Wednesday, February 10, 2010

Ibu Indonesia Teruslah Menyusui

Sunday, 02 August 2009
MENYUSUIbayi dengan ASI dapat mencegah kematian 1,3 juta bayi setiap tahun.Selain kekebalan tubuh bayi lebih baik,ibu pun berisiko lebih rendah terkena kanker payudara.

Pekan ini, tepatnya 1-7 Agustus mendatang,masyarakat di seluruh dunia menggemakan Pekan Menyusui Dunia (World Breastfeeding Week). Ini merupakan upaya global untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menyusui bayi dengan ASI (air susu ibu) hingga 6 bulan. Hingga kini di seluruh dunia hanya terdapat kurang dari 40% ibu yang menyusui bayinya hingga 6 bulan sesuai anjuran WHO.

Banyak di antara para ibu yang menyerah dan patah arang karena tidak tahu bagaimana cara menyusui yang baik, misalnya cara perlekatan yang tepat.Ada pula yang beralasan sakit atau tidak nyaman saat menyusui. Sungguh ironis karena hal-hal demikian sesungguhnya tidak perlu terjadi jika saja para ibu mau bertanya atau mencari informasi tentang manajemen menyusui (laktasi) yang baik.Padahal menurut WHO, mengajari para ibu baru tentang cara menyusui dapat menyelamatkan 1,3 juta anak dari kematian setiap tahun.

”Meningkatkan hingga 90% angka menyusui global untuk bayi hingga usia 6 bulan dapat menyelamatkan sekitar 13% dari 10 juta kematian balita setiap tahunnya,”kata staf ahli WHO,Constanza Vallenas. Vallenas berpandangan, kurangnya jumlah praktisi menyusui menjadi salah satu kendala,baik di negara maju maupun negara-negara miskin. Untuk itu, ia mengharapkan adanya lebih banyak petugas di rumah sakit, klinis maupun komunitas yang membantu memberikan penyuluhan bagi para ibu ataupun calon ibu baru tersebut.

Sementara itu, dalam pernyataan terkait Pekan Menyusui Dunia 1-7 Agustus, Dirjen WHO Margaret Chan juga menekankan pentingnya memberikan dukungan bagi para ibu di daerah bencana untuk memulai kembali menyusui bayinya.Acapkali saat terjadi bencana dan setelahnya, aktivitas menyusui tergantikan dengan banyaknya bantuan yang datang, salah satunya susu formula.

Hal ini tidak boleh terus berlanjut karena menghentikan pemberian ASI dapat membuat bayi lebih berisiko terkena penyakit.”Fokusnya tetap aktif melindungi dan mendukung kegiatan menyusui,”sebut Chan. Sejak 2004, berdasarkan 3.000 lebih penelitian,WHO menyarankan pemberian ASI eksklusif pada satu jam pertama setelah lahir dan meneruskannya hingga 6 bulan. ASI adalah fondasi imunitas bagi bayi.Bahkan,kolostrum yang dihasilkan beberapa hari menjelang kelahiran hingga 4-5 hari pasca-melahirkan, kaya akan protein dan mineral untuk membantu merangsang kekebalan tubuh bayi.

Dengan daya tahan tubuh kuat, anak terhindar dari berbagai penyakit seperti diare dan radang paru (pneumonia). Manfaat yang sama tidak akan didapat jika ibu hanya memberi bayi susu formula. Sayangnya, banyak para ibu yang masih ragu dan bertanya-tanya bagaimana bayi dapat tumbuh dan berkembang optimal hanya dengan minum ASI selama 6 bulan. Padahal, selain memasok nutrisi dan mengoptimalkan kekebalan tubuh bayi, ASI juga paling aman bagi sistem pencernaan bayi yang masih sensitif.

Spesialis anak dan konsultan laktasi, Prof Dr Hj Rulina Suradi SpA(K) IBCLC, menjelaskan, saluran cerna merupakan salah satu organ terpenting dalam pertumbuhan. Sekitar 80% sel pada saluran cerna menghasilkan antibodi dan 40% jaringan cerna disusun oleh jaringan limfoid yang disebut Gut AssociatedTyphoidTissue (GALT).

”Kedua komponen ini sangat berperan bagi imunitas tubuh manusia. Di lain pihak, saluran cerna merupakan organ yang kerap terpapar lingkungan luar dengan masuknya makanan maupun mikroorganisme,” ujarnya. Secara fisiologis,janin aman dan steril dari mikroorganisme selama dalam kandungan.Namun,beberapa jam setelah dilahirkan,bayi bisa terpapar kuman.Untuk menangkalnya, bayisebaiknya diberikolostrum (disusui) segera setelah lahir. Ini penting karena kolostrum akan menutup reseptor yang ada dalam saluran pencernaan.

”Bayi yang mendapat ASI eksklusif saluran cernanya didominasi bifidobacteri, sejenis bakteri ‘baik’. Hal ini tidak terlihat pada bayi yang diberi susu formula,”ungkapnya. Sementara itu, banyak penduduk Amerika yang salah beranggapan bahwa susu formula itu sama baiknya dengan ASI. Kondisi ini diperburuk dengan adanya sejumlah ibu yang enggan atau malu memberi ASI kepada anaknya saat berada di tempat umum.

”Temuan ini membuktikan bahwa diperlukan pemahaman dan penanaman kesadaran kepada masyarakat luas tentang pemberian ASI sebagai makanan terbaik untuk perkembangan bayi,” ujar Dr Rowe Li dari the Centers for Disease Control and Prevention (CDCP) Amerika. Li yang juga seorang peneliti menekankan bahwa banyak manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI. (inda susanti/rtr)
Sumber : SINDO

No comments:

Post a Comment