghitung-kebutuhan-asi.html contoh sbb :

Senja beratnya 4.7 kilogram, berarti 10.3 pounds. Abis itu dikali 2,5 sampai 3, maka kita dapet angka 25,75 dan 30.9. Dalam sehari Senja kira-kira minum sebanyak 10-12 kali. Berarti setiap kali minum Senja butuh 2,14 sampai 2,5 oz alias 63-74 ml. Yah patokan amannya sekitar 70 ml deh.

Jadi rumusnya adalah :

ü BB bayi (dlm satuan pounds) x 2,5oz x perkiraan frekuensi menyusu = kebutuhan ASIP (minimal)

ü BB bayi (dlm satuan pounds) x 3oz x perkiraan frekuensi menyusu = kebutuhan ASIP (maksimal)

NOTE : 1kg = 2,2 pounds ; 1oz = 30ml (ini pembulatan looh) ;)

Nah.. Sekarang mommies gak bingung lagi kaan gmn caranya menghitung perkiraan kebutuhan ASIP utk si kecil, tinggal pilih salah 1 rumus di atas aj utk menghitungnya, tp itu bukan pakem looh, jd kebutuhannya bisa kurang bisa jg lbh, kan tiap bayi itu unik, apalagi kl bayi udah mulai MPASI (di usia 6bln), mungkin konsumsi ASIP akan berkurang seiring semakin banyaknya jml asupan makanan padatnya, atau ada jg yg tetep stabil (nyusu doyan, makan doyan), fleksibel aj mom hehehehehe ;p

TANDA KECUKUPAN ASI

Kita selalu bertanya-tanya ‘apakah ASI ku cukup utk bayiku?’, berikut adalah tanda-tanda kecukupan ASI:

  • Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa ASI cukup memadai. Diantaranya adalah waktu menyusui tidak terlalu lama atau tidak lebih dari 30 menit. Dalam waktu tersebut bayi sudah dapat mengisap foremilk dan hindmilk yang diproduksi. (kadang hal ini terjadi pengecualian pada baby newborn, spt yg telah dijelaskan di atas, jd jgn khawatir kl bayi menyusu lbh dr 30menit di bulan pertamanya, krn dia msh beradaptasi dan ingin selalu dekat dg ibunya)
  • Bayi yang mendapatkan ASI memadai umumnya lebih tenang, tidak rewel dan dapat tidur pulas. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dalam jumlah memadai biasanya tidak terlalu sering menyusui. (hal ini jg telah dijelaskan di atas)
  • Umumnya jarak menyusui sekitar 2 – 3 jam, pada bayi tertentu yang mempunyai kemampuan minum yang tidak banyak biasanya interval tersebut menjadi lebih sering sekitar 1,5 – 2 jam.
  • Bila kurang dalam waktu 11/2 jam sudah minta minum maka mungkin saja bayi bukan karena haus. Bila digendong dan diayun bayi bisa tampak tenang maka ASI sudah cukup.
  • Tanda pasti bahwa ASI memadai dapat terlihat pada penambahan berat badan bayi yang baik. Dalam keadaan normal usia 0 – 5 hari biasanya berat badan bayi akan menurun. Setelah usia 10 hari bayi akan kembali seperti saat lahir. Setelah itu setiap 2 minggu dalam bulan pertama sebaiknya bayi ditimbang, dalam keadaan ASI cukup bila berat badan naik 500 gram dalam 2 minggu.
  • Pada bayi tertentu yang mempunyai resiko gagal tumbuh (failure to thrive) biasanya pertambahan berat badan 400 gram dalam 2 minggu. Pada kasus ini belum berarti menunjukkan ASI kurang. Bayi beresiko gagal tumbuh biasanya terjadi pada bayi dengan gangguan saluran cerna (penyakit celiac dll), dan sebagian kecil disebabkan karena gangguan metabolisme, endokrin, hormonal dan sebagainya. Ciri khas bayi seperti ini adalah bila minum tidak lama dan lebih sering. Biasanya tampak gangguan saluran cerna seperti sulit BAB, berak hijau dan anak sangat aktif bergerak. (pada pengalaman pribadi dan hasil sharing dg beberapa teman, pd bln pertama terkadang pertambahan BB bayi tidak banyak, mungkin krn ibu dan bayi msh sama2 belajar menyusu dan menyusui, bukan berarti jg gagal tumbuh atau ASI kurang, sebaiknya perbaiki pola makan, dan perhatikan posisi menyusui apakah sudah benar atau blm, atau jika pertambahan BB seret terus ada baiknya periksakan bayi, siapa tau bayi ibu terkena Tounge Tie)

Sumber :

  • http://selasi.net/artikel/kliping-artikel/asi-dan-menyusui/229-seberapa-sering-ibu-sebaiknya-menyusui.html
  • http://www.kellymom.com/bf/pumping/milkcalc.html
  • http://supportbreastfeeding.wordpress.com/2009/01/09/benarkah-asi-ibu-kurang-waspadai-tanda-haus-palsu-pada-bayi/
  • http://www.menyusui.net/diet-ibu-anak/ukuran-lambung-bayi/
  • http://www.enformasi.com/2009/02/arti-tangisan-bayi.html
  • http://mari-syukur.blogspot.com/2010/03/makna-tangisan-bayi.html
  • http://pippiminke.blogspot.com/2008/02/menghitung-kebutuhan-asi.html