Wednesday, May 5, 2010

tata laksana proses kelahiran dan perawatan bayi baru lahir

Surat saya dapatkan dari Yayasan Orangtua Peduli (YOP) saat saya mengikuti KLASI dan PESAT 9 saat persiapan kehamilan thn 2008, dan saya berhasil melakukannya saat melahirkan anak kedua thn 2009, Alhamdulillah...

===============================================================

TATA LAKSANA
PROSES KELAHIRAN
DAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
YANG KAMI INGINKAN


PROSES KELAHIRAN

NORMAL
Proses Kelahiran bayi kami harap dapat dilakukan sealami mungkin. Apabila dibutuhkan Induksi, Pengguntingan, Vakum, harus dengan sepersetujuan Kami dan hanya demi keselamatan bayi dan Ibu.

Apabila terjadi kondisi yang membahayakan kesehatan ibu dan janin dan kelahiran dengan proses caesar adalah yang terbaik maka Kami bersedia melakukan proses kelahiran dengan bantuan termasuk operasi caesar. Namun kami tetap ingin melaksanakan proses Inisiasi Menyusu Dini

BATASAN KONDISI BAYI
Kami sadar bahwa, Proses Kelahiran yang kami inginkan hanya dapat dilaksanakan apabila bayi dalam kondisi berikut:
1. bayi baru lahir cukup bulan atau hampir cukup bulan (>35 minggu),
2. berat lahir ≥ 2000 gram
3. Bayi didiagnosa Normal
a. langsung menangis saat lahir
b. seluruh tubuhnya tampak kemerahan, tidak pucat dan tidak biru
c. gerakannya aktif
d. refleks hisap menyusu kuat
4. tidak ada tanda tanda patologi, sejak kelahiran sampai dipulangkan ke rumah.

TATALAKSANA BAYI BARU LAHIR DAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG BERSALIN:
Segera setelah Bayi lahir, kami ingin:
1. Bayi diletakkan di Perut Ibu kemudian dilakukan pemotogan Tali Pusat
2. Bayi dikeringkan dengan handuk kering dan hangat tanpa menghilangkan serviks, serta tangan bayi tetap dibiarkan basah dengan air ketuban. Bersamaan dengan ini Perut Ibu dikeringkan juga.
3. Bayi segera diletakkan di dada dan atau perut ibu
o Bayi boleh memakai topi di kepalanya (bila ada)
o Bayi diselimuti hangat untuk mencegah kehilangan panas tubuh (bukan dibedong hanya dilapisi selimut di punggungnya).
o Biarkan Bayi menjalani proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tanpa ada batasan waktu. Kami mengerti dibutuhkannya kesabaran karena akan terjadi proses sebagai berikut
Pada menit - menit awal Bayi akan tampak tidur
Kemudian bayi akan bergerak dengan tangan memijat
Kemudian bayi akan mengeluarkan air liur
Kemudian bayi akan menemukan puting ibu
Biarkan bayi menyusu sampai berhenti sendiri
Yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar (+/- 1 jam)
o Bagi Penganut Agama Islam dapat melakukan proses pembacaan Adzan dan Iqomah ketika bayi di perut Ibu saat menjalani proses IMD.
o Setelah proses IMD selesai, bayi dapat dibawa ke kamar bayi.
o Apabila proses IMD belum selesai, namun ruang bersalin sudah hendak dipakai, mohon bayi tetap dibiarkan di dada Ibu dan secara bersamaan bayi dan ibu dipindahkan ke kamar perawatan untuk melanjutkan proses inisiasi menyusu dini.
o Apabila bayi dirasa perlu diberi kehangatan maka tetap diletakkan di dada ibu karena Dada Ibu dapat menyesuaikan temperatur yang dibutuhkan bayi dan dapat menghindari dari resiko hipoglikemia
o Dalam hal persalinan melalui proses caesar, kami meminta Suami dan pendamping tetap dapat mendampingi dan penyesuaian pemasangan beberapa alat yang biasa dipasangkan pada dada, dipindahkan ke bagian belakang atau punggung, sehingga proses IMD dapat lebih mudah dilaksanakan.


TATALAKSANA PERAWATAN BAYI DI RUANGAN
1. Setelah IMD selesai, kami mengijinkan bayi di bawa ke kamar bayi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dan pencatatan, pemberian vit K1 injeksi IM dosis 1 mg, pemberian salep mata antibiotik dan imunisasi hepatitis B dalam waktu 12 jam pertama setelah lahir. Kami mohon salah satu dari kami boleh mendampingi proses ini.
2. untuk perawatan Tali pusat, kami mohon cukup dibersihkan dan biarkan terbuka (tidak dibungkus apapun kecuali ada infeksi).
3. Kami mohon hasil pemeriksaan:
o Golongan darah (diambil dari darah tali pusat di kamar bersalin)
o Ensim G6PD
o TSH neonatus dan FT4
o Kapan keluarnya mekonium
Dicatat dan diberitahukan kepada kami.
4. Mohon Bayi tidak diberikan kosmetik apapun termasuk bedak, lotion, minyak telon.
5. Apabila bayi tampak ingin menyusu, mohon proses ditunda dan segera berikan ke Ibu.
6. Kami ingin bersama bayi kami menjalani rawat gabung 24 jam kecuali pada jam besuk kami akan memberitahukan pihak kamar bayi
7. kami ingin Bayi mendapatkan ASI eksklusif, untuk itu mohon tidak ada pemberian susu formula, dextrosa dll meski ASI belum keluar sampai 72 jam. Cukup bantu kami terus memantau kondisi umumnya.

