Friday, February 19, 2010

pemberian asi secara eksklusif

(Silakan buka link ini http://www.youtube.com/watch?v=xVBdMDl4RXo, agar lebih jelas)

Pemberian ASI secara Eksklusif berarti memberikan HANYA ASI selama 6 bulan pertama usia kehidupan bayi. Madu, kurma, juga air putih tidak diberikan dalam 6 bulan pertama usia bayi.

Bagaimana dengan proses tahnik yang biasa dilakukan pada bayi baru lahir pada umat muslim? Hal ini memerlukan pembahasan lebih lanjut oleh beberapa ahli agama. Namun, dari hasil penelitian ternyata bayi tidak memerlukan makanan lain selain Air Susu Ibu, berdasarkan dari kesiapan secara fungsional organ pencernaan bayi maka proses tahnik harus dipertimbangkan kembali jika menggunakan makanan lain selain ASI.

Mungkinkah proses tahnik dilakukan setelah bayi menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk makanan penambah ASI? Sehingga hal ini akan memudahkan para ibu untuk memulai proses pemberian makanan penambah ASI. Mengingat proses tahnik diyakini membantu perkembangan otot lidah dan rahang bayi, dimana hal tersebut di contohkan oleh Rasulullah SAW.

Banyak penelitian yang telah membuktikan manfaat menunda makanan penambah ASI hingga usia 6 bulan, terlebih temuan bahwa usus pencernaan bayi pada usia 6 bulan mencapai kesempurnaan sehingga ia siap untuk menerima makanan selain ASI.

Sehingga beberapa organisasi internasional maupun nasional seperti WHO, UNICEF, American Academy of Pediatrics (AAP), La Leche League International (LLLI), International Lactation Consultant Association (ILCA), DEPKES RI, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) telah menganjurkan bahwa pemberian MP-ASI dilakukan setelah usia 6 bulan.

Berdasarkan hal diatas, maka akan lebih baik bagi para ibu untuk menunda pemberian makanan penambah ASI hingga usia 6 bulan.

Beberapa tanda yang perlu diketahui oleh para ibu mengenai kesiapan bayi untuk MP-ASI adalah :
1. Bayi dapat duduk dengan baik tanpa bantuan
2. Bayi telah dapat meraih benda-benda atau bahkan makanan yang sedang dipegang oleh orang dewasa
3. Bayi tidak lagi ditemukan reflex primitif seperti “tongue thrust reflex”, yaitu saat bibir bayi disentuh lidahnya akan bergerak kearah mulut
4. Bayi telah siap dan mau untuk mengunyah makanan, dapat ditunjukkan dengan perilaku bayi memasukkan benda-benda yang dipegang kearah mulut
5. Bayi telah memiliki kemampuan untuk mengambil atau meraih benda-benda dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk (“pincer” grasp)
6. Bayi terlihat bersemangat saat memasuki waktu makan dan terlihat mencoba meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.

Mengenai MP-ASI, seorang ibu bertanya mengenai “Baby Led Weaning” atau pemberian MP-ASI secara langsung kepada makanan keluarga tanpa melalui tahapan makanan dengan konsistensi lembut, seperti puree buah/bubur ASI. Dimana biasanya MP-ASI diberikan melalui beberapa tahapan, yaitu pada usia tertentu bayi diberikan bubur ASI/puree buah, kemudian mencapai usia tertentu mulai meningkat dengan tim dan akhirnya makanan keluarga.

Pada “baby led weaning”, bayi diberikan makanan keluarga secara langsung tanpa melalui tahapan tersebut. Gill Rapley dalam bukunya “Baby Led Weaning”, menggambarkan bahwa pada bayi yang menyusu dapat dengan mudah menerima MP-ASI berupa makanan keluarga.

Proses menyusui merupakan bagian dari proses bayi untuk memenuhi kebutuhan makanannya sendiri (self-feeding). “Baby led weaning” merupakan proses lanjutan dari menyusui, dimana bayi yang menentukan apa yang mau dimakan dirinya. Ibu memiliki peran untuk mengatur dan memperkenalkan jenis-jenis makanan yang merupakan makanan keseharian keluarga.
Saat bayi mencapai usia 1 tahun, bayi akan lebih mudah menggunakan sendok-garpu dan mengenali makanan yang ia sukai.

Teknik ini seringkali menimbulkan banyak pertanyaan dari para ibu, “Apakah bayi mampu mengunyah?”, “Apakah bayi tidak akan tersedak?”, dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya.

Menurut paparan Gill Rapley, bahwa jika tanda-tanda kesiapan bayi akan MP-ASI telah ada maka bayi telah mampu mengunyah dengan baik. Saat pemberian MP-ASI melalui teknik “baby led weaning”, sangat dianjurkan agar ibu mengawasi pemberian makanan. Bahkan akan lebih mudah bagi bayi jika saat memakan makanan tidak menggunakan sendok atau garpu, hanya dengan menggunakan tangan (finger food).

Teknik ini membutuhkan kesabaran dari ibu, oleh karena saat bayi mulai makan maka janganlah berharap bayi atau rumah akan bersih. Sehingga, nikmatilah setiap momen perkembangan anak kita dengan hati bahagia.

Proses pemberian MP-ASI, baik melalui tahapan ataupun langsung merupakan pilihan dari ibu. Apa yang terbaik bagi bayi, hanyalah ibu yang memahaminya.

Happy parenting Moms and Dads.. ^_^

Referensi :

AMERICAN ACADEMY OF PEDIATRICS: Breastfeeding and the Use of Human Milk (http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;100/6/1035)

Bonyata. KS; “Is my baby ready for solid foods?” (http://www.kellymom.com/nutrition/solids/solids-when.html)
Lynette Quigley,Nevada. LEAVEN, Vol. 23 No. 2, March-April 1987,p.23 (http://www.llli.org/llleaderweb/LV/LVMarApr87p23.html)

Rapley. G; “Guidelines for implementing a baby-led approach to the introduction of solid food” (http://www.rapley.weaning.com)

UNICEF (http://www.unicef.org/nutrition/index_breastfeeding.html)

WHO (http://www.who.int/nutrition/topics/infantfeeding/en/index.html)

Wilson. AC, J Stewart Forsyth, Greene. SA, Irvine. L, Hau. C, Howie. PW; “Relation of infant diet to childhood health: seven year follow up of cohort of children in Dundee infant feeding study” (http://www.bmj.com/cgi/content/full/316/7124/21)

http://www.wholesomebabyfood.com/babyledweaning.htm

No comments:

Post a Comment