Wednesday, January 13, 2010

Memerah ASI sebetulnya tak sulit selama dilakukan dengan teknik yang benar.

Niat memberikan ASI eksklusif saja ternyata tidak cukup. Banyak ibu menghadapi kendala, seperti keharusan kembali bekerja. Demi memenuhi hak bayi mendapatkan ASI, ibu harus berupaya lebih.

Tinggalkan ASI di rumah sementara ibu bekerja. Toh, ASI bisa diperah, disimpan, untuk kemudian diberikan kepada si kecil. Untuk itulah perlunya keterampilan memerah, terutama bagi ibu yang berhalangan memberikan ASI-nya secara langsung.

PERSIAPAN MEMERAH

Inilah tahapan persiapan memerah ASI:
* Cuci bersih kedua tangan ibu dengan benar dan menggunakan sabun.
* Usahakan relaks dan pilihlah tempat atau ruangan untuk memerah ASI yang tenang dan nyaman.
* Kompres payudara dengan air hangat. Gunakan handuk kecil, waslap, atau kain lembut lainnya.
* Mulailah mengurut payudara dengan langkah sebagai berikut:

A. Massage

* Pergunakan 2 jari, yaitu telunjuk dan jari tengah. Tangan kanan mengurut payudara kiri dan tangan kiri mengurut payudara kanan.

* Bila payudara besar, gunakan keempat jari.

* Dengan tekanan ringan, lakukan gerakan melingkar dari dasar payudara dengan gerakan spiral ke arah puting susu.

B. Stroke

* Dengan menggunakan jari-jari tangan, tekan-tekanlah payudara secara lembut. Dari dasar payudara ke arah puting susu dengan garis lurus, kemudian dilanjutkan secara bertahap ke seluruh bagian payudara.

* Dengan menggunakan sisir yang bergigi lebar, “sisirlah” payudara secara lembut, dari dasar payudara ke arah puting susu.

* Dengan ujung jari, lakukan stroke dari dasar payudara ke arah puting susu.

C. Shake

Dengan posisi tubuh condong ke depan, kocok/goyangkan payudara dengan lembut, biarkan daya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengeluaran ASI.

Teknik memerah ASI dengan tangan metode massage, stroking, dan shaking yang disebut metode Marmet dikembangkan oleh Chele Marmet, seorang Lactation Consultant yang menjadi Direktur Lactation Institute di California.

MEMERAH DENGAN TANGAN ( Teknik Marmet)

1. Letakkan ibu jari di atas kalang payudara dan jari telunjuk serta jari tengah di bawah sekitar 2,5 3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C. Anggaplah payudara sebagai jam, maka posisi/arah ibu jari berada pada jam 12, dua jari lain berada di posisi jam 6. Ibu jari dan jari telunjuk serta jari tengah saling berhadapan.

2. Tekan lembut ke arah dada tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Payudara yang besar dianjurkan untuk diangkat lebih dulu. Kemudian ditekan ke arah dada.

3. Buatlah gerakan menggulung (roll) dengan arah ibu jari dan jari-jari ke depan untuk memerah ASI keluar. Jangan menggesekkan ibu jari dan jari-jari pada kulit karena akan menimbulkan rasa sakit atau nyeri.

4. Ulangi gerakan-gerakan tersebut (1,2,3) sampai aliran ASI berkurang. Kemudian pindahkan lokasi ibu jari ke arah jam 11 dan jari-jari ke arah jam 5, lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.

5. Lakukan pada kedua payudara secara bergantian. Begitu tampak ASI memancar dari puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar dan berhasil. Jangan lupa untuk meletakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperah.

Seluruh prosedur persiapan dan pemerahan dengan tangan membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit, meliputi:

- Massage, stroke, dan shake.
- Perah kedua payudara selama 5-7 menit tiap payudara.

- Massage, stroke dan shake.
- Perah kedua payudara selama 3-7 menit tiap payudara.

- Massage, stroke dan shake.
- Perah kedua payudara selama 2-3 menit tiap payudara.

Sebagai catatan, waktu yang dibutuhkan untuk memerah ASI di atas hanyalah patokan saja. Bila pasokan ASI sudah baik/banyak, patokan tersebut dapat diabaikan karena patokan waktu ini bermanfaat bila ASI hanya keluar sedikit atau bahkan belum keluar sama sekali. Yang justru harus diperhatikan adalah aliran ASI. Bila mulai berkurang alirannya segera ganti dengan memerah payudara berikutnya.

(Hilman Hilmansyah. Ilustrasi Dok. NAKITA; Konsultan Ahli: dr. Utami Roesli, SpA., MBA., CIMI., IBCLC,
Ketua Yayasan Sentra Laktasi Indonesia)

ASI PERAH HANYA KALA IBU-BAYI TERPISAH

Harap diingat, aktivitas menyusui langsung (breastfeeding) sebenarnya lebih bermanfaat dibanding ASI perah. Keterikatan, kedekatan, dan terciptanya suasana aman serta nyaman saat menyusui langsung dapat meningkatkan pertumbuhan fisik maupun psikis bayi.

Karena itu, berikan ASI perah hanya kala bayi “terpisah” untuk sementara waktu dari ibunya. Setelah ibu di rumah dan bertemu kembali dengan si kecil, aktivitas menyusui langsung dapat segera dilakukan.

KOSONGKAN PAYUDARA AGAR ASI TERUS DIPRODUKSI

Agar produksi terus berjalan, ASI di payudara harus habis lebih dulu. Bila payudara kosong, barulah proses memproduksi ASI akan kembali dan seterusnya.

Saat memerah ASI, prosesnya hampir sama dengan mengeluarkan pasta gigi. Bila hanya menekan ujung pasta gigi, tentu pastanya tak akan keluar. Jadi, bagian yang agak belakanglah yang harus ditekan.
Penelitian Hartmann (Th 2007), bahwa tidak lagi ada sebuah “gudang” ASI (Sinus Lactiferus), sehingga keberadaan ASI jauh lebih dekat pada permukaan payudara. Sehingga proses memerah payudara sesungguhnya lebih mudah.

PERAH DENGAN TANGAN LEBIH DIANJURKAN

ASI yang diperah dengan pompa sebenarnya tak direkomendasikan atau tak dianjurkan diberikan kepada bayi.

Kenapa? Karena banyak pompa ASI di pasaran yang tidak memenuhi standar. Bahan karet yang terdapat di bagian belakang pompa yang berbentuk seperti bohlam ternyata tak bisa disterilkan. Bahkan bisa menjadi media yang menyalurkan mikroba. Lantaran itu, ASI hasil pompa dianjurkan hanya sebatas untuk mengatasi pembengkakan payudara.

Memang ada pula pompa ASI yang memenuhi standar, seperti pompa elektrik dan pompa berbentuk piston. Namun harganya terbilang mahal.
Jadi, yang dianjurkan tetaplah teknik memerah dengan tangan. Selain mudah, tak merepotkan serta tak perlu mengeluarkan uang untuk membeli peralatan. Modalnya cuma satu, keterampilan ibu memerah ASI dengan tepat seperti di atas.

(Henny Zainal, dr; Dian Nurcahyati Basuki, dr, IBCLC)

No comments:

Post a Comment