Semoga artikel ini berguna dan bermanfaat...hayo ibu-ibu, kita gulirkan bola salju itu semoga semakin membesar dan membesar....
*JAKARTA, KOMPAS.com —* Pemberian air susu ibu (ASI) selama dua tahun
merupakan pondasi terbaik untuk kesehatan bayi. Enzim-enzim yang
terdapat dalam air susu ibu (ASI) sangat dibutuhkan bayi, khususnya
dalam dua tahun pertama perkembangannya..
Namun, setelah si kecil berusia di atas dua tahun, susu apa yang harus
diberikan setelah ASI? Saat ini makin banyak pilihan produk dan merek
susu formula lanjutan untuk bayi berusia di atas satu tahun. Meski
begitu, sebaiknya orangtua harus ekstra hati-hati saat hendak memutuskan
memilih susu formula lanjutan.
Menurut dr Asti Purborini, Sp A, dari Perkumpulan Perinatologi Indonesia
Pusat, orangtua sebaiknya meneliti faktor keamanan pangan dari produk
susu. "Sebaiknya pilih produk aman, misalnya yang tidak mengandung bahan
pengawet. Karena itu, kalau untuk susu, pilihannya adalah susu segar
atau susu UHT (/ultra high temperature/) dan pasteurisasi," katanya.
Selain bebas pengawet, produk susu segar juga lebih murah.
Belajar dari kasus pencemaran susu, baik oleh bakteri /enterobacter
sakazaki/ maupun melamin, penting dipahami oleh para orangtua bahwa susu
formula bayi bukanlah produk yang 100 persen steril. Karena itu, dalam
penggunaan dan penyimpanannya diperlukan perhatian khusus.
Untuk anak berusia dua tahun, pemenuhan gizi anak sebenarnya bisa
dioptimalkan lewat pemberian makanan seimbang. "Berikan anak makanan
yang mengandung karbohidrat, vitamin, protein, dan mineral," kata Ida
Ruslita Amir, SKM, M Kes, dari Persatuan Gizi Indonesia saat ditemui di
acara peluncuran Silaturahmi Ramadhan yang diadakan oleh Frisian Flag,
beberapa waktu lalu.
"Dalam piramida makanan yang dikeluarkan oleh WHO, susu adalah
penyempurna. Jumlah yang dibutuhkan pun lebih kecil dibanding sayuran
atau karbohidrat," papar Rini saat dihubungi *Kompas.com*. Karena itu,
menurut Rini, orangtua tak perlu khawatir bila anak tak mau minum susu
selama kebutuhan nutrisinya sudah terpenuhi dari makanan.
"Ibu-ibu zaman sekarang lebih panik bila anaknya tak mau minum susu,
tapi tenang-tenang saja kalau anaknya susah makan sayur," kata Rini.
Mengenai pemberian makanan kepada anak, Rini menyarankan agar para ibu
membuat makanan sendiri. Selain lebih sehat, bergizi, dan higienis,
tentu saja harganya lebih murah ketimbang membeli makanan instan buatan
pabrik.
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/09/08/11392826/apakah.balita.perlu.susu.formula.lanjutan
*JAKARTA, KOMPAS.com —* Pemberian air susu ibu (ASI) selama dua tahun
merupakan pondasi terbaik untuk kesehatan bayi. Enzim-enzim yang
terdapat dalam air susu ibu (ASI) sangat dibutuhkan bayi, khususnya
dalam dua tahun pertama perkembangannya..
Namun, setelah si kecil berusia di atas dua tahun, susu apa yang harus
diberikan setelah ASI? Saat ini makin banyak pilihan produk dan merek
susu formula lanjutan untuk bayi berusia di atas satu tahun. Meski
begitu, sebaiknya orangtua harus ekstra hati-hati saat hendak memutuskan
memilih susu formula lanjutan.
Menurut dr Asti Purborini, Sp A, dari Perkumpulan Perinatologi Indonesia
Pusat, orangtua sebaiknya meneliti faktor keamanan pangan dari produk
susu. "Sebaiknya pilih produk aman, misalnya yang tidak mengandung bahan
pengawet. Karena itu, kalau untuk susu, pilihannya adalah susu segar
atau susu UHT (/ultra high temperature/) dan pasteurisasi," katanya.
Selain bebas pengawet, produk susu segar juga lebih murah.
Belajar dari kasus pencemaran susu, baik oleh bakteri /enterobacter
sakazaki/ maupun melamin, penting dipahami oleh para orangtua bahwa susu
formula bayi bukanlah produk yang 100 persen steril. Karena itu, dalam
penggunaan dan penyimpanannya diperlukan perhatian khusus.
Untuk anak berusia dua tahun, pemenuhan gizi anak sebenarnya bisa
dioptimalkan lewat pemberian makanan seimbang. "Berikan anak makanan
yang mengandung karbohidrat, vitamin, protein, dan mineral," kata Ida
Ruslita Amir, SKM, M Kes, dari Persatuan Gizi Indonesia saat ditemui di
acara peluncuran Silaturahmi Ramadhan yang diadakan oleh Frisian Flag,
beberapa waktu lalu.
"Dalam piramida makanan yang dikeluarkan oleh WHO, susu adalah
penyempurna. Jumlah yang dibutuhkan pun lebih kecil dibanding sayuran
atau karbohidrat," papar Rini saat dihubungi *Kompas.com*. Karena itu,
menurut Rini, orangtua tak perlu khawatir bila anak tak mau minum susu
selama kebutuhan nutrisinya sudah terpenuhi dari makanan.
"Ibu-ibu zaman sekarang lebih panik bila anaknya tak mau minum susu,
tapi tenang-tenang saja kalau anaknya susah makan sayur," kata Rini.
Mengenai pemberian makanan kepada anak, Rini menyarankan agar para ibu
membuat makanan sendiri. Selain lebih sehat, bergizi, dan higienis,
tentu saja harganya lebih murah ketimbang membeli makanan instan buatan
pabrik.
http://kesehatan.kompas.co
No comments:
Post a Comment