TATALAKSANA PERAWATAN RAWAT GABUNG 24 JAM
Dalam Rawat Gabung 24 jam, kami mohon suster kamar perawatan membantu dan mendukung ibu untuk mengetahui dan melaksanakan cara:
1. menyusui yang tepat
2. perawatan dan memandikan bayi
3. cara perawatan payudara.
Prosedur sebagai berikut tetap dijalankan dan diberitahukan kepada kami
1. penimbangan bayi setiap hari.
2. Pemeriksaan bilirubin hanya dilakukan bila
a. bayi tampak kuning di usia 24 jam pertama, atau bayi tampak kuning sekali atau letargis (meski usianya sudah lebih dari 24 jam).
b. ada kecurigaan sepsis

TATALAKSANA KEPULANGAN DARI RUMAH SAKIT
1. Sebelum pulang, kami ingin bayi kami diberikan imunisasi BCG dan Polio
2. Sebelum pulang, ajari ibu cara merawat dirinya dan bayinya. Buatkan perjanjian kontrol.
3. kami diberitahu kan tanda-tanda kapan harus segera menghubungi dokter.


ALASAN PEMBERIAN IMD
WHO, WABA, UNICEF merekomendasikan Pemberian ASI dalam waktu 1 jam kelahiran untuk dapat menyelamatkan lebih dari 1 juta bayi

ALASAN PEMBERIAN IMUNISASI HEP B DALAM 12 JAM KELAHIRAN
Karena Negara Indonesia menurut WHO, CDC, dan IDAI terbukti merupakan negara endemis pengidap Hepatitis B. Oleh karenya meskipun Orangtua bayi bukan pengidap Hep B, kemungkinan tertular sangat tinggi. Imunisasi segera setelah bayi lahir dapat memberikan perlindungan pencegahan
Apabila Orangtua Bayi pengidap Hep B, maka segera berikan juga Vaksin Immunoglobulin secara simultan.

Referensi
1. http://www.ncirs.usyd.edu.au/facts/hepb_brochure.pdf
2. http://www.idai.or.id/jadwal.htm
3. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs204/en/


ALASAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG DAN POLIO SAAT KEPULANGAN
Karena Negara Indonesia menurut WHO, CDC, dan IDAI terbukti merupakan negara endemis pengidap TBC dan Polio.

ALASAN PEMERIKSAAN BILIRUBIN HANYA APABILA ADA TANDA-TANDA BAYI KUNING SAJA

Tujuan :
Mengurangi frekuensi dari hyperbilirubinemia yang parah dan bilirubin ecephalopathy serta meminimalkan resiko yang tidak diharapkan seperti kekhawatiran, menurunnya pemberian ASI serta biaya yang tidak perlu.
Petugas medis harus memonitor perkembangan kuning secara rutin bayi baru lahir minimal setiap 9~ 12 jam sekali. Pemeriksaan bilirubin dilakukan jika :

1.Bayi tampak kuning pada usia 24 jam pertama.
Kuning yang terjadi sebelum 24 jam dikategorikan sebagai patologis dan perlu observasi dan treatment lebih lanjut. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur TcB ( Transcutaneous bilirubin dan atau TSB ( Total serum bilirubin ), golongan darah ibu dan anak, Coombs’.

2. Bayi tampak sangat kuning dan atau kuning sangat progresif
Perlu tidaknya pengukuran ulang Tcb atau TSB tergantung pada usia kelahiran dan tingkat bilirubin.















Estimasi visual tingkat bilirubin dapat memberikan hasil yang keliru terhadap derajat kuning khususnya pada bayi berkulit gelap.

3. Ada kecurigaan sepsis
Jika bilirubin direct meningkat, perlu dilakukan test dan kultur urine. Test tambahan lainnya perlu dilakukan jika ada indikasi secara historis maupun berdasar pemeriksaan fisik.

4. Ada kecurigaan hemolisis
Hemolisis adalah proses pemecahan sel darah merah yang abnormal
Pengukuran dari ETCOc ¬¬memberikan hasil tingkat heme catabolime dan tingkat produksi bilirubin. Nilai ETCOc dapat mengindikasikan apakah peningkatan bilirubin produksi bilirubin memberi kontribusi pada hiperbilirubinemia.


Sumber :
Management of Hyperbilirubinemia in Newborn Infant 35 or more weeks of Gestation, American Academy of Pediatrics




21 may 2009
after birth
bb : 3150 grms
tb : 52 cm

No comments:

Post a Comment